Sosok yang Mampu Berdakwah
A
A
A
Dr H Syamsuhadi Irsyad MH telah mengabdikan hidupnya untuk membangun UMP. Bahkan, Ketua Dewan Pers Profesor Bagir Manan pernah mengutarakan bahwa Syamsuhadi adalah sosok yang memiliki kemampuan berdakwah.
Kemampuan ini hendaknya lebih diberdayakan pada masa purnabhakti dan di mana pun berada. Tidak bisa dimungkiri, pengalaman Syamsuhadi menjadi bagian dari lembaga pemerintahan merupakan modal besar dalam merealisasikan semua program UMP. Mantan Ketua Komisi Fatwa Dewan Pimpinan Wilayah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah tahun 1989-1992 ini juga memberikan perhatian khusus bagi mahasiswa berprestasi berupa beasiswa.
Eksesnya, tidak sedikit mahasiswa UMP yang menorehkan prestasi, bukan saja dalam ajang lokal, juga regional, bahkan nasional. ”Agar lahir insan akademika yang mumpuni, saya telah menyiapkannya secara mendasar bekal bagi mahasiswa UMP, di antaranya menyempurnakan sistem pelatihan dan materi emotional spiritual quotient (ESQ) bersama Ary Ginanjar Agustian,” tuturnya.
Kemudian ada juga pelatihan becoming excellent student training(BEST) oleh para dosen dan pakar dari UMP. Sertifikat BEST digunakan sebagai syarat registrasi semester III. Selanjutnya dikembangkan dengan pelatihan softskills management and resolution training (SMART) sebagai syarat registrasi semester V. Pada akhirnya mahasiswa juga dibekali dengan pelatihan spiritual up and career competencies empowering by softskills (SUCCES) sebagai syarat untuk mendaftar wisuda.
”Sudah menjadi prinsip UMP untuk membekali segenap mahasiswa dengan kajian al-Islam secara intensif,” imbuh pria yang akrab disapa Pak Syamsu. Perjalanan kariernya pun sangatlah cemerlang. Berbagai jabatan penting pernah diemban, seperti ketua Mahkamah Islam Tinggi (MIT)/Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Jawa Tengah dan DIY di Semarang (1987-1992), Sumatera Selatan-Lampung-Bengkulu di Palembang (1992-1994), DKI Jakarta (1994-1996), dan Jawa Barat di Bandung (1996-1997).
Terakhir, pada tahun 2004, Syamsuhadi diamanatkan jabatan sebagai wakil ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) Bidang Non-Yudisial. Syamsuhadi mengawal Universitas Muhammadiyah Purwokerto sejak awal berdiri, yakni ketika alih bentuk dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah (IKIP Muhammadiyah) Purwokerto.
Pada awal berdirinya, 5 April 1965, perguruan tinggi ini terdiri atas dua fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Pendidikan Umum Cabang IKIP Muhammadiyah Surakarta. Pada tahun 1968 IKIP Muhammadiyah Purwokerto memisahkan diri dari Surakarta. Syamsuhadi menjadi rektor yang kedua setelah Drs H Djarwoto Aminoto. Pada tahun 1982/1983, di bawah kepemimpinan Syamsuhadi, diusulkanlah perubahan IKIP Muhammadiyah Purwokerto menjadi universitas karena sudah memiliki beberapa fakultas dan jurusan yang memadai.
Namun, pengajuan perubahan status itu belum disetujui pihak Kopertis. Namun, hal itu tak membuatnya patah arang. IKIP Muhammadiyah terus menambah fakultas dan jurusan serta membeli tanah untuk lokasi kampus baru karena masih numpang di gedung SPG Muhammadiyah Purwokerto. IKIP Muhammadiyah membuka Jurusan Geografi pada tahun 1974/ 1975. Semenjak Syamsuhadi definitif menjabat rektor pada 1976-1988, berturut- turut pada tahun 1981/1982 didirikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Juga didirikan Jurusan Bahasa Inggris pada Fakultas Keguruan Seni dan Sastra. Pada tahun 1983/1984 didirikan Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan (PMPKN) dari FPIPS, serta Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) dari FIP.
”Selanjutnya pada tahun 1987/ 1988, kami mendirikan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dengan Jurusan Pendidikan Matematika dan Jurusan Pendidikan Biologi,” tutur Syamsuhadi. Akhirnya pemerintah mengabulkan perubahan IKIP Muhammadiyah Purwokerto menjadi Universitas Muhammadiyah Purwokerto lewat SK Dirjen Dikti Depdikbud pada tahun 1995.
Bersamaan dengan SK perubahan bentuk menjadi UMP itu, sekaligus diberi status terdaftar empat fakultas baru beserta dengan jurusan/program studinya. Keempat fakultas itu adalah Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan, dan Fakultas Ekonomi (1995). Perkembangan berikutnya, dibuka Fakultas Psikologi (1998). Pada tahun 2000 dibuka pula Fakultas Sastra, Fakultas Hukum, Fakultas Farmasi, dan banyak lagi yang lain, termasuk Fakultas Kedokteran.
muh fauzi
Kemampuan ini hendaknya lebih diberdayakan pada masa purnabhakti dan di mana pun berada. Tidak bisa dimungkiri, pengalaman Syamsuhadi menjadi bagian dari lembaga pemerintahan merupakan modal besar dalam merealisasikan semua program UMP. Mantan Ketua Komisi Fatwa Dewan Pimpinan Wilayah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah tahun 1989-1992 ini juga memberikan perhatian khusus bagi mahasiswa berprestasi berupa beasiswa.
Eksesnya, tidak sedikit mahasiswa UMP yang menorehkan prestasi, bukan saja dalam ajang lokal, juga regional, bahkan nasional. ”Agar lahir insan akademika yang mumpuni, saya telah menyiapkannya secara mendasar bekal bagi mahasiswa UMP, di antaranya menyempurnakan sistem pelatihan dan materi emotional spiritual quotient (ESQ) bersama Ary Ginanjar Agustian,” tuturnya.
Kemudian ada juga pelatihan becoming excellent student training(BEST) oleh para dosen dan pakar dari UMP. Sertifikat BEST digunakan sebagai syarat registrasi semester III. Selanjutnya dikembangkan dengan pelatihan softskills management and resolution training (SMART) sebagai syarat registrasi semester V. Pada akhirnya mahasiswa juga dibekali dengan pelatihan spiritual up and career competencies empowering by softskills (SUCCES) sebagai syarat untuk mendaftar wisuda.
”Sudah menjadi prinsip UMP untuk membekali segenap mahasiswa dengan kajian al-Islam secara intensif,” imbuh pria yang akrab disapa Pak Syamsu. Perjalanan kariernya pun sangatlah cemerlang. Berbagai jabatan penting pernah diemban, seperti ketua Mahkamah Islam Tinggi (MIT)/Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Jawa Tengah dan DIY di Semarang (1987-1992), Sumatera Selatan-Lampung-Bengkulu di Palembang (1992-1994), DKI Jakarta (1994-1996), dan Jawa Barat di Bandung (1996-1997).
Terakhir, pada tahun 2004, Syamsuhadi diamanatkan jabatan sebagai wakil ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) Bidang Non-Yudisial. Syamsuhadi mengawal Universitas Muhammadiyah Purwokerto sejak awal berdiri, yakni ketika alih bentuk dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah (IKIP Muhammadiyah) Purwokerto.
Pada awal berdirinya, 5 April 1965, perguruan tinggi ini terdiri atas dua fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Pendidikan Umum Cabang IKIP Muhammadiyah Surakarta. Pada tahun 1968 IKIP Muhammadiyah Purwokerto memisahkan diri dari Surakarta. Syamsuhadi menjadi rektor yang kedua setelah Drs H Djarwoto Aminoto. Pada tahun 1982/1983, di bawah kepemimpinan Syamsuhadi, diusulkanlah perubahan IKIP Muhammadiyah Purwokerto menjadi universitas karena sudah memiliki beberapa fakultas dan jurusan yang memadai.
Namun, pengajuan perubahan status itu belum disetujui pihak Kopertis. Namun, hal itu tak membuatnya patah arang. IKIP Muhammadiyah terus menambah fakultas dan jurusan serta membeli tanah untuk lokasi kampus baru karena masih numpang di gedung SPG Muhammadiyah Purwokerto. IKIP Muhammadiyah membuka Jurusan Geografi pada tahun 1974/ 1975. Semenjak Syamsuhadi definitif menjabat rektor pada 1976-1988, berturut- turut pada tahun 1981/1982 didirikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Juga didirikan Jurusan Bahasa Inggris pada Fakultas Keguruan Seni dan Sastra. Pada tahun 1983/1984 didirikan Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan (PMPKN) dari FPIPS, serta Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) dari FIP.
”Selanjutnya pada tahun 1987/ 1988, kami mendirikan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dengan Jurusan Pendidikan Matematika dan Jurusan Pendidikan Biologi,” tutur Syamsuhadi. Akhirnya pemerintah mengabulkan perubahan IKIP Muhammadiyah Purwokerto menjadi Universitas Muhammadiyah Purwokerto lewat SK Dirjen Dikti Depdikbud pada tahun 1995.
Bersamaan dengan SK perubahan bentuk menjadi UMP itu, sekaligus diberi status terdaftar empat fakultas baru beserta dengan jurusan/program studinya. Keempat fakultas itu adalah Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan, dan Fakultas Ekonomi (1995). Perkembangan berikutnya, dibuka Fakultas Psikologi (1998). Pada tahun 2000 dibuka pula Fakultas Sastra, Fakultas Hukum, Fakultas Farmasi, dan banyak lagi yang lain, termasuk Fakultas Kedokteran.
muh fauzi
(ars)