Anies: Masalah Terbesar Indonesia adalah Ketimpangan, Ketidaksetaraan, dan Ketidakadilan
Minggu, 04 Februari 2024 - 20:31 WIB
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 1, Anies Baswedan mengatakan bahwa permasalahan terbesar Indonesia saat ini adalah masih adanya ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan.
Hal itu ia sampaikan di Debat Terakhir Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).
“Persoalan terbesar bangsa kita hari ini, republik kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan,” ujar Anies.
Anies menilai ketimpangan saat ini terjadi di seluruh wilayah yang berada di Indonesia. Hal itu mulai dari kota Jakarta-luar Jakarta, Jawa-luar Jawa.
“Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa-luar Jawa, kaya-miskin, desa-kota, pendidikan umum-pendidikan agama, pendidikan kejuruan, dan pendidikan teknis,” tuturnya.
Lebih jauh, mantan Gubernur Jakarta itu menilai ketimpangan ini menjadi fenomena yang menjadi bahaya bagi Indonesia apabila tidak dilakukannya perubahan.
Baca juga:
“Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan bagi republik ini. Bahkan di bidang perekonomian segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian kita,” pungkasnya.
Hal itu ia sampaikan di Debat Terakhir Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Baca Juga
“Persoalan terbesar bangsa kita hari ini, republik kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan,” ujar Anies.
Anies menilai ketimpangan saat ini terjadi di seluruh wilayah yang berada di Indonesia. Hal itu mulai dari kota Jakarta-luar Jakarta, Jawa-luar Jawa.
“Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa-luar Jawa, kaya-miskin, desa-kota, pendidikan umum-pendidikan agama, pendidikan kejuruan, dan pendidikan teknis,” tuturnya.
Lebih jauh, mantan Gubernur Jakarta itu menilai ketimpangan ini menjadi fenomena yang menjadi bahaya bagi Indonesia apabila tidak dilakukannya perubahan.
Baca juga:
“Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan bagi republik ini. Bahkan di bidang perekonomian segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian kita,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda