Kaum Muda Perempuan Masih Hadapi Tantangan dalam Partisipasi Politik
Rabu, 15 Maret 2023 - 22:13 WIB
JAKARTA - Keterlibatan perempuan dalam partisipasi politik masih sangat minim. Hal itu lantaran mayoritas perempuan merasakan banyak hambatan untuk berpartisipasi dan terjun ke dunia politik.
Berdasarkan riset State of The World’s Girls Report (SOTWG) yang dipublikasikan Plan International, 69% dari 1.000 responden remaja perempuan Indonesia usia 15-24 tahun merasakan berbagai tantangan untuk berpartisipasi dalam politik.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti dalam Dialog Antargenerasi yang diselenggarakan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bekerja sama dengan Yayasan Jurnal Perempuan dan Australian Volunteer Program.
“Beberapa hambatan di antaranya remaja perempuan berpikir politisi tidak akan mendengarkan mereka. Selain itu, mereka melihat politisi tidak banyak bicara terkait isu yang memengaruhi perempuan," katanya, Rabu (15/3/2023).
Beberapa temuan menarik lainnya dari riset ini adalah tentang perasaan remaja perempuan terhadap pemimpin politiknya. Mayoritas remaja perempuan di Indonesia atau sekitar 54% tidak percaya dan 30% kurang yakin dalam menyalurkan aspirasinya kepada pemimpin politik. Selain itu, remaja perempuan Indonesia melihat masyarakat tidak terlalu menerima terhadap perempuan pemimpin politik nasional atau sekitar 20%.
Hal ini jauh dibandingkan dengan opini responden remaja perempuan di tingkat global di mana 49% melihat perempuan lebih bisa diterima untuk menjadi pemimpin politik di negara meraka.
“Bicara mengenai partisipasi politik itu tidak hanya berarti yang berhubungan dengan pemilu. Banyak hal dalam keseharian yang berhubungan dengan keputusan-keputusan penting bagi perempuan. Misal, kesehatan reproduksi dan pilihan-pilihan masa depan. Itu bisa jadi isu politik, tidak hanya isu sosial. Oleh karena, itu penting bagi perempuan terutama perempuan muda untuk bersuara,” kata Dini.
Berdasarkan riset State of The World’s Girls Report (SOTWG) yang dipublikasikan Plan International, 69% dari 1.000 responden remaja perempuan Indonesia usia 15-24 tahun merasakan berbagai tantangan untuk berpartisipasi dalam politik.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti dalam Dialog Antargenerasi yang diselenggarakan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bekerja sama dengan Yayasan Jurnal Perempuan dan Australian Volunteer Program.
“Beberapa hambatan di antaranya remaja perempuan berpikir politisi tidak akan mendengarkan mereka. Selain itu, mereka melihat politisi tidak banyak bicara terkait isu yang memengaruhi perempuan," katanya, Rabu (15/3/2023).
Beberapa temuan menarik lainnya dari riset ini adalah tentang perasaan remaja perempuan terhadap pemimpin politiknya. Mayoritas remaja perempuan di Indonesia atau sekitar 54% tidak percaya dan 30% kurang yakin dalam menyalurkan aspirasinya kepada pemimpin politik. Selain itu, remaja perempuan Indonesia melihat masyarakat tidak terlalu menerima terhadap perempuan pemimpin politik nasional atau sekitar 20%.
Hal ini jauh dibandingkan dengan opini responden remaja perempuan di tingkat global di mana 49% melihat perempuan lebih bisa diterima untuk menjadi pemimpin politik di negara meraka.
“Bicara mengenai partisipasi politik itu tidak hanya berarti yang berhubungan dengan pemilu. Banyak hal dalam keseharian yang berhubungan dengan keputusan-keputusan penting bagi perempuan. Misal, kesehatan reproduksi dan pilihan-pilihan masa depan. Itu bisa jadi isu politik, tidak hanya isu sosial. Oleh karena, itu penting bagi perempuan terutama perempuan muda untuk bersuara,” kata Dini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda