Pengamat Militer: Laksamana Malahayati Pejuang Sekaligus Inspirasi dalam Membangun Kekuatan Maritim
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 17:51 WIB
Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati bersama KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali saat acara Silaturahmi Bincang Sejarah yang diadakan dalam rangka pagelaran Drama Teater Jalasena Laksamana Malahayati di KRI Banda Aceh-593, Dermaga Kolinlamil
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menjadikan Laksamana Malahayati sebagai inspirasi dalam membangun kekuatan maritim. Langkah tersebut dinilai tepat mengingat Laksamana Malahayati merupakan pejuang sekaligus pahlawan bagi bangsa Indonesia.
Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan sudah saatnya TNI AL mengembangkan kekuatan maritimnya untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Hal itu penting mengingat letak Indonesia sangat strategis karena berada di persimpangan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Baca juga: Laksamana Malahayati Menginspirasi TNI Angkatan Laut
”Berada di persimpangan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, Indonesia memiliki 4 choke point dari 9 choke point di dunia dengan lebih dari 40% perdagangan dunia melalui perairan Indonesia,” ujarnya saat acara Silaturahmi Bincang Sejarah yang diadakan dalam rangka pagelaran Drama Teater Jalasena Laksamana Malahayati dengan tema “Ketokohan Laksamana Malahayati dalam Pengembangan Kekuatan dan Perjalanan Sejarah Maritim Indonesia” di KRI Banda Aceh-593, Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (18/8/2023).
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Nuning ini menyebut, sekitar 70% perikanan dunia berada di Asia Pasifik dan 30% produk perikanan dunia dipasok dari Indonesia. ”Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk menjadi subjek kekuatan utama di kawasan bukan sekadar objek atau proxy dari bangsa-bangsa di kawasan,” katanya.
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber ini menilai pembangunan kekuatan Angkatan Laut perlu diwujudkan melalui berbagai akselerasi program dari lintas stakeholders. Adapun akselerasi program tersebut yakni, pembangunan infrastruktur laut.
“Memperkuat Logistic Performance Index (LPI) dengan focus dermaga dan jalur kereta dari pelabuhan menuju pusat-pusat logistik di daera. Skor LPI Indonesia yang dirilis Bank Dunia tahun ini mengalami penurunan 17 peringkat dari peringkat 46 pada 2018 menjadi 63 pada 2023. Dengan penurunan skor 3,15 menjadi 3,0. Ini perlu menjadi bahan evaluasi lintas stakeholders,” paparnya.
Mantan Anggota Komisi I DPR ini menyebut program akselerasi lainnya yang perlu dilakukan adalah memperkuat sarana dan prasarana navigasi keselamatan pelayaran. Termasuk menambah rute dan jadwal pelayaran rakyat dan pelayaran perintis untuk membangun konektivitas.
”Ketiga harbor dan port management yakni, memperkuat efisiensi dan efektivitas melalui digitalisasi proses administrasi semua fasilitas di dermaga dan transportasi,” paparnya.
Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan sudah saatnya TNI AL mengembangkan kekuatan maritimnya untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Hal itu penting mengingat letak Indonesia sangat strategis karena berada di persimpangan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Baca juga: Laksamana Malahayati Menginspirasi TNI Angkatan Laut
”Berada di persimpangan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, Indonesia memiliki 4 choke point dari 9 choke point di dunia dengan lebih dari 40% perdagangan dunia melalui perairan Indonesia,” ujarnya saat acara Silaturahmi Bincang Sejarah yang diadakan dalam rangka pagelaran Drama Teater Jalasena Laksamana Malahayati dengan tema “Ketokohan Laksamana Malahayati dalam Pengembangan Kekuatan dan Perjalanan Sejarah Maritim Indonesia” di KRI Banda Aceh-593, Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (18/8/2023).
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Nuning ini menyebut, sekitar 70% perikanan dunia berada di Asia Pasifik dan 30% produk perikanan dunia dipasok dari Indonesia. ”Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk menjadi subjek kekuatan utama di kawasan bukan sekadar objek atau proxy dari bangsa-bangsa di kawasan,” katanya.
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber ini menilai pembangunan kekuatan Angkatan Laut perlu diwujudkan melalui berbagai akselerasi program dari lintas stakeholders. Adapun akselerasi program tersebut yakni, pembangunan infrastruktur laut.
“Memperkuat Logistic Performance Index (LPI) dengan focus dermaga dan jalur kereta dari pelabuhan menuju pusat-pusat logistik di daera. Skor LPI Indonesia yang dirilis Bank Dunia tahun ini mengalami penurunan 17 peringkat dari peringkat 46 pada 2018 menjadi 63 pada 2023. Dengan penurunan skor 3,15 menjadi 3,0. Ini perlu menjadi bahan evaluasi lintas stakeholders,” paparnya.
Mantan Anggota Komisi I DPR ini menyebut program akselerasi lainnya yang perlu dilakukan adalah memperkuat sarana dan prasarana navigasi keselamatan pelayaran. Termasuk menambah rute dan jadwal pelayaran rakyat dan pelayaran perintis untuk membangun konektivitas.
”Ketiga harbor dan port management yakni, memperkuat efisiensi dan efektivitas melalui digitalisasi proses administrasi semua fasilitas di dermaga dan transportasi,” paparnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda