GMNI Gelar Kaderisasi Pelopor di Bali, Siap Cetak Pemimpin Bangsa
Jum'at, 23 Juni 2023 - 15:53 WIB
DENPASAR - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ( GMNI ) menyelenggarakan Kaderisasi Tingkat Pelopor di Denpasar, Bali. Kegiatan yang berlangsung pada 21-24 Juni 2023 ini diselenggarakan bertepatan dengan perayaan Bulan Bung Karno .
”Harapannya kader GMNI dapat menginternalisasi pemikiran Bung Karno dan memiliki jiwa kepeloporan di mana pun mereka berada untuk mengubah masyarakatnya menjadi lebih baik,” kata Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino dalam siaran persnya, Jumat (23/6/2023.
Sebagai anak ideologis Sang Proklamator, para kader GMNI diharapkan tidak menjadikan perayaan Bulan Bung Karno bersifat seremonial belaka. Mereka harus melestarikan substansi dari ajaran Bung Karno . “Bukan sekedar seremonial melainkan ada internalisasi pemikiran Bung Karno sebagai wujud penghormatan kita kepada Bung Karno,” lanjutnya.
Arjuna menjelaskan, kaderisasi tingkat pelopor tersebut didesain agar mampu mencetak kader yang memiliki pemikiran yang lebih matang, mental yang kompetitif serta memiliki kedewasaan politik. Materi yang diberikan pun memiliki spektrum yang lebih luas seperti ekonomi-politik global, ekonomi-politik Indonesia, hingga agar kader memiliki pandangan menyeluruh dalam melihat peta masalah bangsa.
Menurut Arjuna, kemampuan merumuskan peta masalah bangsa sangat penting dimiliki anak muda. Pasalnya, baik situasi global maupun regional kini semakin kompleks dan terus mengalami perubahan secara eksponensial.
Untuk menjawab perubahan ini tidak bisa hanya mengandalkan dalil-dalil lama. Tidak bisa sekadar mengandalkan indoktrinasi semata. Harus ada pemikiran yang ekploratif dan reflektif untuk menjangkau berbagai variabel baru sehingga anak muda ke depan bisa menjadi memimpin yang responsif dan progresif.
“Dengan kemampuan merumuskan peta maka mereka ke depan diharapkan bisa menjadi pemimpin yang responsif dan progresif. Tidak tersesat, reaksioner dan ugal-ugalan dalam berfikir dan bertindak,” tandasnya.
GMNI sudah banyak menghasilkan sosok pemimpin bangsa seperti Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas, Sri Sumantri, Siswono Yudhohusodo, Pakde Karwo, Ahmad Basarah hingga Ganjar Pranowo. ”Mereka semua adalah hasil kaderisasi GMNI,” ujarnya.
Dengan demikian kaderisasi GMNI tak boleh berhenti. Kaderisasi harus berkelanjutan terutama harus mampu mencetak pemimpin bangsa yang mampu menjawab masalah-masalah yang dihadapi rakyat Indonesia di tengah situasi yang terus berubah.
“Artinya, kader GMNI harus mampu memaksimalkan perubahan yang tengah terjadi untuk perbaikan hidup rakyat kecil. Karena seringkali rakyat kecil ditinggal oleh arus perubahan, hidupnya tak kunjung berubah walau situasi berubah,” terangnya.
Hal ini dengan tema yang diusung yakni bertemakan Re-Thinking Marhaenisme. Yakni memikirkan kembali marhaenisme di tengah situasi yang berubah.
Agenda ini dibuka Gubernur Bali I Wayan Koster. Kegiatan ini juga menghadirkan tokoh nasional sebagai narasumber seperti Connie R Bakrie, Arief Budimanta, Budiman Sudjatmiko. Putri Koster juga menyampaikan pembekalan tentang pergerakan perempuan (Sarinah), terutama tentang kesetaraan gender dalam pemikiran Bung Karno.
”Harapannya kader GMNI dapat menginternalisasi pemikiran Bung Karno dan memiliki jiwa kepeloporan di mana pun mereka berada untuk mengubah masyarakatnya menjadi lebih baik,” kata Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino dalam siaran persnya, Jumat (23/6/2023.
Baca Juga
Sebagai anak ideologis Sang Proklamator, para kader GMNI diharapkan tidak menjadikan perayaan Bulan Bung Karno bersifat seremonial belaka. Mereka harus melestarikan substansi dari ajaran Bung Karno . “Bukan sekedar seremonial melainkan ada internalisasi pemikiran Bung Karno sebagai wujud penghormatan kita kepada Bung Karno,” lanjutnya.
Arjuna menjelaskan, kaderisasi tingkat pelopor tersebut didesain agar mampu mencetak kader yang memiliki pemikiran yang lebih matang, mental yang kompetitif serta memiliki kedewasaan politik. Materi yang diberikan pun memiliki spektrum yang lebih luas seperti ekonomi-politik global, ekonomi-politik Indonesia, hingga agar kader memiliki pandangan menyeluruh dalam melihat peta masalah bangsa.
Menurut Arjuna, kemampuan merumuskan peta masalah bangsa sangat penting dimiliki anak muda. Pasalnya, baik situasi global maupun regional kini semakin kompleks dan terus mengalami perubahan secara eksponensial.
Untuk menjawab perubahan ini tidak bisa hanya mengandalkan dalil-dalil lama. Tidak bisa sekadar mengandalkan indoktrinasi semata. Harus ada pemikiran yang ekploratif dan reflektif untuk menjangkau berbagai variabel baru sehingga anak muda ke depan bisa menjadi memimpin yang responsif dan progresif.
“Dengan kemampuan merumuskan peta maka mereka ke depan diharapkan bisa menjadi pemimpin yang responsif dan progresif. Tidak tersesat, reaksioner dan ugal-ugalan dalam berfikir dan bertindak,” tandasnya.
GMNI sudah banyak menghasilkan sosok pemimpin bangsa seperti Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas, Sri Sumantri, Siswono Yudhohusodo, Pakde Karwo, Ahmad Basarah hingga Ganjar Pranowo. ”Mereka semua adalah hasil kaderisasi GMNI,” ujarnya.
Dengan demikian kaderisasi GMNI tak boleh berhenti. Kaderisasi harus berkelanjutan terutama harus mampu mencetak pemimpin bangsa yang mampu menjawab masalah-masalah yang dihadapi rakyat Indonesia di tengah situasi yang terus berubah.
“Artinya, kader GMNI harus mampu memaksimalkan perubahan yang tengah terjadi untuk perbaikan hidup rakyat kecil. Karena seringkali rakyat kecil ditinggal oleh arus perubahan, hidupnya tak kunjung berubah walau situasi berubah,” terangnya.
Hal ini dengan tema yang diusung yakni bertemakan Re-Thinking Marhaenisme. Yakni memikirkan kembali marhaenisme di tengah situasi yang berubah.
Agenda ini dibuka Gubernur Bali I Wayan Koster. Kegiatan ini juga menghadirkan tokoh nasional sebagai narasumber seperti Connie R Bakrie, Arief Budimanta, Budiman Sudjatmiko. Putri Koster juga menyampaikan pembekalan tentang pergerakan perempuan (Sarinah), terutama tentang kesetaraan gender dalam pemikiran Bung Karno.
(poe)
tulis komentar anda