Jangan Percaya Mitos Narkoba Tingkatkan Percaya Diri
A
A
A
JAKARTA - Menambah kepercayaan diri dan energi seringkali menjadi alasan seseorang menjadi penyalahguna narkoba. Mitos inilah yang banyak dipercaya, sehingga seorang terjerumus menjadi pecandu narkoba.
“Mahasiswa dengan tugasnya yang banyak kemudian mencoba untuk menggunakan narkoba," ungkap Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Antar MT Sianturi, di Jakarta, Rabu (6/5/2015).
"Awalnya dia pikir dengan menggunakan narkoba maka bebannya akan menjadi ringan. Padahal justru sebaliknya dengan menggunakan narkoba, maka yang bersangkutan telah menggadai masa depannya menjadi suram,” imbuhnya.
Dia menambahkan, penggunaan narkoba tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sebab, narkoba justru akan menambah masalah. Antar pun menegaskan, penggunaan narkoba secara ilegal tidak diberbolehkan.
"Undang-undang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika secara jelas mengatur tentang hal itu. Mahasiswa saya pikir sudah paham betul tentang risiko hukum yang timbul akibat menggunakan, mengedarkan dan memproduksi (narkoba)," kata Antar.
Sementara Kabag Humas BNN, Slamet Pribadi mengatakan, saat ini Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba. Hampir setiap hari BNN dan Polri mengungkap kasus-kasus peredaran gelap narkoba.
“Miris kami melihat peredaran gelap narkoba. Korbannya bermacam-macam. Ada penegak hukum, pengusaha, akademisi, mahasiswa sampai pegangguran," ujar Slamet.
Slamet menerangkan, variasi dan modus operandi yang mereka gunakan selalu berubah-ubah. Dia berharap, mahasiswa dan pelajar selalu waspada agar tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
"Sindikat bisa saja ada di sekitar kita. Bisa melalui teman, saudara bahkan orang terdekat seperti pacar. Pesan saya jangan sekali-kali mencampur adukan masalah penyalahgunaan narkotika dengan perasaan," tuturnya.
Kadang seseorang dengan alasan cinta sama pasangannya kemudian ikut-ikutan menggunakan narkoba. "Kalau pacar Anda menjadi pecandu, maka sebaiknya dorong dia untuk menjalani rehabilitasi," ajak Slamet.
Sementara Faisal Mahasiswa Fakultas Hukum Pasundan mengungkap keprihatinannya terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Dia mengaku, masalah narkoba harus menjadi gerakan bersama, karena korbannya adalah masyarakat terutama generasi muda. “Sepertinya masalah narkoba ini enggak ada habisnya," tukas Faisal.
“Mahasiswa dengan tugasnya yang banyak kemudian mencoba untuk menggunakan narkoba," ungkap Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Antar MT Sianturi, di Jakarta, Rabu (6/5/2015).
"Awalnya dia pikir dengan menggunakan narkoba maka bebannya akan menjadi ringan. Padahal justru sebaliknya dengan menggunakan narkoba, maka yang bersangkutan telah menggadai masa depannya menjadi suram,” imbuhnya.
Dia menambahkan, penggunaan narkoba tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sebab, narkoba justru akan menambah masalah. Antar pun menegaskan, penggunaan narkoba secara ilegal tidak diberbolehkan.
"Undang-undang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika secara jelas mengatur tentang hal itu. Mahasiswa saya pikir sudah paham betul tentang risiko hukum yang timbul akibat menggunakan, mengedarkan dan memproduksi (narkoba)," kata Antar.
Sementara Kabag Humas BNN, Slamet Pribadi mengatakan, saat ini Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba. Hampir setiap hari BNN dan Polri mengungkap kasus-kasus peredaran gelap narkoba.
“Miris kami melihat peredaran gelap narkoba. Korbannya bermacam-macam. Ada penegak hukum, pengusaha, akademisi, mahasiswa sampai pegangguran," ujar Slamet.
Slamet menerangkan, variasi dan modus operandi yang mereka gunakan selalu berubah-ubah. Dia berharap, mahasiswa dan pelajar selalu waspada agar tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
"Sindikat bisa saja ada di sekitar kita. Bisa melalui teman, saudara bahkan orang terdekat seperti pacar. Pesan saya jangan sekali-kali mencampur adukan masalah penyalahgunaan narkotika dengan perasaan," tuturnya.
Kadang seseorang dengan alasan cinta sama pasangannya kemudian ikut-ikutan menggunakan narkoba. "Kalau pacar Anda menjadi pecandu, maka sebaiknya dorong dia untuk menjalani rehabilitasi," ajak Slamet.
Sementara Faisal Mahasiswa Fakultas Hukum Pasundan mengungkap keprihatinannya terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Dia mengaku, masalah narkoba harus menjadi gerakan bersama, karena korbannya adalah masyarakat terutama generasi muda. “Sepertinya masalah narkoba ini enggak ada habisnya," tukas Faisal.
(maf)