Penembakan di Swiss, 5 Tewas

Senin, 11 Mei 2015 - 09:26 WIB
Penembakan di Swiss,...
Penembakan di Swiss, 5 Tewas
A A A
JENEWA - Seorang pria bersenjata menembak tiga kerabat dan seorang tetangganya di Swiss sebelum dia mengakhiri hidupnya sendiri. Tragedi ini memicu keprihatinan warga lantaran Swiss merupakan negeri paling bahagia dan terlayak dihuni di dunia.

Drama penembakan itu terjadi pada Sabtu malam (9/5) waktu setempat di Kota Wuerenlingen, dekat Zurich. ”Si penembak juga meninggal dunia di lokasi kejadian,” ujar Michael Leutpold, kepala polisi Wuerenlingen, dikutip AFP . Dia menambahkan, penembakan tersebut terkait konflik pribadi. Menurut Leutpold, semua korban dan si penembak adalah warga Swiss. ”Kita memastikan penembakan tersebut tidak terkait terorisme,” katanya.

Dia menambahkan, si penembak adalah seseorang berusia 36 tahun. Namun, nama tersangka penembakan tidak diungkap ke publik. Juru Bicara Kepolisian Swiss Bernhard Graser mengungkapkan, motif penembakan adalah pertengkaran keluarga. ”Penyidikan masih berlangsung,” jelas Graser kepada BBC . Media lokal Swiss melaporkan bahwa si penembak sebagai seorang polisi dan ayah dari tiga anak.

Tersangka tidak memiliki izin kepemilikan senjata.”Ketika menembak, tersangka tidak menggunakan senjata polisi,” ungkap juru bicara kepolisian yang tidak disebutkan namanya. Si penembak pertama pergi ke suatu rumah dan menembak tiga orang. Korban tewas adalah seorang pria berusia 58 tahun dan istrinya berusia 57 tahun, serta seorang lelaki berusia 32 tahun. ”Kedua orang tua yang ditembak adalah mertua si penembak dan lelaki yang lebih muda tersebut adalah saudara ipar,” ujar petugas kepolisian.

Setelah itu, si penembak pergi ke rumah tetangganya dan menembak seorang lelaki berusia 46 tahun. Si tersangka akhirnya memutuskan bunuh diri dengan menembakkan senjata ke kepalanya sendiri. Tetangga korban memberi tahu polisi setelah terdengar tembakan pada Sabtu malam (9/5) sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Seorang tetangga korban mengungkapkan bahwa dia mendengar empat tembakan, setelah itu berhenti dan terdengar lagi dua tembakan.

”Saya tidak mendengarkan teriakan sama sekali,” kata seorang warga kepada Blick, media ternama Swiss. Polisi langsung bergerak cepat menuju lokasi penembakan. Mereka mengamankan barang bukti dan mengevakuasi jenazah ke rumah sakit.

Penembakan bukan hal baru di Swiss. Penembakan terakhir terjadi pada Januari dan November tahun lalu yang mengguncang negara kecil di Pegunungan Alpen. ”Ini (penembakan) merupakan hal yang tidak mungkin. Kita adalah negara paling kaya dan paling bahagia di dunia,” demikian tulis Blick.

Dalam laporan yang dipublikasikan bulan lalu, Swiss merupakan negara yang paling bahagia di dunia. Berita itu memicu semangat kebanggaan nasional. Semua media pun melaporkan hal tersebut pada halaman utama mereka. Laporan Kebahagiaan Dunia yang dirilis Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan (SDSN) menyatakan Islandia, Denmark, Norwegia, dan Kanada berada di urutan negara yang paling menyenangkan.

Banyak penduduk Swiss mengungkapkan maraknya kasus penembakan disebabkan peningkatan jumlah senjata api yang dimilik warga. Lebih dari 4,5 juta senjata beredar di Swiss. Bahkan, Swiss termasuk salah satu negara yang paling banyak peredaran senjata api, setelah Amerika Serikat, Yaman, dan Serbia.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6901 seconds (0.1#10.140)