KPK Bela Johanis Tanak, Sebut Chat Viral Cari Duit Direkayasa
Selasa, 18 April 2023 - 20:34 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak dilaporkan ke Dewan Pengawas (Dewas) terkait percakapan di WhatsApp dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM M Idris Froyote Sihite. Dalam chat tersebut ada kalimat yang menyebut cari duit.
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pun angkat bicara. Dia mengaku mengantongi informasi bahwa percakapan yang beredar luas di media sosial (medsos) tersebut sudah direkayasa. Chat tersebut direkayasa terkait tanggalnya yang seolah-olah dibuat saat Johanis Tanak sudah menjadi pimpinan KPK.
"Kami saat ini juga mendapatkan informasi bahwa chat yang beredar tersebut sudah di rekayasa tanggalnya oleh pihak yang tak bertanggungjawab sehingga seolah-olah terjadi pada saat sudah terpilih seleksi pimpinan KPK," kata Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Selasa (18/4/2023).
Kendati demikian, kata Ali, pihaknya tetap menyerahkan sepenuhnya laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap Johanis Tanak ke Dewas. KPK meyakini Dewas profesional dalam menindaklanjuti seluruh laporan yang masuk.
"Kami serahkan sepenuhnya tindak lanjut laporan dan fakta-faktanya tsb kepada Dewas KPK. Kami yakin Dewas KPK akan profesional dalam melakukan pemeriksaan dan penilaiannya," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ali juga menghargai laporan ICW ke Dewas. Namun memang, kata Ali, berdasarkan penjelasan pimpinan KPK Johanis Tanak, chat tersebut terjadi sebelum terpilih menjadi pimpinan KPK. Ali yakin Dewas bakal teliti dalam menindaklanjuti laporan ICW.
"Pembicaraan soal urusan pribadi apa yang bisa dilakukan menjelang masa pensiun. Idris Sihite juga saat itu belum berurusan dengan KPK," kata Ali.
"Itu semua sudah diklarifikasi pak Johanis Tanak di hadapan media pda saat menjawab pertanyaan di konpers pengumuman tersangka perkara DJKA (13/4) dini hari," sambungnya.
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pun angkat bicara. Dia mengaku mengantongi informasi bahwa percakapan yang beredar luas di media sosial (medsos) tersebut sudah direkayasa. Chat tersebut direkayasa terkait tanggalnya yang seolah-olah dibuat saat Johanis Tanak sudah menjadi pimpinan KPK.
"Kami saat ini juga mendapatkan informasi bahwa chat yang beredar tersebut sudah di rekayasa tanggalnya oleh pihak yang tak bertanggungjawab sehingga seolah-olah terjadi pada saat sudah terpilih seleksi pimpinan KPK," kata Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Selasa (18/4/2023).
Kendati demikian, kata Ali, pihaknya tetap menyerahkan sepenuhnya laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap Johanis Tanak ke Dewas. KPK meyakini Dewas profesional dalam menindaklanjuti seluruh laporan yang masuk.
"Kami serahkan sepenuhnya tindak lanjut laporan dan fakta-faktanya tsb kepada Dewas KPK. Kami yakin Dewas KPK akan profesional dalam melakukan pemeriksaan dan penilaiannya," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ali juga menghargai laporan ICW ke Dewas. Namun memang, kata Ali, berdasarkan penjelasan pimpinan KPK Johanis Tanak, chat tersebut terjadi sebelum terpilih menjadi pimpinan KPK. Ali yakin Dewas bakal teliti dalam menindaklanjuti laporan ICW.
"Pembicaraan soal urusan pribadi apa yang bisa dilakukan menjelang masa pensiun. Idris Sihite juga saat itu belum berurusan dengan KPK," kata Ali.
"Itu semua sudah diklarifikasi pak Johanis Tanak di hadapan media pda saat menjawab pertanyaan di konpers pengumuman tersangka perkara DJKA (13/4) dini hari," sambungnya.
tulis komentar anda