Bacaleg Perindo Mahesa Bintang: Pendidikan Kunci Sukses Turunkan Angka Kemiskinan
Selasa, 07 November 2023 - 20:07 WIB
JAKARTA - Bacaleg DPR Dapil Jawa Timur IV (Lumajang dan Jember) Partai Perindo Mahesa Bintang Putera Aldafi menyebut pendidikan dan lapangan kerja merupakan kunci untuk mengurangi kemiskinan.
Hal tersebut dikatakan Mahesa melihat kondisi di daerah pemilihannya (Dapiilnya) yang masih banyak angka pengangguran.
"Saya lihat di Lumajang dan Jember itu tingkat kriminalitas (karena pengangguran) tinggi, anak mudanya pendidikan masih kurang banyak masih banyak hal-hal yang harus kita kembangkan dan bina," kata Mahesa dalam #PodcastAksiNyata, Selasa (7/11/2023).
Karena itu, sebagai anak muda yang fokus dengan masalah tersebut, Mahesa mengaku terpanggil. Salah satunya mencoba menjadi calon anggota legislatif (Caleg) agar bisa menyalurkan aspirasi masyarakat.
"Dengan kita wujud sebagai legislatif di Senayan itu kita bisa membantu mewujudkan itu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, saat ini wajib belajar tahun 12 tahun SD, SMP, dan SMA. Jika nanti bisa sampai kuliah atau perguruan tinggi otomatis taraf hidup masyarakat bisa berkembang," ujarnya.
"Di mana nantinya anak-anak akan terus maju dan berkembang dan bisa membangunkan daerahnya. Itu dimulai dari hal-hal pendidikan. Di mana dengan pendidikan sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan," lanjutnya.
Selain itu, Mahesa juga mengajak anak muda untuk mengambil peran dalam melakukan aksi nyata kepada masyarakat, terutama untuk banyak terlibat aktif dalam kegiatan di masyarakat atau paling tidak masuk dalam kancah perpolitikan. "Indonesia emas 2045 ini perannya kita kita (anak muda) untuk maju gitu, karena dalam mewujudkan itu kita harus banyak kontribusi anak muda gitu," kata dia.
Meski pemerintahan saat ini sudah on the track dengan melaksanakan sejumlah langkah investasi, membuka lapangan pekerjaan, dan beasiswa untuk mempersiapkan sumber daya unggul ke depannya, namun, kata Mahesa, hal tersebut belum 100% efektif.
"Dengan adanya kekurangan itu kita berusaha memperbaiki apa yang ada kita lanjutkan, apa yang tidak cocok bisa kita evaluasi untuk kita ganti. Karena kan anak muda banyak gagasan-gagasan berarti ya. Kalau bukan anak muda yang memberikan gagasan dan masukan pemerintahan juga nggak tahu," katanya.
Hal tersebut dikatakan Mahesa melihat kondisi di daerah pemilihannya (Dapiilnya) yang masih banyak angka pengangguran.
"Saya lihat di Lumajang dan Jember itu tingkat kriminalitas (karena pengangguran) tinggi, anak mudanya pendidikan masih kurang banyak masih banyak hal-hal yang harus kita kembangkan dan bina," kata Mahesa dalam #PodcastAksiNyata, Selasa (7/11/2023).
Karena itu, sebagai anak muda yang fokus dengan masalah tersebut, Mahesa mengaku terpanggil. Salah satunya mencoba menjadi calon anggota legislatif (Caleg) agar bisa menyalurkan aspirasi masyarakat.
"Dengan kita wujud sebagai legislatif di Senayan itu kita bisa membantu mewujudkan itu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, saat ini wajib belajar tahun 12 tahun SD, SMP, dan SMA. Jika nanti bisa sampai kuliah atau perguruan tinggi otomatis taraf hidup masyarakat bisa berkembang," ujarnya.
"Di mana nantinya anak-anak akan terus maju dan berkembang dan bisa membangunkan daerahnya. Itu dimulai dari hal-hal pendidikan. Di mana dengan pendidikan sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan," lanjutnya.
Selain itu, Mahesa juga mengajak anak muda untuk mengambil peran dalam melakukan aksi nyata kepada masyarakat, terutama untuk banyak terlibat aktif dalam kegiatan di masyarakat atau paling tidak masuk dalam kancah perpolitikan. "Indonesia emas 2045 ini perannya kita kita (anak muda) untuk maju gitu, karena dalam mewujudkan itu kita harus banyak kontribusi anak muda gitu," kata dia.
Meski pemerintahan saat ini sudah on the track dengan melaksanakan sejumlah langkah investasi, membuka lapangan pekerjaan, dan beasiswa untuk mempersiapkan sumber daya unggul ke depannya, namun, kata Mahesa, hal tersebut belum 100% efektif.
"Dengan adanya kekurangan itu kita berusaha memperbaiki apa yang ada kita lanjutkan, apa yang tidak cocok bisa kita evaluasi untuk kita ganti. Karena kan anak muda banyak gagasan-gagasan berarti ya. Kalau bukan anak muda yang memberikan gagasan dan masukan pemerintahan juga nggak tahu," katanya.
(cip)
tulis komentar anda