Pengamat: Kritik Bahlil Terkait Elektabilitas Golkar Berpotensi Picu Munaslub

Minggu, 23 Juli 2023 - 12:18 WIB
Menteri Investasi yang merangkap Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Isu tidak sedap sedang menimpa Partai Golkar . Jelang Pemilu 2024, diduga akan terjadi musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mengganti posisi Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar , Airlangga Hartarto.

Isu itu semakin menguat setelah pernyataan Menteri Investasi Bahlil Ladahalia yang menyebutkan kekecewaan kader terkait turun drastisnya elektabilitas Golkar dibandingkan Pemilu sebelumnya.

Pengamat Politik Citra Institute, Yusak Farchan meyakini, desakan munaslub salah satunya ketidakpuasan kader Golkar akan beberapa hasil survei terbaru partai berlogo beringin itu.

"Kritik Bahlil terkait hasil survei elektabilitas Golkar yang terus menurun berpotensi memicu desakan munaslub dalam skala luas," kata Yusak saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Minggu (23/7/2023).





Yusak melanjutkan, belum menentukan sikap terkait dukungan pada capres 2024 juga berpotensi membuat isu munaslub semakin menguat.

Meski Golkar sempat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), perlahan bubar karena PPP melabuhkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo.

"Desakan munaslub saya kira akan semakin kencang jika Golkar tidak segera mengambil keputusan politik, apakah membangun poros baru atau membuka opsi cawapres dengan bergabung ke poros lain," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia siap diusung menjadi Calon Ketua Umum (Caketum) DPP Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. Dia pun siap lewat mekanisme partai yang berlaku.

"Semua kader Golkar punya tanggung jawab memberikan kontribusi untuk partai termasuk saya. Sebagai kader Golkar ketika melihat partainya dalam kondisi yang membutuhkan uluran tangan kader yang merasa bertanggung jawab saya yakin semua siap tapi melalui mekanisme yang jelas sesuai aturan main organisasi," ucap Bahlil di rumah dinas, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, Sabtu (22/7/2023).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More