Waspada! BMKG Ingatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi saat Transisi Kemarau

Jum'at, 27 Januari 2023 - 14:09 WIB
BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi bencana hidrometeorologi akibat kejadian puting beliung, angin kencang, dan hujan lebat dengan periode singkat saat transisi ke musim kemarau. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi bencana hidrometeorologi akibat kejadian puting beliung, angin kencang, dan hujan lebat dengan periode singkat saat transisi ke musim kemarau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan saat ini kondisi fenomena La Nina mendadak menjadi kering sehingga menurunkan curah hujan. “Yang perlu diwaspadai sejak dini saat ini di bulan Januari,” katanya saat Konferensi Pers secara virtual, Jumat (27/1/2023).

“Jadi kita kenapa ini press conference, kita harus siap-siap untuk menghadapi fenomena yang relatif lebih kering dari La Nina yang basah 3 tahun berturut-turut, tiba-tiba ini mendadak menjadi lebih kering. Ya, jadi ini harus diwaspadai meskipun masih Januari,” sambung Dwikorita.

Dwikorita pun meminta agar beberapa wilayah seperti Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara yang mulai mengalami transisi kemarau pada bulan Maret, April, dan Mei 2023.



“Jadi poin itu yang perlu disampaikan. Sehingga ini perlu saya tambahkan sekali lagi perlu dicermati padi pada bulan Maret, April, Mei 2023 ini, beberapa wilayah pulau Jawa Bali Nusa Tenggara juga akan mengalami periode transisi. Jadi Maret April Mei ini transisi sebelum memasuki Juni kemarau ya,” jelasnya.

“Yang diwaspadai apa transisi peralihan dari musim hujan ke musim kemarau? Biasanya pada periode musim itu transisi perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul seperti angin puting beliung, angin kencang ya, dan bisa juga terjadi hujan lebat meskipun periodenya singkat tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi,” tegas Dwikorita.

Lebih lanjut, Dwikorita meminta agar kewaspadaaan perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksi akan lebih rendah dari tiga tahun terakhir.

“Nah, sejalan dengan hal tersebut sekali lagi kewaspadaan yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksi umumnya apa, menunjukkan curah hujan yang berkurang, yang lebih lebih rendah dari 3 tahun terakhir, meskipun sifatnya normal, kembali ke normal,” tutupnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More