Airlangga Dianggap Pantas Dampingi Prabowo, Golkar: Realisasi Peleburan KIB dan KKIR
Rabu, 14 Juni 2023 - 16:09 WIB
JAKARTA - Menuju Pilpres 2024, Partai Golkar dan PAN kian dekat membangun koalisi bersama Partai Gerindra dan PKB. Konfigurasi capres dan cawapres kini masih menjadi pembahasan antara parpol.
Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan, apabila capres berasal dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), maka cawapresnya berasal dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Ya kan begini, kalau gagasannya itu adalah integrasi dua koalisi yaitu KIB dan KKIR, kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem, yang tidak mau ditawar. Namanya Pak Prabowo Subianto," kata Nusron di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5/2023).
"Supaya ini (koalisi) bisa melebur, kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB," sambungnya.
Orang yang dimaksud sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo yakni Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar. Namun, KIB sendiri belum memutuskan siapa yang akan menjadi capres-cawapres.
"Ya KIB siapa biar diputus dalam KIB. Tapi tentunya karena saya orang Golkar, berkepentingan supaya KIB itu nanti yang muncul nanti nama Pak Airlangga Hartarto. Kenapa? Karena Airlangga merupakan Ketua Umum Golkar, dalam KIB, Golkar juga partai paling besar, wajar dong dan relevan begitu," ujarnya.
Terkait dengan koalisi empat partai tersebut menurutnya bagus. Karena, disebutnya diisi oleh partai besar.
"Ini (koalisi) kalau jadi bagus. Kenapa? Karena Gerindra secara suara pemenang nomor tiga, ini nomor dua, mempunyai presentasi. Di dalam KKIR, Gerindra adalah partai paling besar, lebih besar dari PKB. Dalam KIB, Golkar adalah yang lebih besar daripada PAN saya kira fair," ungkapnya.
"Ketika nanti bagaimana rumusannya kalau proposalnya disetujui/tidak disetujui ya namanya kan soal bagaimana nanti para empat ketua umum ini berunding," pungkasnya.
Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan, apabila capres berasal dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), maka cawapresnya berasal dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Ya kan begini, kalau gagasannya itu adalah integrasi dua koalisi yaitu KIB dan KKIR, kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem, yang tidak mau ditawar. Namanya Pak Prabowo Subianto," kata Nusron di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5/2023).
"Supaya ini (koalisi) bisa melebur, kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB," sambungnya.
Orang yang dimaksud sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo yakni Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar. Namun, KIB sendiri belum memutuskan siapa yang akan menjadi capres-cawapres.
"Ya KIB siapa biar diputus dalam KIB. Tapi tentunya karena saya orang Golkar, berkepentingan supaya KIB itu nanti yang muncul nanti nama Pak Airlangga Hartarto. Kenapa? Karena Airlangga merupakan Ketua Umum Golkar, dalam KIB, Golkar juga partai paling besar, wajar dong dan relevan begitu," ujarnya.
Terkait dengan koalisi empat partai tersebut menurutnya bagus. Karena, disebutnya diisi oleh partai besar.
"Ini (koalisi) kalau jadi bagus. Kenapa? Karena Gerindra secara suara pemenang nomor tiga, ini nomor dua, mempunyai presentasi. Di dalam KKIR, Gerindra adalah partai paling besar, lebih besar dari PKB. Dalam KIB, Golkar adalah yang lebih besar daripada PAN saya kira fair," ungkapnya.
"Ketika nanti bagaimana rumusannya kalau proposalnya disetujui/tidak disetujui ya namanya kan soal bagaimana nanti para empat ketua umum ini berunding," pungkasnya.
tulis komentar anda