Perang Gengsi dan Ambisi

Minggu, 03 Mei 2015 - 11:13 WIB
Perang Gengsi dan Ambisi
Perang Gengsi dan Ambisi
A A A
LAS VEGAS - Menilik rekor dan uang pada duel The Money (julukan Floyd Mayweather Jr) melawanPacMan (julukan Manny Pacquiao), megaduel ini bukan hanya ajang pembuktian siapa yang paling jago di atas ring.

Persoalan gengsi dan ambisi juga dipertaruhkan pada duel yang memperebutkan sabuk gelar juara kelas welter WBC, WBA, dan WBO. The Money memang lebih diunggulkan karena memiliki catatan laga yang sangat fantastis. Petinju 173 cm ini memiliki catatan 47 pertandingan profesional dan semuanya dimenanginya. Tak hanya rekor tanpa kekalahan, The Money juga berhasil 26 kali (55,3%) membuat lawannya mencium kanvas ring alias menang knock out (KO).

Wajar jika akhirnya publik lebih menjagokan Mayweather. Namun Mayweather juga harus super-hati-hati jika melihat catatan rekor Pacquiao. Selama 64 duel yang dia jalani, petinju 169 cm ini berhasil 38 kali (59,4%) mengempaskan lawannya dengan KO. Jika melihat rasio kemenangan KO, Pacquiao patut lebih diunggulkan. Selain itu Pacquiao mempunyai fisik yang luar biasa dan gaya duel yang ulet dan ngotot.

Baik Mayweather maupun Pacquiao tampaknya sangat sadar dengan rekor lawan yang akan dihadapi. Mayweather yang selama ini sering menganggap remeh lawan pun tetap mengakui Pacquiao adalah lawan yang sangat berat. ”Dia adalah pejuang tangguh dan kuat. Momen ini akan menjadi pertarungan menarik. Tapi, setelah ini, saya akan tetap menjadi The Best Ever,” kata Mayweather seperti dilansir bbcsport.

Meski begitu, petinju kelahiran 24 Februari 1977 itu tetap yakin bisa mengalahkan Pacquiao. ”Saya percaya dengan kemampuan yang saya miliki. Saya pasti menang,” katanya. The Money memang memiliki ambisi besar pada pertarungan nanti. Jika berhasil mengalahkan Pacquiao, petinju kelahiran Michigan, Amerika Serikat (AS), itu semakin besar peluangnya memecahkan rekor milik Rocky Marciano dengan 49 kali kemenangan secara beruntun.

Bahkan jika dirinya menang pada laga ini dan terus bertinju serta mampu memperpanjang rekor tak terkalahkan menjadi 50 pertandingan, prestasi itu akan menjadi waktu yang tepat bagi The Money untuk pensiun. ”Saya sudah mendedikasikan diri saya untuk olahraga tinju selama lebih dari 20 tahun. Saya siap untuk melawannya. Sekarang saatnya kami bertanding dan menjalani apa yang harus kami lakukan dengan penampilan terbaik. Saya merasa bisa berada di sini berkat ayah saya (Floyd Mayweather Sr). Jika tidak ada ayah saya, tidak akan mungkin saya bisa berada di sini,” ujar Mayweather.

Sementara Pacquiao, petinju yang memiliki catatan 57 kemenangan dan 5 kekalahan, mengaku akan tampil habishabisan pada pertarungan nanti. Apalagi seluruh pencinta tinju di dunia akan tertuju pada duel akbar abad ini. Alasan itu pula yang membuat petinju berusia 36 tahun itu yakin bisa mendapatkan penampilan terbaiknya.

”Ini adalah tanggung jawabbesarbagi saya untukmemberikan kenikmatan yang layak kepada para penggemar dengan cara memperlihatkan pertarungan bagus meski mereka adalah penggemar saya atau Mayweather,” ucap Pacquiao. ”Tuhan akan selalu bersama saya, menguatkansaya, danmemberisaya kemampuan pukulan yang terbaik,” sambungnya. PacMan pun tak memedulikan perbedaan berat badan, termasuk jangkauan pukulannya yang kalah 5 inci dari Mayweather.

Dia tetap yakin bisa mendaratkan pukulan telak ke wajah lawannya itu. Apalagi petinju kidal ini sudah memiliki pengalaman bertarung menghadapilawanyangbertubuhlebih besar. ”Saya telah berjuang menghadapi petinju besar seperi Oscar de la Hoya, Antonio Margarito. Duel itu tidak menjadi masalah bagi saya,” ungkap Pacquiao. Tampaknya status underdog yang dialamatkan ke Pacquiao harus dikoreksi.

Selain meraih 38 kemenangan KO, dia juga menjadi satu-satunya petinju di planet ini yang menguasai 8 kelas berbeda. Adapun Mayweather hanya menjadi juara di 5 kelas berbeda. Tentang pundi-pundi dari megaduel ini juga terbilang fantastis. Laga ini diprediksi meraup pendapatan sekitar USD458,3 juta atau sekitar Rp5,9 triliun. Dari mana uang tersebut? Ada tiga bidang yang bisa menghasilkan uang sangat banyak, yaitu dari revenue penjualan televisi jaringan pay-per-view (PPV), tiket, dan sponsor.

Bahkan PPV duel mereka diprediksi mencapai 3,8 juta sambungan. Dengan harga satu PPV mencapai USD99,99 ini berarti jika sesuai target akan mencapai nilai USD379,9 juta atau sekitar Rp4,9 triliun (kurs Rp13.000). Tampaknya target 3,8 juta sambungan bukan hal yang mustahil jika melihat kualitas duel kali ini. Adapun dari tiket, panitia menargetkan meraup USD74 juta atau sekitar Rp962 miliar.

Tiket pertarungan Mayweather dengan Pacquiao dijual dengan harga USD1.500 sampai USD10.000, harga yang sangat mahal dalam sejarah olahraga di AS. Sementara kapasitas di MGM Grand Arena mencapai 16.000 tempat duduk. Adapun sponsor utama pertarungan akan menggelontorkan dana USD5,6juta(Rp72,8miliar).

Jika ditotal, diprediksi laga ini akan meraup uang Rp5,9 triliun. Besarnya pendapatan dari megaduel ini membuat bayaran keduanya pun memecahkan rekor. Mayweather diperkirakan akan mendapatkan penghasilan hingga USD180 juta atau sekitar Rp2,3 triliun, sementara Pacquiao diprediksi meraih USD120 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.

Khusus Mayweather, bayaran tersebut hampir setara dengan total bayaran yang diterimanya dari empat pertarungan terakhir sejak 2013. Saat itu, dia mendapat USD170 juta. Sementara bagi Pacquiao, ini merupakan bayaran terbesarnya sepanjang karier. Terakhir, dia mencatatkan bayaran tertinggi senilai USD30 juta saat menghadapi petinju Meksiko Juan Manuel Marquez III pada 2011. Semua pihak menganggap wajar bahwa mega duel ini dihargai sekitar Rp5,9 triliun.

”Semua orang tahu, termasuk Mayweather dan Pacquiao, duel ini harus terjadi. Kami bangga bisa memberikan pertarungan besar ini bagi seluruh penggemar tinju di dunia,” ujar General Manajer Showtime Sports Stephen Espinoza seperti dilansir Forbes. Hal senada disampaikan Presiden HBO Sport Ken Hershman. Dia menilai duel Mayweather-Pacquiao ini sebagai duel terbesar abad ini.

”Kami begitu menantikan momen 2 Mei. Duel itu akan menjadi malam spektakuler untuk dunia olahraga serta perjalanan sejarah HBO dan Showtime,” kata Hershman.

Raikhul amar/m ridwan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0921 seconds (0.1#10.140)