Waspada! Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Perairan Selatan Banten hingga Jatim
Senin, 29 Mei 2023 - 11:30 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi hingga empat meter di sejumlah wilayah di antaranya perairan selatan Banten hingga Jawa Timur pada 29-30 Mei 2023.
Selain di selatan Banten dan Jatim, gelombang tinggi hingga empat meter juga berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudera Hindia Barat Sumatera, Samudera Hindia Selatan Banten-NTT, Laut Banda, perairan Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Samudera Pasifik Utara Halmahera.
BMKG mengatakan potensi gelombang tinggi itu diakibatkan adanya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. “Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot,” kata BMKG dalam keterangan resminya, Senin (29/5/2023).
Sementara itu, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kepulauan Kai, perairan Kepulauan Aru, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
BMKG juga memperingatkan gelombang tinggi hingga 2,5 meter di Selat Malaka bagian tengah, perairan utara Sabang, perairan Lhokseumawe, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, Samudera Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan Pulau Sumba, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, Laut Sawu.
Kemudian di Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Natuna, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan Kotabaru, perairan Balikpapan, Selat Makassar, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Laut Bali-Laut Sumbawa-Laut Flores, perairan Baubau-Wakatobi, perairan Manui-Kendari, Teluk Tolo, Laut Sulawesi bagian barat, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Bitung, perairan Kepulauan Sitaro.
Selanjutnya, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, perairan Pulau Buru-Pulau Seram-Pulau Ambon, Laut Seram, perairan Fakfak-Kaimana-Agats-Yos Sudarso, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Babar, perairan utara Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Samudra Pasifik Utara, Papua Barat-Papua.
BMKG pun mengingatkan agar waspada terhadap potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbaunya.
Selain di selatan Banten dan Jatim, gelombang tinggi hingga empat meter juga berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudera Hindia Barat Sumatera, Samudera Hindia Selatan Banten-NTT, Laut Banda, perairan Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Samudera Pasifik Utara Halmahera.
BMKG mengatakan potensi gelombang tinggi itu diakibatkan adanya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. “Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot,” kata BMKG dalam keterangan resminya, Senin (29/5/2023).
Sementara itu, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kepulauan Kai, perairan Kepulauan Aru, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
BMKG juga memperingatkan gelombang tinggi hingga 2,5 meter di Selat Malaka bagian tengah, perairan utara Sabang, perairan Lhokseumawe, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, Samudera Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan Pulau Sumba, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, Laut Sawu.
Kemudian di Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Natuna, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan Kotabaru, perairan Balikpapan, Selat Makassar, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Laut Bali-Laut Sumbawa-Laut Flores, perairan Baubau-Wakatobi, perairan Manui-Kendari, Teluk Tolo, Laut Sulawesi bagian barat, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Bitung, perairan Kepulauan Sitaro.
Selanjutnya, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, perairan Pulau Buru-Pulau Seram-Pulau Ambon, Laut Seram, perairan Fakfak-Kaimana-Agats-Yos Sudarso, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Babar, perairan utara Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Samudra Pasifik Utara, Papua Barat-Papua.
BMKG pun mengingatkan agar waspada terhadap potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbaunya.
(kri)
tulis komentar anda