Dukungan Pemilih Kritis Bisa Bikin Elektabilitas Ganjar Pranowo Melesat
Senin, 29 Mei 2023 - 17:03 WIB
JAKARTA - Dukungan pemilih kritis kepada bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dinilai penting karena bisa membuat elektabilitas melesat. Pasalnya, pemilih kritis dapat mempengaruhi pemilih lain untuk memberikan dukungan kepada calon yang sama.
Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani menuturkan tingginya angka pemilih kritis yang mendukung Ganjar akan berdampak signifikan.
"Dukungan dari pemilih mana pun penting bagi calon, termasuk dukungan dari pemilih kritis. Pemilih kritis bisa menjadi sumber rujukan bagi pemilih yang kurang kritis, berpendidikan lebih rendah," kata Deni, Senin (29/5/2023).
Dia mengatakan, pemilih kritis cenderung punya akses informasi sosial-politik lebih banyak dan lebih berpendidikan. Dengan tingkat kepuasan publik atas pemerintah Joko Widodo (Jokowi) yang relatif tinggi, calon yang dianggap bisa melanjutkan kepemimpinan, akan mendapat keuntungan elektoral.
Lebih lanjut Deni mengatakan, Ganjar masih bisa meraih dukungan lebih tinggi dari 35,9%. Dengan satu syarat, tidak ada blunder yang membuat masyarakat meragukan atau bahkan tidak memilih Ganjar.
"Ganjar masih punya ruang menaikkan elektabilitas, di antaranya karena jumlah pemilih yang tahu Ganjar belum setinggi Prabowo. Tapi dengan syarat Ganjar mampu mempertahankan likeabilitynya tetap lebih positif dari calon lain. Setiap calon perlu menghindari blunder politik yang bisa merugikan," ujar Deni.
Diketahui, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas tiga tokoh yang digadang-gadang bakal menjadi calon presiden (capres) di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 23-24 Mei, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di urutan pertama dengan 35,9%.
Tingkat elektoral Gubernur Jawa Tengah itu meningkat 4,8% dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Pada kelompok pemilih kritis, dukungan kepada Ganjar naik dari 31,1% menjadi 35,9%.
Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani menuturkan tingginya angka pemilih kritis yang mendukung Ganjar akan berdampak signifikan.
"Dukungan dari pemilih mana pun penting bagi calon, termasuk dukungan dari pemilih kritis. Pemilih kritis bisa menjadi sumber rujukan bagi pemilih yang kurang kritis, berpendidikan lebih rendah," kata Deni, Senin (29/5/2023).
Dia mengatakan, pemilih kritis cenderung punya akses informasi sosial-politik lebih banyak dan lebih berpendidikan. Dengan tingkat kepuasan publik atas pemerintah Joko Widodo (Jokowi) yang relatif tinggi, calon yang dianggap bisa melanjutkan kepemimpinan, akan mendapat keuntungan elektoral.
Lebih lanjut Deni mengatakan, Ganjar masih bisa meraih dukungan lebih tinggi dari 35,9%. Dengan satu syarat, tidak ada blunder yang membuat masyarakat meragukan atau bahkan tidak memilih Ganjar.
"Ganjar masih punya ruang menaikkan elektabilitas, di antaranya karena jumlah pemilih yang tahu Ganjar belum setinggi Prabowo. Tapi dengan syarat Ganjar mampu mempertahankan likeabilitynya tetap lebih positif dari calon lain. Setiap calon perlu menghindari blunder politik yang bisa merugikan," ujar Deni.
Diketahui, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas tiga tokoh yang digadang-gadang bakal menjadi calon presiden (capres) di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 23-24 Mei, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di urutan pertama dengan 35,9%.
Tingkat elektoral Gubernur Jawa Tengah itu meningkat 4,8% dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Pada kelompok pemilih kritis, dukungan kepada Ganjar naik dari 31,1% menjadi 35,9%.
(abd)
tulis komentar anda