Selain Kesehatan, Program Makan Siang Gratis Juga Atasi Permasalahan Sosial-Ekonomi

Sabtu, 03 Februari 2024 - 22:43 WIB
Program makan siang dan susu gratis di sekolah, serta pesantren disebut dapat mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi di masyarakat. (Ilustrasi: Freepik/rawpixel.com)
JAKARTA –Program makan siang dan susu gratis di sekolah, serta pesantren yang diinisiasi pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka disebut tidak hanya menjadi solusi bagi persoalan kesehatan atau kekurangan gizi. Program ini juga dinilai mampu mengentaskan permasalahan sosial dan ekonomi di masayarakat, khususnya bagi kalangan kelas menengah ke bawah.

Juru bicara calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, Emil Elestianto Dardak mengaku jika Prabowo sangat antusias jika membahas mengenai sumber daya manusia (SDM).

“Pak Prabowo sangat antusias kalau membahas sumber daya manusia (SDM). Prasyarat utamanya adalah sehat dan itu dimulai dari tumbuh kembang optimal. Itu sebabnya mendorong perbaikan gizi jadi prioritas, utamanya bagi anak sekolah dan santri. Program ini juga dianjurkan oleh lembaga internasional sekelas WFP, yang berarti program ini berbasis sains, bukan akal-akalan atau gimik,” katanya.



Dia juga berharap, program tersebut nantinya sama seperti imunisasi, yaitu distribusinya secara efektif.

“Harapannya sama seperti program imunisasi. Supaya lokus distribusinya efektif, maka kebijakan ini menyasar anak-anak di sekolah dan pesantren. Karena saat waktu makan siang atau jam 12 teng, itu belum tentu sekolah sudah selesai, kemudian mereka pulang dan makan di rumah," ujar Emil.

Wakil Gubernur Jawa Timur itu pun menegaskan, makanan yang nantinya terdistribusi dipastikan telah memenuhi standar gizi nasional. Sebagai acuannya, pemerintah saat ini telah memiliki program “Isi Piringku” yang berlandaskan pemenuhan gizi seimbang dalam 700 kalori. Adapun rinciannya adalah karbohidrat atau makanan pokok 150 gr nasi, 75 gr lauk hewani, 100 gr lauk nabati, 150 gr sayuran, dan 150 gr buah-buahan.

“Tanpa digembor-gemborkan, isi kandungan dalam makan siang gratis pasti sudah dibahas karena tujuannya adalah upgrade, bukan downgrade. Tidak mungkin kami memberikan makan kalau yang kandungan gizinya malah turun dari sebelumnya,” tegas Emil.

Persoalan lain yang turut diatasi melalui program ini adalah isu sosial dan ekonomi. Menurut Emil, tidak sedikit orang tua yang kesulitan memberikan ongkos atau uang sekolah yang pas bagi anaknya. Sekalipun uang yang diberikan cukup untuk makan siang, makanan yang disantap pun belum tentu sesuai standar gizi nasional.

“Program ini akan sangat membantu bagi keluarga yang beban keuangan untuk makan sangat membengkak jika dibandingkan uang bulanannya. Jangankan untuk keluarga kategori pra sejahtera, bagi yang belum berani menyatakan sejahtera saja kewalahan untuk kebutuhan ongkos sekolah anaknya. Di saat yang sama, kita juga mengatasi permasalahan asupan gizi karena sekolah yang menyediakan makanan,” kata Emil.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More