SBY Diminta Sadar Diri, Sudah Berkali-kali Ingkar Janji
A
A
A
JAKARTA - Mantan Fungsionaris DPP Partai Demokrat Ma'mun Murod Al-Barbasy mengaku tidak kaget jika Kongres Partai Demokrat yang dilaksanakan 11-13 Mei 2015 di Surabaya mendatang penuh rekayasa.
Pratik manipulatif untuk menyingkirkan kader partai yang berniat ikut kompetisi memperebutkan kursi ketua umum partai yang diungkap Politikus Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika tersebut dinilainya pasti akan terjadi. (Baca juga: Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat)
"Ungkapan bahwa demokrasi akan dibunuh oleh demokrasi itu terjadi sendiri dan dengan cara-cara yang demokratis, yaitu melalui suara terbanyak yang manipulatif," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (9/5/2015).
Menurutnya, Steering Committee (SC) Kongres Partai Demokrat mencoba menunjukkan seolah perhelatan lima tahunan itu berjalan demokratis. Namun, fakta sesungguhnya sangat manipulatif.
"Niat majunya Beli Pasek harus dipahami sebagai upaya penyadaran pada SBY, sadar akan janji-janjinya selama ini yang selalu dikhianati."
"Coba tanya ke Beli Pasek, sudah berapa kali SBY umbar janji. Termasuk saat bicara empat mata antara SBY dan Beli Pasek menjelang Kongres Luar Biasa di Bali, lalu berapa janji yang dipenuhinya," sambung Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini.
Pratik manipulatif untuk menyingkirkan kader partai yang berniat ikut kompetisi memperebutkan kursi ketua umum partai yang diungkap Politikus Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika tersebut dinilainya pasti akan terjadi. (Baca juga: Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat
source: http://nasional.sindonews.com/read/999017/12/pasek-ungkap-aturan-rekayasa-kongres-demokrat-1431081012Pasek Ungkap Aturan Rekayasa Kongres Demokrat)
"Ungkapan bahwa demokrasi akan dibunuh oleh demokrasi itu terjadi sendiri dan dengan cara-cara yang demokratis, yaitu melalui suara terbanyak yang manipulatif," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (9/5/2015).
Menurutnya, Steering Committee (SC) Kongres Partai Demokrat mencoba menunjukkan seolah perhelatan lima tahunan itu berjalan demokratis. Namun, fakta sesungguhnya sangat manipulatif.
"Niat majunya Beli Pasek harus dipahami sebagai upaya penyadaran pada SBY, sadar akan janji-janjinya selama ini yang selalu dikhianati."
"Coba tanya ke Beli Pasek, sudah berapa kali SBY umbar janji. Termasuk saat bicara empat mata antara SBY dan Beli Pasek menjelang Kongres Luar Biasa di Bali, lalu berapa janji yang dipenuhinya," sambung Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini.
(kri)