Polemik Pernyataan Presiden Berkampanye, Connie: Jokowi Lakukan Kejahatan Politik
Kamis, 25 Januari 2024 - 21:26 WIB
JAKARTA - Analis militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan kejahatan politik. Hal itu terkait pernyataan Jokowi yang menyebut presiden boleh berkampanye dan memihak pada salah satu paslon di pemilu.
Hal itu disampaikan Connie dalam diskusi bertajuk “Pemilu Curang Menyoal Netralitas Presiden hingga Laporan Kemhan ke Bawaslu” yang digelar PBHI di Tebet, Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Hadir sebagai narasumber lainnya, Peneliti BRIN Prof. Poltak Partogi Nainggolan, akademisi Bivitri Susanti, Direktur Imparsial Gufron Mabruri dan Ketua PBHI Nasional Julius lbrani.
"Ini yang saya bilang gawat. Gambar kemarin membuat saya merasa presiden sudah tidak mau cuti, tidak mau mundur tapi malah melakukan kejahatan politik. Ini kejahatan terbesar politik. Apa kejahatan terbesar di politik itu? High treason. Dia mengkhianati negara dan sistem demokrasi karena fungsi dia sudah campuradukan sendiri antara posisi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan kepala rumah tangga," kata Connie.
Connie menyebut bila Presiden bersikeras mendukung apalagi menyatakan dukungan dengan memberi kesan TNI siap mendukung di belakangnya, maka Kepala Negara wajib menanggung konsekuensi. Salah satunya, dengan mengundurkan diri.
"Jika presiden bersikeras maka menurut saya presiden wajib mengundurkan diri. Ini bukti dia tidak bisa pisahkan antara menjadi Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan. Dua fungsi dalam satu individu hanya bisa dipisahkan dengan paham etika," kata Connie.
Menurut dia, Jokowi pantas dihukum seberat-beratnya. Sebab, menggunakan dan menyatakan kapasitasnya sebagai Kepala Negara untuk mencampuri urusan politik.
Connie juga mengeritik Jokowi yang berbicara dengan latar belakang atribut TNI yakni penyerahan pesawat untuk keperluan TNI. Jokowi, ingin menunjukan di belakang dirinya terdapat jajaran prajurit TNI dan didampingi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan tiga Kepala Staf Angkatan, serta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Connie menilai Jokowi tidak memikirkan bagaimana perasaan para perwira yang di belakangnya itu ketika berbicara soal politik praktis. "Menurut saya mengkhianati, bukan hanya mengkhianati negara juga mengkhianati TNI," kata dia.
Connie secara pribadi mengatakan dirinya tak pernah menyimpan dendam. Namun, Connie geram betul dengan sikap Jokowi. "Saya bukan orang menyimpan dendam, tapi do not ever try to mess our nation. Jangan pernah mengacak-acak negara. Karena di titik ini mempertahankan kehormatan dan kedaulatan negara sudah bukan urusan TNI/Polri saja, tapi urusan rakyat Indonesia," kata Connie.
Hal itu disampaikan Connie dalam diskusi bertajuk “Pemilu Curang Menyoal Netralitas Presiden hingga Laporan Kemhan ke Bawaslu” yang digelar PBHI di Tebet, Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Hadir sebagai narasumber lainnya, Peneliti BRIN Prof. Poltak Partogi Nainggolan, akademisi Bivitri Susanti, Direktur Imparsial Gufron Mabruri dan Ketua PBHI Nasional Julius lbrani.
"Ini yang saya bilang gawat. Gambar kemarin membuat saya merasa presiden sudah tidak mau cuti, tidak mau mundur tapi malah melakukan kejahatan politik. Ini kejahatan terbesar politik. Apa kejahatan terbesar di politik itu? High treason. Dia mengkhianati negara dan sistem demokrasi karena fungsi dia sudah campuradukan sendiri antara posisi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan kepala rumah tangga," kata Connie.
Connie menyebut bila Presiden bersikeras mendukung apalagi menyatakan dukungan dengan memberi kesan TNI siap mendukung di belakangnya, maka Kepala Negara wajib menanggung konsekuensi. Salah satunya, dengan mengundurkan diri.
Baca Juga
"Jika presiden bersikeras maka menurut saya presiden wajib mengundurkan diri. Ini bukti dia tidak bisa pisahkan antara menjadi Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan. Dua fungsi dalam satu individu hanya bisa dipisahkan dengan paham etika," kata Connie.
Menurut dia, Jokowi pantas dihukum seberat-beratnya. Sebab, menggunakan dan menyatakan kapasitasnya sebagai Kepala Negara untuk mencampuri urusan politik.
Connie juga mengeritik Jokowi yang berbicara dengan latar belakang atribut TNI yakni penyerahan pesawat untuk keperluan TNI. Jokowi, ingin menunjukan di belakang dirinya terdapat jajaran prajurit TNI dan didampingi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan tiga Kepala Staf Angkatan, serta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Connie menilai Jokowi tidak memikirkan bagaimana perasaan para perwira yang di belakangnya itu ketika berbicara soal politik praktis. "Menurut saya mengkhianati, bukan hanya mengkhianati negara juga mengkhianati TNI," kata dia.
Connie secara pribadi mengatakan dirinya tak pernah menyimpan dendam. Namun, Connie geram betul dengan sikap Jokowi. "Saya bukan orang menyimpan dendam, tapi do not ever try to mess our nation. Jangan pernah mengacak-acak negara. Karena di titik ini mempertahankan kehormatan dan kedaulatan negara sudah bukan urusan TNI/Polri saja, tapi urusan rakyat Indonesia," kata Connie.
(cip)
tulis komentar anda