DPR Minta Presiden Jokowi Benahi Tim Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Tim ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai menjadi titik lemah pada enam bulan pertama pemerintahannya.
Itu terlihat dari kondisi perekonomian belakangan ini yang terus mengalami tren negatif baik di sektor makro maupun mikro. Melihat kondisi tersebut, sejumlah politisi di DPR seperti Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo, dan anggota Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menyarankan Presiden Jokowi untuk mengevaluasinya.
Mereka meminta jajaran tim ekonomi dirombak agar ada perbaikan harapan ke depan. Menurut Agus Hermanto, dengan kondisi yang mencuat belakangan ini seperti melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), polemik harga BBM bersubsidi yang mendapatkan keluhan rakyat juga soal harga beras yang seperti tak terkontrol jelas menjadi bukti nyata bagaimana tim ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi memang lemah.
”Yang ingin kami sampaikan bahwa tim ekonomi Pak Jokowi di kabinet ini sangat lemah. Dolar kita ketahui betul-betul kita tidak bisa me-recovery, sekarang memang ada naik, tapi belum bisa diharapkan. Ekonomi kita menurut saya turun drastis,” kata Agus di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan, salah satu faktor kelemahan tim ekonomi saat ini adalah kapabilitas. Untuk itu, salah satu solusinya memang melakukan reshuffle . ”Jadi tim ekonominya betul-betul tidak memenuhi kapabilitas sebagai menteri yang ada di sana sehingga ini memerlukan sebuah perhatian,” ujarnya.
Bambang Soesatyo mengungkapkan, awal April ini hargaharga barang dan kebutuhan pokokterusnaik. Disisilaintimekonomi Kabinet Kerja tidak sensitif pada aspirasi rakyat. ”Akibatnya, popularitas pemerintahan sekarang anjlok,” ujarnya. Atas kondisi itu, kata Bambang, reshuffle kabinet yang sudah diagendakan Presiden Jokowi sebaiknya dipercepat dengan merombak tim ekonomi kabinet.
Para menteri ekonomi di Kabinet Kerja sekarang ini tampaknya tidak mampu melakukan penyesuaian ritme kerja mereka setelah Presiden mengubah kebijakan subsidi energi. Dia menjelaskan, perubahan mendasar yang dampaknya langsung dirasakan rakyat adalah membiarkan harga eceran BBM dibentuk seturut mekanisme pasar.
Harga BBM turunnaik kapan saja tanpa disosialisasikan. ”Dampaknya sangat luas dan strategis karena menyentuh harga kebutuhan pokok dan tarif jasa angkutan. Harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan bisa turun-naik kapan saja,” ucapnya.
Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Hendrawan Supratikno mengakui ada kelemahan di tim ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi. Salah satu kelemahan itu adalah minim jam terbang serta kelambatan adaptasi atau belajar. ”Kelemahan jam terbang itu sebenarnya bisa diimbangi dengan kurva belajar yang cepat sehingga menjadi banyak pengalaman. Kalau jam terbang rendah, kurva belajar datar. Itu berbahaya,” katanya.
Namun, dia meyakini bahwa Presiden Jokowi juga sudah menyadari hal tersebut. Karena itu, dia meyakini pada waktu yang tepat nanti Presiden melakukan tindakan guna menutupi kelemahan yang sudah dideteksi dalam enam bulan pertama pemerintahannya. ”Reshuffle sudah pasti, tinggal waktunya saja untuk menentukan,” katanya.
Rahmat sahid
Itu terlihat dari kondisi perekonomian belakangan ini yang terus mengalami tren negatif baik di sektor makro maupun mikro. Melihat kondisi tersebut, sejumlah politisi di DPR seperti Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo, dan anggota Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menyarankan Presiden Jokowi untuk mengevaluasinya.
Mereka meminta jajaran tim ekonomi dirombak agar ada perbaikan harapan ke depan. Menurut Agus Hermanto, dengan kondisi yang mencuat belakangan ini seperti melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), polemik harga BBM bersubsidi yang mendapatkan keluhan rakyat juga soal harga beras yang seperti tak terkontrol jelas menjadi bukti nyata bagaimana tim ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi memang lemah.
”Yang ingin kami sampaikan bahwa tim ekonomi Pak Jokowi di kabinet ini sangat lemah. Dolar kita ketahui betul-betul kita tidak bisa me-recovery, sekarang memang ada naik, tapi belum bisa diharapkan. Ekonomi kita menurut saya turun drastis,” kata Agus di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan, salah satu faktor kelemahan tim ekonomi saat ini adalah kapabilitas. Untuk itu, salah satu solusinya memang melakukan reshuffle . ”Jadi tim ekonominya betul-betul tidak memenuhi kapabilitas sebagai menteri yang ada di sana sehingga ini memerlukan sebuah perhatian,” ujarnya.
Bambang Soesatyo mengungkapkan, awal April ini hargaharga barang dan kebutuhan pokokterusnaik. Disisilaintimekonomi Kabinet Kerja tidak sensitif pada aspirasi rakyat. ”Akibatnya, popularitas pemerintahan sekarang anjlok,” ujarnya. Atas kondisi itu, kata Bambang, reshuffle kabinet yang sudah diagendakan Presiden Jokowi sebaiknya dipercepat dengan merombak tim ekonomi kabinet.
Para menteri ekonomi di Kabinet Kerja sekarang ini tampaknya tidak mampu melakukan penyesuaian ritme kerja mereka setelah Presiden mengubah kebijakan subsidi energi. Dia menjelaskan, perubahan mendasar yang dampaknya langsung dirasakan rakyat adalah membiarkan harga eceran BBM dibentuk seturut mekanisme pasar.
Harga BBM turunnaik kapan saja tanpa disosialisasikan. ”Dampaknya sangat luas dan strategis karena menyentuh harga kebutuhan pokok dan tarif jasa angkutan. Harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan bisa turun-naik kapan saja,” ucapnya.
Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Hendrawan Supratikno mengakui ada kelemahan di tim ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi. Salah satu kelemahan itu adalah minim jam terbang serta kelambatan adaptasi atau belajar. ”Kelemahan jam terbang itu sebenarnya bisa diimbangi dengan kurva belajar yang cepat sehingga menjadi banyak pengalaman. Kalau jam terbang rendah, kurva belajar datar. Itu berbahaya,” katanya.
Namun, dia meyakini bahwa Presiden Jokowi juga sudah menyadari hal tersebut. Karena itu, dia meyakini pada waktu yang tepat nanti Presiden melakukan tindakan guna menutupi kelemahan yang sudah dideteksi dalam enam bulan pertama pemerintahannya. ”Reshuffle sudah pasti, tinggal waktunya saja untuk menentukan,” katanya.
Rahmat sahid
(ftr)