Sekjen PDIP Sebut Kepemimpinan Intelektual Adalah Kata Kunci Membangun Peradaban

Selasa, 21 Maret 2023 - 18:57 WIB
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa tokoh sekelas Prof Dr Nurcholish Madjid alias Cak Nur adalah inspirasi bagi bangsa Indonesia. Foto/MPI
JAKARTA - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa tokoh sekelas Prof Dr Nurcholish Madjid alias Cak Nu r adalah inspirasi bagi bangsa Indonesia. Karena itu, Hasto menyebut kehadirannya ke Universitas Paramadina sebagai forum akademia juga digerakkan oleh inspirasi dari Cak Nur tersebut.

"Kehadiran saya di Universitas Paramadina sebagai forum akademia sekaligus begitu digerakkan oleh pemikiran-pemikiran Prof Dr Nurcholish Madjid atau Cak Nur," ujar Hasto kepada wartawan usai kuliah umum di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (21/3/2023).





"Beliau telah memberikan suatu inspirasi yang luar biasa tentang keislaman dan keindonesiaan, serta berbagai jalan modernisasi melalui keseimbangan alam pikir yang mengedepankan rasionalitas," sambung dia.

Hasto menjelaskan kepemimpinan intelektual adalah kata kunci dalam membangun peradaban. Ini sejalan dengan apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh Bapak Bangsa Ir Soekarno.

"Sehingga dalam membangun peradaban kita membutuhkan suatu kepemimpinan intelektual. Dan saya sampaikan hasil desertasi saya berkaitan dengan bagaimana pemikiran geopolitik Soekarno, itu memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia dalam membangun tata dunia baru berdasarkan konstelasi geografis yang ada," papar Hasto.

Lantas, kenapa mengajak mahasiswa? Hasto memaparkan bahwa dalam teori geopolitik Soekarno didasarkan pada kekuatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga instrumen politik yang di dalamnya ada diplomasi dan penggunaan hukum internasional.

"Menciptakan hukum internasional bagi kepentingan nasional kita itu, sehingga sangat relevan untuk masuk ke dunia kampus," terang Hasto.

Doktor Unhan ini juga menegaskan bahwa kita harus belajar dari tradisi intelektual Soekarno dan itu diawali dari kepemimpinan intelektual.



"Tanpa menyiapkan mahasiswa untuk memperluas cakrawala berpikirnya menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, riset dan inovasi, kita tak akan bisa membangun kepemimpinan kita," tutup Hasto.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More