Ratusan Warganya Tewas, Fadli Zon Ingatkan Kejahatan Israel dan Ketidakadilan Global

Minggu, 08 Oktober 2023 - 21:31 WIB
Warga menggunakan alat seadanya mencari korban di puing reruntuhan bangunan yang hancur dibom rudal Israel di Khan Younis, Gaza, Palestina, Minggu (8/10/2023). Foto/Reuters
JAKARTA - Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, sejak Sabtu (7/10/2023) memasuki hari kedua. Menurut laman Aljazeera, tercatat sekitar 400 warga Israel tewas dan lebih dari 2.000 luka-luka.

Sementara Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa jumlah korban tewas warga Palestina akibat bombardir Israel atas Jalur Gaza sekitar 313 orang, termasuk 20 anak-anak, dan 1.990 lainnya terluka.

Menyikapi tensi dan konflik yang memanas tersebut, Fadli Zon, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, meminta semua pihak objektif dan adil dalam memberikan pernyataan. Bagaimana kita meredakan kekerasan yang dapat menimbulkan korban sipil di kedua pihak. Apa yang terjadi sekarang ini akibat diamnya dunia internasional dan PBB atas penindasan yang dilakukan Israel atas rakyat dan tanah Palestina.



“Kita tak bisa menyebut Hamas teroris. Serbuan Hamas atas Israel adalah akibat penyerangan pendudukan Israel yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsa, aneksasi atas tanah warga Palestina, provokasi sentimen anti-Palestina, yahudisasi yang terus meluas, dan blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak tahun 2006 yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah. Ini gambaran umumnya," papar dia mengingatkan.



Kemudian Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut menyebutkan contoh kejahatan Israel sepanjang tahun 2023. “Jangan lupa bahwa menurut PBB sejak awal 2023 Israel telah membunuh hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat. Demikian juga provokasi penyerbuan sekitar 4.000 pemukim Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa sepanjang Juni lalu. Namun sayang, dunia internasional tak melakukan langkah konkret apapun, termasuk PBB. Ini penting untuk diingatkan,” tukas dia menegaskan.

Lebih jauh, mantan Wakil Ketua DPR tersebut meminta komunitas internasional untuk berintrospeksi. “Saya menekankan bahwa apa yang tengah terjadi sekarang jelas-jelas sinyal dari kegagalan komunitas internasional termasuk PBB, negara-negara besar, dan lemahnya penegakkan tatanan dunia berbasis aturan. Selama ini, berbagai kejahatan Israel seperti dibiarkan komunitas global termasuk PBB. Resolusi-resolusi PBB dilanggar teris-menerus oleh Israel. Maka tak mengherankan rakyat Palestina di Gaza menggunakan hak perlawanannya untuk kembali ke tanah airnya. Ini seperti para pejuang kita dahulu melawan penjajah Belanda. Rakyat Palestina merasakan ketidakadilan global,” ujar dia menambahkan.

Pada sisi lain, legislator Komisi Luar Negeri itu menilai bahwa situasi kekerasan Israel di Jalur Gaza saat ini merupakan momentum semua pihak.

“Ini momentum bagi PBB untuk melihat apakah sudah secara adil dalam menangani konflik Palestina Israel. Ini momentum bagi bangsa Palestina untuk bersatu. Ini juga membuktikan bahwa normalisasi dengan Israel ternyata tidak meredakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan Israel. Ini momentum bagi kita semua untuk melihat akar masalah konflik tersebut yaitu penjajahan dan kekerasan Israel serta lemahnya penegakkan hukum internasional di sana. Yang paling mendesak adalah ini momentum mencabut isolasi dan blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 2006,” papar dia.

Fadli Zon yang juga menjabat Wakil Presiden the League of Parliamentarians for Al Quds (Liga Parlemen Dunia untuk Palestina) itu menyayangkan respon beberapa negara Barat yang cenderung berpihak ke Israel.

“Respon yang ditunjukkan beberapa negara besar seperti AS dan Inggris sangat pro Israel. Ini tentu saja tak akan menyelesaikan akar masalah. Jika ingin menurunkan tensi konflik di sana, negara-negara besar harus bersikap adil dan netral,” saran dia.

Pada sisi lain, Fadli Zon menyampaikan bahwa DPR selalu menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina di berbagai forum parlemen. “Kita akan terus memberikan dukungan kepada Palestina, termasuk di Sidang Umum Parlemen Dunia di Luanda, Angola, 23 Oktober mendatang. Kita akan meminta dunia bersikap adil dan objektif terhadap bangsa Palestina,” pungkas dia.
(maf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More