Heli Pakistan Jatuh Istri Dubes RI Jadi Korban
A
A
A
GILGIT - Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Pakistan berduka. Kemarin istri Dubes Burhan Muhammad, Heri Listyawati, meninggal setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh.
Adapun Burhan yang turut berada dalam helikopter MI-17 tersebut mengalami luka. Selain Heri Listyawati, musibah tersebut juga menewaskan lima orang lainnya, termasuk di dalamnya tiga diplomat asing, yakni Dubes Norwegia Leif Holger Larsen, Dubes Filipina Domingo D Lucenario Jr, dan istri Dubes Malaysia, Datin Habibah Mahmud. Korban lain adalah dua pilot helikopter nahas itu, yakni Mayor Faisal dan Mayor Altamash, dan seorang kru.
Tragedi ini menjadi kecelakaan terburuk di Pakistan sejak 2012. Terjadinya musibah yang menimpa Dubes Burhan dan istri dikonfirmasi Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNIBHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Muhamad Lalu Iqbal dan Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir. ”Ya, kabar itu benar,” ujar Arrmanatha di Jakarta kemarin.
”Sementara Burhan selamat, tetapi beliau mengalami luka-luka,” tambahnya. Menlu Retno Marsudi menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya istri Dubes Burhan dan kepada seluruh korban lain. ”Kementerian Luar Negeri RI telah menerima informasi mengenai jatuhnya helikopter militer Pakistan di wilayah utara Pegunungan Gilgit-Baltistan pada Jumat, 8 Mei 2015 pukul 11.45 waktu setempat,” ucap Retno dalam jumpa pers di Jakarta, tadi malam.
Retno lantas menuturkan, Kemlu RI saat ini tengah berfokus untuk dapat mengevakuasi dan memulangkan jenazah ke Indonesia. Selain itu, pihak Kemlu juga akan berkoordinasi dengan KBRI di Islamabad dan Kedubes Pakistan di Jakarta untuk memastikan Dubes Burhan mendapatkan perawatan medis yang memadai. Sempat beredar kabar helikopter terjatuh akibat serangan kelompok militan Taliban Pakistan, Tehriki Taliban.
Hal ini muncul setelah Jubir Taliban Muhammad Khurasani mengklaim menembak jatuh helikopter buatan Rusia tersebut dengan peluncur rudal bahu dengan target PM Pakistan Nawaz Sharif. ”Nawaz Sharif dan sekutu-sekutunya adalah target utama kami,” ujar Khurasani dalam sebuah pernyataan surat elektronik. Namun, seperti diberitakan Reuters, klaim itu diragukan karena Taliban tidak beroperasi di wilayah Gilgit dan mereka sering kali mengklaim bertanggung jawab atas insiden yang tidak mereka lakukan.
Atase Pertahanan Pakistan untuk Indonesia Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq juga menegaskan bahwa helikopter yang membawa 17 penumpang itu tidak ditembak Taliban. Untuk diketahui, Gilgit bukan merupakan wilayah konflik. Namun wilayah itu menjadi area vital yang menegaskan garis perbatasan dengan China, Afghanistan, dan Kashmir.
”Tidak ditembak Taliban, lokasi kecelakaan berada di pedalaman, tetapi bukan wilayah konflik,” kata Kolonel Siddeeq di Jakarta kemarin. Untuk memastikan penyebab musibah tersebut, Pemerintah Pakistan masih melakukan investigasi. Kemlu sendiri juga terus berkoordinasi dengan KBRI Islamabad maupun perwakilan Pakistan di Jakarta untuk mencari informasi lebih detail.
”Kami juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Listyawati. Semoga beliau diterima di sisi-Nya dan keluarga diberi kekuatan,” demikian bunyi pernyataan Kemlu. Berdasar informasi, Burhan dan istri, bersama diplomat asing yang lain, mengalami musibah saat dalam perjalanan menghadiri peresmian proyek pariwisata di Naltar Valley, Gilgit-Baltisan, Pakistan.
Agenda kunjungan diplomatik itu melibatkan 32 dubes asing untuk Pakistan dengan menggunakan empat helikopter. Rencananya, para delegasi itu akan bertemu dengan PM Nawaz Sharif di Gilgit. Sharif berangkat dengan menggunakan pesawat. Namun pesawat yang ditumpangi Sharif berputar haluan setelah menerima kabar itu. Berdasar informasi yang dilansir Pemerintah Pakistan, helikopter itu jatuh dan menabrak sebuah gedung sekolah hingga memantik kobaran api.
Otoritas terkait Pakistan memastikan tidak ada korban jiwa atau luka-luka dari luar penumpang helikopter. Saat kejadian, sekolah sedang libur. Satu helikopter yang jatuh membawa 17 penumpang, 11 di antaranya warga negara asing (WNA). Aparat keamanan Pakistan menyatakan sebanyak 7 orang meninggal dalam kecelakaan itu, 4 di antaranya merupakan WNA.
Berdasarkan daftar penumpang yang dikeluarkan Pemerintah Pakistan sebelumnya, penumpang 4 helikopter yang terbang ke Gilgit kebanyakan merupakan delegasi. Delegasi itu terdiri atas dubes Indonesia, Malaysia, Filipina, Lebanon, Belanda, Romania, Norwegia, Polandia, dan Afrika Selatan.
Mereka ada yang membawa istri. ”Ini merupakan kunjungan diplomasi dari total 37 anggota delegasi negara,” papar salah satu penumpang helikopter MI-17 yang lain yang tidak mau disebutkan namanya seperti dikutip AFP . Dia mengklarifikasi, dari 4 helikopter yang dijadwalkan terbang ke Gilgit, hanya 3 yang jadi terbang karena beberapa alasan. Warga lokal, Sher Ahmed, yang tinggal di dekat lokasi kecelakaan menuturkan dirinya melihat helikopter berdatangan.
Sesaat sebelum jatuh, helikopter terlihat melayang-layang sekitar 250 meter di atas sekolah. Ketika jatuh, helikopter pabrikan Rusia tersebut mencoba membelok. ”Untungnya, saat kejadian tidak ada anak-anak di sekolah karena hari ini (kemarin) sekolah libur. Kami mendengar ledakan yang keras ketika sedang berada di kebun bersama keluarga. Kemudian sekolah tiba-tiba terbakar,” ujarnya.
Muh shamil/ant
Adapun Burhan yang turut berada dalam helikopter MI-17 tersebut mengalami luka. Selain Heri Listyawati, musibah tersebut juga menewaskan lima orang lainnya, termasuk di dalamnya tiga diplomat asing, yakni Dubes Norwegia Leif Holger Larsen, Dubes Filipina Domingo D Lucenario Jr, dan istri Dubes Malaysia, Datin Habibah Mahmud. Korban lain adalah dua pilot helikopter nahas itu, yakni Mayor Faisal dan Mayor Altamash, dan seorang kru.
Tragedi ini menjadi kecelakaan terburuk di Pakistan sejak 2012. Terjadinya musibah yang menimpa Dubes Burhan dan istri dikonfirmasi Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNIBHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Muhamad Lalu Iqbal dan Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir. ”Ya, kabar itu benar,” ujar Arrmanatha di Jakarta kemarin.
”Sementara Burhan selamat, tetapi beliau mengalami luka-luka,” tambahnya. Menlu Retno Marsudi menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya istri Dubes Burhan dan kepada seluruh korban lain. ”Kementerian Luar Negeri RI telah menerima informasi mengenai jatuhnya helikopter militer Pakistan di wilayah utara Pegunungan Gilgit-Baltistan pada Jumat, 8 Mei 2015 pukul 11.45 waktu setempat,” ucap Retno dalam jumpa pers di Jakarta, tadi malam.
Retno lantas menuturkan, Kemlu RI saat ini tengah berfokus untuk dapat mengevakuasi dan memulangkan jenazah ke Indonesia. Selain itu, pihak Kemlu juga akan berkoordinasi dengan KBRI di Islamabad dan Kedubes Pakistan di Jakarta untuk memastikan Dubes Burhan mendapatkan perawatan medis yang memadai. Sempat beredar kabar helikopter terjatuh akibat serangan kelompok militan Taliban Pakistan, Tehriki Taliban.
Hal ini muncul setelah Jubir Taliban Muhammad Khurasani mengklaim menembak jatuh helikopter buatan Rusia tersebut dengan peluncur rudal bahu dengan target PM Pakistan Nawaz Sharif. ”Nawaz Sharif dan sekutu-sekutunya adalah target utama kami,” ujar Khurasani dalam sebuah pernyataan surat elektronik. Namun, seperti diberitakan Reuters, klaim itu diragukan karena Taliban tidak beroperasi di wilayah Gilgit dan mereka sering kali mengklaim bertanggung jawab atas insiden yang tidak mereka lakukan.
Atase Pertahanan Pakistan untuk Indonesia Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq juga menegaskan bahwa helikopter yang membawa 17 penumpang itu tidak ditembak Taliban. Untuk diketahui, Gilgit bukan merupakan wilayah konflik. Namun wilayah itu menjadi area vital yang menegaskan garis perbatasan dengan China, Afghanistan, dan Kashmir.
”Tidak ditembak Taliban, lokasi kecelakaan berada di pedalaman, tetapi bukan wilayah konflik,” kata Kolonel Siddeeq di Jakarta kemarin. Untuk memastikan penyebab musibah tersebut, Pemerintah Pakistan masih melakukan investigasi. Kemlu sendiri juga terus berkoordinasi dengan KBRI Islamabad maupun perwakilan Pakistan di Jakarta untuk mencari informasi lebih detail.
”Kami juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Listyawati. Semoga beliau diterima di sisi-Nya dan keluarga diberi kekuatan,” demikian bunyi pernyataan Kemlu. Berdasar informasi, Burhan dan istri, bersama diplomat asing yang lain, mengalami musibah saat dalam perjalanan menghadiri peresmian proyek pariwisata di Naltar Valley, Gilgit-Baltisan, Pakistan.
Agenda kunjungan diplomatik itu melibatkan 32 dubes asing untuk Pakistan dengan menggunakan empat helikopter. Rencananya, para delegasi itu akan bertemu dengan PM Nawaz Sharif di Gilgit. Sharif berangkat dengan menggunakan pesawat. Namun pesawat yang ditumpangi Sharif berputar haluan setelah menerima kabar itu. Berdasar informasi yang dilansir Pemerintah Pakistan, helikopter itu jatuh dan menabrak sebuah gedung sekolah hingga memantik kobaran api.
Otoritas terkait Pakistan memastikan tidak ada korban jiwa atau luka-luka dari luar penumpang helikopter. Saat kejadian, sekolah sedang libur. Satu helikopter yang jatuh membawa 17 penumpang, 11 di antaranya warga negara asing (WNA). Aparat keamanan Pakistan menyatakan sebanyak 7 orang meninggal dalam kecelakaan itu, 4 di antaranya merupakan WNA.
Berdasarkan daftar penumpang yang dikeluarkan Pemerintah Pakistan sebelumnya, penumpang 4 helikopter yang terbang ke Gilgit kebanyakan merupakan delegasi. Delegasi itu terdiri atas dubes Indonesia, Malaysia, Filipina, Lebanon, Belanda, Romania, Norwegia, Polandia, dan Afrika Selatan.
Mereka ada yang membawa istri. ”Ini merupakan kunjungan diplomasi dari total 37 anggota delegasi negara,” papar salah satu penumpang helikopter MI-17 yang lain yang tidak mau disebutkan namanya seperti dikutip AFP . Dia mengklarifikasi, dari 4 helikopter yang dijadwalkan terbang ke Gilgit, hanya 3 yang jadi terbang karena beberapa alasan. Warga lokal, Sher Ahmed, yang tinggal di dekat lokasi kecelakaan menuturkan dirinya melihat helikopter berdatangan.
Sesaat sebelum jatuh, helikopter terlihat melayang-layang sekitar 250 meter di atas sekolah. Ketika jatuh, helikopter pabrikan Rusia tersebut mencoba membelok. ”Untungnya, saat kejadian tidak ada anak-anak di sekolah karena hari ini (kemarin) sekolah libur. Kami mendengar ledakan yang keras ketika sedang berada di kebun bersama keluarga. Kemudian sekolah tiba-tiba terbakar,” ujarnya.
Muh shamil/ant
(bbg)