Jokowi: Indonesia Butuh Pemimpin yang Berani Berhadapan dengan Siapa Pun
Rabu, 20 September 2023 - 21:03 WIB
SOLO - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menyebut bangsa Indonesia butuh pemimpin yang konsisten, berani mengambil keputusan, serta berani menghadapi negara manapun. Pemimpin ke depan juga harus mampu bekerja makro dan mikro.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada Apel Akbar Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).
"Bangsa ini butuh pemimpin konsisten, saya ulangi, bangsa ini butuh pemimpin yang konsisten, yang berani mengambil keputusan, berani mengambil risiko, dan berani berhadapan dengan siapa pun dan dengan negara manapun untuk kepentingan negara dan bangsa," kata Jokowi dalam sambutannya.
"Bangsa ini butuh pemimpin yang mempersatukan, yang melayani rakyat, yang mampu bekerja, mampu bekerja makro, mampu bekerja mikro, dan mampu bekerja detail. Karena saat ini tidak mungkin kita hanya berpikiran makro saja, mikronya harus dilihat, mikro dilihat, detailnya harus dicek lagi," ujarnya.
Menurut Jokowi, tantangan-tantangan ke depan tidak mudah. Namun tantangan tersebut, bisa dijadikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk melompat maju dengan konsisten dan keberlanjutan.
"Jangan sampai saat ganti pemimpin ganti visi, ganti orientasi, sehingga kita harus mulai semuanya dari awal lagi. Sudah SD, sudah SMP, sudah SMA, ganti pemimpin, ganti visi lagi, sehingga mulai lagi dari SD, SMP, SMA, Universitas. Ganti pemimpin, balik lagi kita harus mulai dari SD lagi, kapan kita S1, S2, S3, dan seterusnya," kata mantan Wali Kota Solo dua periode tersebut.
Jokowi meminta kepada masyarakat agar tidak terpecah-belah karena pemilu. Menurutnya, lompatan besar bangsa tidak boleh terhalang oleh perebutan kekuasaan.
Dalam demokrasi, menang atau kalah dan saling adu argumentasi merupakan hal yang wajar. Yang terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan.
Presiden berharap dukungan keluarga besar Muhammadiyah mewujudkan pemilu yang damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia maju yang kita cita-citakan.
"Dalam demokrasi perbedaan pilihan itu wajar, beda pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar. Adu argumentasi adu argumen itu juga wajar, yang penting dan paling utama persatuan kesatuan kita harus tetap kita jaga bersama-sama," katanya.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada Apel Akbar Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).
"Bangsa ini butuh pemimpin konsisten, saya ulangi, bangsa ini butuh pemimpin yang konsisten, yang berani mengambil keputusan, berani mengambil risiko, dan berani berhadapan dengan siapa pun dan dengan negara manapun untuk kepentingan negara dan bangsa," kata Jokowi dalam sambutannya.
"Bangsa ini butuh pemimpin yang mempersatukan, yang melayani rakyat, yang mampu bekerja, mampu bekerja makro, mampu bekerja mikro, dan mampu bekerja detail. Karena saat ini tidak mungkin kita hanya berpikiran makro saja, mikronya harus dilihat, mikro dilihat, detailnya harus dicek lagi," ujarnya.
Menurut Jokowi, tantangan-tantangan ke depan tidak mudah. Namun tantangan tersebut, bisa dijadikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk melompat maju dengan konsisten dan keberlanjutan.
"Jangan sampai saat ganti pemimpin ganti visi, ganti orientasi, sehingga kita harus mulai semuanya dari awal lagi. Sudah SD, sudah SMP, sudah SMA, ganti pemimpin, ganti visi lagi, sehingga mulai lagi dari SD, SMP, SMA, Universitas. Ganti pemimpin, balik lagi kita harus mulai dari SD lagi, kapan kita S1, S2, S3, dan seterusnya," kata mantan Wali Kota Solo dua periode tersebut.
Baca Juga
Jokowi meminta kepada masyarakat agar tidak terpecah-belah karena pemilu. Menurutnya, lompatan besar bangsa tidak boleh terhalang oleh perebutan kekuasaan.
Dalam demokrasi, menang atau kalah dan saling adu argumentasi merupakan hal yang wajar. Yang terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan.
Presiden berharap dukungan keluarga besar Muhammadiyah mewujudkan pemilu yang damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia maju yang kita cita-citakan.
"Dalam demokrasi perbedaan pilihan itu wajar, beda pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar. Adu argumentasi adu argumen itu juga wajar, yang penting dan paling utama persatuan kesatuan kita harus tetap kita jaga bersama-sama," katanya.
(abd)
tulis komentar anda