Pendapat Sys NS Soal Demokrat, SBY dan Aklamasi

Senin, 11 Mei 2015 - 09:04 WIB
Pendapat Sys NS Soal Demokrat, SBY dan Aklamasi
Pendapat Sys NS Soal Demokrat, SBY dan Aklamasi
A A A
JAKARTA - Partai Demokrat akan menggelar hajatan besar di Kota Surabaya hari ini, Senin (11/5/2015). Kongres III partai berlambang bintang segitiga ini digelar di tengah menurunnya performa partai yang memenangi Pemilu 2004, serta sejumlah kader terkena kasus korupsi.

Dinamika menjelang kongres juga mencuatkan wacana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan maju kembali sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020. Calon petahana ini bahkan disebut-sebut akan dipilih secara aklamasi.

Menanggapi hal itu, salah satu pendiri Partai Demokrat, Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns Soerio Soebagio (Sys Ns) mengatakan, Kongres Partai Demokrat hendaknya berjalan demokratis dan menjunjung nilai demokrasi.

"Karena ini Partai Demokrat partai yang modern. Kalau tidak berbau demokratis itu berarti belum modern," kata Sys saat dihubungi Sindonews, Senin (11/5/2015).

Sys juga mengomentari kabar SBY yang akan dicalonkan menjadi calon Ketua Umum dan dipilih secara aklamasi dalam kongres yang digelar di kota pahlawan mulai hari ini.

Menurutnya, aklamasi adalah mekanisme yang diatur dalam demokrasi. Aklamasi kata dia, diperbolehkan jika itu disepakati oleh mayoritas peserta kongres dan dilakukan setelah SBY demisioner.

"Aklamasi itu sifatnya halal dalam demokrasi. Tapi aklamasi itu halal jika lahir di floor, lahir saat demisioner semuanya," ucapnya.

Sys melanjutkan, aklamasi tidak diperbolehkan jika dirancang atau diseting dari luar. Menurutnya, jika pemilihan secara aklamasi sudah dihembuskan sejak kepengurusan belum demisioner, hal tersebut berbau tidak demokratis.

"Pas mau pemilihan, secara serentak, seluruh mayoritas, floor menginginkan aklamasi terhadap salah satu calon, itu demokratis. Tapi kalau dirancang dari luar, direkayasa dari luar, aklamasi itu tidak berbau demokrasi. Kalau sebelum demisioner sudah didorong itu ada rekayasa," kata Sys.

Saat disinggung apakah dirinya mencium aroma rekayasa untuk memilih SBY dalam Kongres III Partai Demokrat ini, Sys enggan berkomentar banyak. Bahkan pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini tampak tidak mau tahu dengan isu tersebut.

"Saya tidak pernah tahu dan tidak mau tahu. Jadi saya tidak tahu. Tapi memang pernah mendengar suara sumbang seperti itu," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7504 seconds (0.1#10.140)