Tips Agar Jemaah Haji Tak Tersesat saat Berada di Masjidil Haram
Selasa, 11 April 2023 - 12:45 WIB
JAKARTA - Kasus jemaah haji tersesat di Masjidil Haram di Mekkah seringkali terjadi. Masalah ini terus berulang saat pelaksanaan ibadah haji setiap tahunnya. Hal ini tentu membuat keluarga dan rombongan jemaah panik sehingga berdampak pada pelaksanaan rangkaian ibadah haji.
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat membagikan beberapa tips jitu agar jemaah tersesat tidak terulang kembali. Tips ini sangat berguna dan bisa menjadi pegangan bagi keluarga, ketua regu, dan ketua rombongan.
Buat jemaah haji yang baru datang sebaiknya orientasi lokasi terlebih dahulu. Hotelnya di mana, kenali ciri fisiknya. Termasuk mengenali kanan kirinya. Selain itu juga penting untuk mengenali nama pintu saat masuk ke Masjidil Haram.
Hal ini penting karena kartu hotel selain mencantumkan nama hotelnya di halaman belakangnya juga terdapat peta. "Kartu hotel ini sangat membantu mereka pada saat-saat tertentu ketika mereka ke sasar," ujarnya, Selasa (11/4/2023).
Agar tidak salah, jemaah sebaiknya mengingat warna bus sholawat. Biasanya Kemenag membedakan bus sholawat berdasarkan warna. Sebab ada perbedaan warna antara bus sholawat untuk jemaah yang tinggal di Mahbas Jin, dengan bus sholawat untuk jemaah yang tinggal di Jarwal.
Jika sudah naik bus sholawat, jemaah haji bisa bertanya ke sopir atau pengemudinya. Sebab umumnya pengemudi yang bertugas adalah pengemudi-pengemudi dari Tanah air
"Sehingga kalau ada permasalahan atau apa tinggal telepon share lock saya di sini, nanti ketua regu bisa koordinasi dengan karom. Kemudian karom bisa koordinasi dengan ketua kloter sehingga bisa menjangkau. Kalau kloter tidak bisa juga karena baru ke jemaah bisa koordinasi dengan kosektor," katanya.
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat membagikan beberapa tips jitu agar jemaah tersesat tidak terulang kembali. Tips ini sangat berguna dan bisa menjadi pegangan bagi keluarga, ketua regu, dan ketua rombongan.
Berikut ini tips-tips agar jemaah tak tersesat saat di Masjidil Haram.
1. Orientasi Lokasi
Buat jemaah haji yang baru datang sebaiknya orientasi lokasi terlebih dahulu. Hotelnya di mana, kenali ciri fisiknya. Termasuk mengenali kanan kirinya. Selain itu juga penting untuk mengenali nama pintu saat masuk ke Masjidil Haram.
2. Bekali Jemaah dengan Kartu Hotel
Hal ini penting karena kartu hotel selain mencantumkan nama hotelnya di halaman belakangnya juga terdapat peta. "Kartu hotel ini sangat membantu mereka pada saat-saat tertentu ketika mereka ke sasar," ujarnya, Selasa (11/4/2023).
3. Datangi Bus Sholawat
Bagi jemaah haji yang tersesat di sekitar Masjidil Haram bisa mendatangi bus sholawat. Sebab di Masjidil Haram ada layanan bus sholawat yang akanmelayani jemaah.Agar tidak salah, jemaah sebaiknya mengingat warna bus sholawat. Biasanya Kemenag membedakan bus sholawat berdasarkan warna. Sebab ada perbedaan warna antara bus sholawat untuk jemaah yang tinggal di Mahbas Jin, dengan bus sholawat untuk jemaah yang tinggal di Jarwal.
Jika sudah naik bus sholawat, jemaah haji bisa bertanya ke sopir atau pengemudinya. Sebab umumnya pengemudi yang bertugas adalah pengemudi-pengemudi dari Tanah air
5. Pos Kedatangan
Jemaah yang tersesat di Masjidil Haram bisa bertanya kepada petugas yang ada di pos-pos baik pos kedatangan yang ada di Haram, Bab Ali maupin di Gaza atau pos di titik mereka berangkat6 Bekali Jemaah Nomor Telepon Ketua Regu, Kloter, Karom
Melengkapi jemaah dengan nomor telepon ketua kloter, kesehatan dan ketua rombongan (karom). Termasuk nomor kontak ketua regu karena organisasi regu lebih kecil cuma 11 orang."Sehingga kalau ada permasalahan atau apa tinggal telepon share lock saya di sini, nanti ketua regu bisa koordinasi dengan karom. Kemudian karom bisa koordinasi dengan ketua kloter sehingga bisa menjangkau. Kalau kloter tidak bisa juga karena baru ke jemaah bisa koordinasi dengan kosektor," katanya.
(cip)
tulis komentar anda