Ragukan Perencanaan Pertahanan Prabowo, Ganjar: Saya Tidak Rela Anggota TNI Mati Sia-sia
Minggu, 07 Januari 2024 - 23:20 WIB
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengkritisi kebijakan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) bekas yang dilakukan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang juga capres di Pilpres 2024. Menurutnya, impor alutsista bekas berisiko besar bagi sistem pertahanan dan keamanan nasional, serta keselamatan para prajurit.
"Dalam merencanakan sistem pertahanan, kita tidak boleh gonta-ganti, harus konsisten. Kita musti mendengarkan betul-betul dari seluruh matra, seluruh proses perencanaannya harus bottom up (dari bawah ke atas)," kata Ganjar dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (7/1/2024) malam.
Ganjar mengaku ragu dengan perencanaan Prabowo Subianto sebagai Menhan dalam upaya memperkuat pertahanan negara. "Hari ini saya meragukan (perencanaan Menhan) karena saya bicara dengan pilot (Angkatan Udara), saya bicara dengan Angkatan Laut soal permasalahan ini. Perencanaan yang top down membuat seluruh matra hanya menerima saja," katanya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyatakan dirinya bersama dengan TNI. "Saya mendengarkan, saya mampir bertemu di rumah-rumah dan asrama mereka. Saya tidak mau jika mereka mati bertempur sia-sia. Saya tidak rela. Itulah yang saya bela. Perencanaa bottom up adalah yang mereka inginkan," ujarnya.
Soal keberpihakan kepada TNI dan Polri, Ganjar juga menyinggung soal kesejahteraan. Komitmen itu didukung oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.
"Mas Ganjar itu anak polisi berpangkat rendah. Beliau sangat paham permasalah kesejahteraan aparat. Jaminan kebutuhan dasar prajurit dan keluarga yang lebih berkualitas dan beasiswa khusus untuk anak-anak Bintara dan Tamtama Polri maupun TNI melalui Program Kuliah Gratis Anak TNI dan Polri ada dalam perencanaan Beliau," kata Andika Perkasa.
"Dalam merencanakan sistem pertahanan, kita tidak boleh gonta-ganti, harus konsisten. Kita musti mendengarkan betul-betul dari seluruh matra, seluruh proses perencanaannya harus bottom up (dari bawah ke atas)," kata Ganjar dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (7/1/2024) malam.
Ganjar mengaku ragu dengan perencanaan Prabowo Subianto sebagai Menhan dalam upaya memperkuat pertahanan negara. "Hari ini saya meragukan (perencanaan Menhan) karena saya bicara dengan pilot (Angkatan Udara), saya bicara dengan Angkatan Laut soal permasalahan ini. Perencanaan yang top down membuat seluruh matra hanya menerima saja," katanya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyatakan dirinya bersama dengan TNI. "Saya mendengarkan, saya mampir bertemu di rumah-rumah dan asrama mereka. Saya tidak mau jika mereka mati bertempur sia-sia. Saya tidak rela. Itulah yang saya bela. Perencanaa bottom up adalah yang mereka inginkan," ujarnya.
Soal keberpihakan kepada TNI dan Polri, Ganjar juga menyinggung soal kesejahteraan. Komitmen itu didukung oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.
"Mas Ganjar itu anak polisi berpangkat rendah. Beliau sangat paham permasalah kesejahteraan aparat. Jaminan kebutuhan dasar prajurit dan keluarga yang lebih berkualitas dan beasiswa khusus untuk anak-anak Bintara dan Tamtama Polri maupun TNI melalui Program Kuliah Gratis Anak TNI dan Polri ada dalam perencanaan Beliau," kata Andika Perkasa.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda