Kemendes PDTT Siapkan Pasar bagi Produk Kelompok Desa Binaan
Jum'at, 09 Juni 2023 - 05:41 WIB
JAKARTA - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) sedang berupaya meningkatkan perekonomian warga desa melalui Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD). Program yang digagas bersama Dana Internasional untuk Pembangunan Agrikultural (IFAD) itu salah satunya akan memastikan serapan pasar terhadap produk kelompok desa binaan.
"Pendekatan dalam pembinaan ini kita ganti pada pendekatan pasar. Jadi bersama fasilitator dari kabupaten, kita riset kira-kira kebutuhan masyarakat apa dan mampu tidak kelompok binaan ini memenuhi," kata Institutional and Policy Analyst IFAD Rikola Fedri saat melakukan supervisi program TEKAD di Desa Papang, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (8/6/2023).
Hadir dalam supervisi program TEKAD, di antaranya Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa Kemendes PDTT Syahrul; Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa Kemendes PDTT Nugroho Setjo Negoro; Procurement Specialist Masrina Sibadutar; Country Programme Officer Anissa Pratiwi; M&E Specialist Stania Yasin; dan Administrative Assistant Sarwendah Utami.
Seperti diketahui, salah satu kendala keberlangsungan produksi kelompok binaan TEKAD adalah sulitnya memasarkan berbagai produk unggulan desa. Kelompok binaan berhasil mengolah potensi desa tapi masih kesulitan untuk menjualnya.
"Terkadang juga hasil produksi sudah meningkat tetapi kalah, dilihat secara rasional, yang banyak dilirik ya yang sudah terkenal," kata fasilitator TEKAD, Victorius Jeraman.
Kondisi ini menjadi keresahan tidak hanya di kalangan masyarakat tapi juga Kemendes PDTT bersama IFAD. Karena itu, melalui program TEKAD, hal ini akan secara serius didampingi bahkan sejak pengemasan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan.
"Jadi mungkin bahkan mulai pengemasan, kualitas, dan pemasaran. Perlu ada sentuhan teknologi agar hasilnya semakin bagus dan juga semakin cepat ada hasilnya," imbuhnya.
Untuk diketahui, Kecamatan Satar Mase memiliki potensi dari sektor pertanian dan peternakan. Dalam hal ini, ternak babi dan jahe menjadi dua rencana usaha yang akan dikembangkan.
Terkait dengan jahe, pada 2022 kelompok desa binaan diberi jahe untuk dimanfaatkan. Produk ini dikembangkan hingga 2023 mampu menambahkan nilainya dengan menghasilkan serbuk jahe.
"Pendekatan dalam pembinaan ini kita ganti pada pendekatan pasar. Jadi bersama fasilitator dari kabupaten, kita riset kira-kira kebutuhan masyarakat apa dan mampu tidak kelompok binaan ini memenuhi," kata Institutional and Policy Analyst IFAD Rikola Fedri saat melakukan supervisi program TEKAD di Desa Papang, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (8/6/2023).
Hadir dalam supervisi program TEKAD, di antaranya Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa Kemendes PDTT Syahrul; Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa Kemendes PDTT Nugroho Setjo Negoro; Procurement Specialist Masrina Sibadutar; Country Programme Officer Anissa Pratiwi; M&E Specialist Stania Yasin; dan Administrative Assistant Sarwendah Utami.
Seperti diketahui, salah satu kendala keberlangsungan produksi kelompok binaan TEKAD adalah sulitnya memasarkan berbagai produk unggulan desa. Kelompok binaan berhasil mengolah potensi desa tapi masih kesulitan untuk menjualnya.
"Terkadang juga hasil produksi sudah meningkat tetapi kalah, dilihat secara rasional, yang banyak dilirik ya yang sudah terkenal," kata fasilitator TEKAD, Victorius Jeraman.
Kondisi ini menjadi keresahan tidak hanya di kalangan masyarakat tapi juga Kemendes PDTT bersama IFAD. Karena itu, melalui program TEKAD, hal ini akan secara serius didampingi bahkan sejak pengemasan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan.
"Jadi mungkin bahkan mulai pengemasan, kualitas, dan pemasaran. Perlu ada sentuhan teknologi agar hasilnya semakin bagus dan juga semakin cepat ada hasilnya," imbuhnya.
Untuk diketahui, Kecamatan Satar Mase memiliki potensi dari sektor pertanian dan peternakan. Dalam hal ini, ternak babi dan jahe menjadi dua rencana usaha yang akan dikembangkan.
Terkait dengan jahe, pada 2022 kelompok desa binaan diberi jahe untuk dimanfaatkan. Produk ini dikembangkan hingga 2023 mampu menambahkan nilainya dengan menghasilkan serbuk jahe.
(abd)
tulis komentar anda