1.185 Warga Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Selasa, 02 Januari 2024 - 19:14 WIB
JAKARTA - Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur terus mengalami peningkatan. Bahkan, pada hari ini sekitar pukul 11.49 WITA, gunung tersebut mengalami erupsi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per 1 Januari 2024 telah menaikkan status gunung menjadi level III atau Siaga dengan rekomendasi masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari pusat erupsi.
Sebagai langkah antisipasi dan penanganan dampak erupsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur bergerak cepat turun ke lapangan untuk monitoring, kaji cepat, mendirikan tenda pengungsi, menyerahkan logistik maupun pembagian masker dan selimut kepada masyarakat termasuk membersihkan jalan dari sebaran abu vulkanik menggunakan mobil tangki air.
Hasil kaji cepat sementara per 1 Januari 2024, sebanyak 1.185 warga Desa Boru, Kecamatan Wilanggitang, yang terdiri dari 554 laki-laki dan 611 perempuan telah mengungsi ke beberapa titik, mulai rumah kerabat, posko pengungsian termasuk tenda mandiri yang ada di kebun warga.
“Adapun di wilayah Desa Konga, ada sebanyak 328 warga yang terdiri dari 224 dewasa, 79 anak dan 25 balita mengungsi setelah terdampak erupsi,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Flores Timur, Avi Hallan, Selasa (2/1/2024).
Avi mengatakan jika ditotal, ada sebanyak 5 desa di Kecamatan Wulanggitang dan 2 desa di Kecamatan Ile Bura yang terdampak erupsi. Dua kecamatan tersebut berdekatan dengan puncak kawah. “Hujan abu vulkanik masih sering terjadi di dua wilayah kecamatan tersebut jika terjadi erupsi, tergantung arah mata angin,” katanya.
Avi mengungkapkan dengan masifnya pengungsian mandiri oleh warga, BPBD Kabupaten Flores Timur bersama tim gabungan membantu mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda terpusat untuk memudahkan monitoring dan penangannya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per 1 Januari 2024 telah menaikkan status gunung menjadi level III atau Siaga dengan rekomendasi masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari pusat erupsi.
Sebagai langkah antisipasi dan penanganan dampak erupsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur bergerak cepat turun ke lapangan untuk monitoring, kaji cepat, mendirikan tenda pengungsi, menyerahkan logistik maupun pembagian masker dan selimut kepada masyarakat termasuk membersihkan jalan dari sebaran abu vulkanik menggunakan mobil tangki air.
Hasil kaji cepat sementara per 1 Januari 2024, sebanyak 1.185 warga Desa Boru, Kecamatan Wilanggitang, yang terdiri dari 554 laki-laki dan 611 perempuan telah mengungsi ke beberapa titik, mulai rumah kerabat, posko pengungsian termasuk tenda mandiri yang ada di kebun warga.
“Adapun di wilayah Desa Konga, ada sebanyak 328 warga yang terdiri dari 224 dewasa, 79 anak dan 25 balita mengungsi setelah terdampak erupsi,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Flores Timur, Avi Hallan, Selasa (2/1/2024).
Baca Juga
Avi mengatakan jika ditotal, ada sebanyak 5 desa di Kecamatan Wulanggitang dan 2 desa di Kecamatan Ile Bura yang terdampak erupsi. Dua kecamatan tersebut berdekatan dengan puncak kawah. “Hujan abu vulkanik masih sering terjadi di dua wilayah kecamatan tersebut jika terjadi erupsi, tergantung arah mata angin,” katanya.
Avi mengungkapkan dengan masifnya pengungsian mandiri oleh warga, BPBD Kabupaten Flores Timur bersama tim gabungan membantu mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda terpusat untuk memudahkan monitoring dan penangannya.
tulis komentar anda