Blusukan ke Pasar-pasar, Atikoh Ganjar: Masyarakat dan Pedagang Butuh Harga yang Stabil

Rabu, 03 Januari 2024 - 19:24 WIB
Istri capres Ganjar Pranowo yang juga diusung Partai Perindo, Siti Atikoh Supriyanti mengatakan, masyarakat dan pedagang membutuhkan stabilisasi harga. Foto/TPN Ganjar-Mahfud
JAKARTA - Istri capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang juga diusung oleh Partai Perindo, Siti Atikoh Supriyanti mengatakan, masyarakat dan pedagang sama-sama membutuhkan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok. Hal itu disampaikan Atikoh Ganjar , setelah blusukan ke pasar-pasar tradisional di berbagai daerah serta berdialog dengan masyarakat dan pedagang.

Atikoh menilai, masyarakat dan pedagang sama-sama mengeluhkan harga bahan pokok, seperti gula, beras, dan cabai yang melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

"Hal yang adil bagi penjual dan pembeli adalah harga yang stabil. Penjual tidak pusing menentukan harga jual. Pembeli juga bisa tenang menghitung kemampuan belanjanya," kata Atikoh Ganjar, seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya, @atikoh.s, Rabu (3/1/2024).



Dalam kesempatan itu, Atikoh juga mendapatkan keluhan dari pedagang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tegal, Jawa Tengah.



Salah seorang pedagang cemilan tradisional "Rambut Nenek" mengeluhkan harga gula yang melambung dari Rp12.000 per kilogram (kg) menjadi Rp18.000 per kg.

"Terkait dengan harga gula, yang ini saya ditangisi seluruh ibu-ibu rumah tangga. Tapi bukan hanya harga gula saja kan ibu-ibu ya?" ujar Atikoh.

Dia menuturkan, sebenarnya masyarakat dan pedagang sama-sama tidak menuntut harga bahan pokok yang murah, melainkan yang terjangkau dan stabil. Diakui harga bahan pangan kalau murah, maka akan merugikan para petani, juga pedagang karena margin keuntungan tipis.

Begitu pula jika harga pangan terlalu mahal, daya beli masyarakat berkurang, dan pedagang pun tak bisa mengambil keuntungan. "Jadi masyarakat dan pedagang itu yang dibutuhkan bukan harga murah tapi affordable, maksudnya yang terjangkau dan stabil. Sebab kalau harga pangan dari produk pertanian murah, yang nangis nanti petaninya," tutup Atikoh.
(maf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More