Pilpres 2024, Begini Analisis Citra Ganjar, Prabowo, dan Anies

Minggu, 16 Juli 2023 - 10:47 WIB
Kontestasi Pilpres 2024 sejauh ini hanya memunculkan tiga kandidat terkuat, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Ketiganya memiliki citranya masing-masing di mata publik. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Kontestasi Pilpres 2024 sejauh ini hanya memunculkan tiga kandidat terkuat, yakni Ganjar Pranowo , Prabowo Subianto , dan Anies Baswedan . Ketiganya bersaing meraih simpati publik dengan citranya masing-masing.

Peneliti politik, Hasanuddin Ali mengatakan, persaingan ketiga kandidat capres 2024 menarik dikaji melalui kacamata marketing politik. Dalam marketing ada satu kata yang sangat penting untuk dipakai sebagai alat analisa yaitu positioning.

Dalam dunia korporasi, kata Hasanuddin Ali, menurut Kotler dan Keller, positioning adalah aktivitas perusahaan dalam membuat citra agar mendapatkan kesan khusus di benak konsumen. Sementara di dunia politik, menurut Firmansyah, positioning adalah semua aktivitas untuk menanamkan kesan di benak pemilih.

"Begitu pentingnya positioning hingga ada semacam pepatah menyatakan bahwa pemilih sejatinya bukan memilih kandidat tapi sebetulnya memilih citra dari seorang kandidat tersebut," kata Hasanuddin Ali dikutip dari artikelnya berjudul Kontestasi Citra Capres, Minggu (16/7/2023).



Hasanuddin menggunakan 3 dimensi untuk memudahkan analisa positiong Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, yakni karakter, kebijakan, dan adicita/ideologi. Ketiga dimensi citra tersebut dipilih karena dari berbagai survei 3 dimensi inilah yang menjadi preferensi utama pemilih dalam memutuskan memilih seorang kandidat.

Pertama soal karakter. Dalam berbagai survei selalu memunculkan dua citra karakter kepemimpinan yang sering muncul yaitu pemimpin yang kuat/tegas dan pemimpin yang dekat rakyat.



Kedua, soal kebijakan. Narasi terkait kebijakan pemerintah sesudah Presiden Joko Widodo (Jokowi) seringkali bermuara pada dua arus besar kebijakan yaitu melanjutkan atau mengubah kebijakan pemerintahan saat ini.

Ketiga, soal adicita/ideologi. Kontestasi wacana ideologi dalam setiap pemilu seringkali berkutat pada ideologi nasionalis dan Islamis. Dua simplifikasi ini kemudian oleh publik sering disematkan kepada kandidat tertentu.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More