PHE WMO Kembangkan Biopori di Madura
A
A
A
SURABAYA - Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mengembangkan program konservasi sumber daya air melalui penggunaan biopori.
Program ini bisa mengurangi banjir dan memunculkan sumber air bersih di area Pulau Madura, Jawa Timur. Program ini dijalankan setelah WMO sukses melakukan program air bersih di Desa Bandangdajah, Kecamatan Tanjung Bumi, kemudian dikembangkan ke biopori.
”Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang bermanfaat meningkatkan daya resapan air, meningkatkan kualitas serta kuantitas air tanah, bahkan mengatasi banjir,” kata Ulika Triyoga, East Area HR Ops & Comdev Team Leader Lead PT PHE WMO, kemarin.
Pencanangan program konservasi sumber daya air melalui biopori ini bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Prodi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura (PS2EKP-FP UTM).
Dalam kegiatan itu juga telah ditanam 160 bibit buah-buahan seperti jambu citra, jambu degus, durian, manggis dan mangga, serta tanaman keluarga (cabai, rosela, terung, selada), dan bibit pohon mahoni. ”PHE WMO bersama Tim PS2EKP-FP UTM akan melakukan pendampingan dan pemeliharaan biopori bagi warga Desa Bandangdajah,” jelasnya.
Pembuat lubang biopori menggunakan tiga bor mesin dan tiga bor manual. Alat itu selanjutnya diserahkan ke Kelompok Hipam (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) agar kelompok dan warga dapat membuat lubang biopori secara mandiri. Dijelaskan, program Hipam di Desa Bandangdajah yang telah dikelola secara mandiri oleh warga bisa melayani kebutuhan 400 KK.
Program itu sudah menyebar ke dua desa lainnya, yakni Tanjungbumi dan Telaga Biru di Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan. ”Lewat program biopori diharapkan dapat menjaga kelestarian air baik secara kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas air, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat dapat terus terpenuhi,” tambah Ulika.
Menurut dia, selain meningkatkan daya resapan air, keberadaan biopori juga bisa mendorong pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (Co2 dan metana).
”Biopori dapat meningkatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, serta dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air,” katanya.
Arief ardliyanto
Program ini bisa mengurangi banjir dan memunculkan sumber air bersih di area Pulau Madura, Jawa Timur. Program ini dijalankan setelah WMO sukses melakukan program air bersih di Desa Bandangdajah, Kecamatan Tanjung Bumi, kemudian dikembangkan ke biopori.
”Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang bermanfaat meningkatkan daya resapan air, meningkatkan kualitas serta kuantitas air tanah, bahkan mengatasi banjir,” kata Ulika Triyoga, East Area HR Ops & Comdev Team Leader Lead PT PHE WMO, kemarin.
Pencanangan program konservasi sumber daya air melalui biopori ini bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Prodi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura (PS2EKP-FP UTM).
Dalam kegiatan itu juga telah ditanam 160 bibit buah-buahan seperti jambu citra, jambu degus, durian, manggis dan mangga, serta tanaman keluarga (cabai, rosela, terung, selada), dan bibit pohon mahoni. ”PHE WMO bersama Tim PS2EKP-FP UTM akan melakukan pendampingan dan pemeliharaan biopori bagi warga Desa Bandangdajah,” jelasnya.
Pembuat lubang biopori menggunakan tiga bor mesin dan tiga bor manual. Alat itu selanjutnya diserahkan ke Kelompok Hipam (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) agar kelompok dan warga dapat membuat lubang biopori secara mandiri. Dijelaskan, program Hipam di Desa Bandangdajah yang telah dikelola secara mandiri oleh warga bisa melayani kebutuhan 400 KK.
Program itu sudah menyebar ke dua desa lainnya, yakni Tanjungbumi dan Telaga Biru di Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan. ”Lewat program biopori diharapkan dapat menjaga kelestarian air baik secara kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas air, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat dapat terus terpenuhi,” tambah Ulika.
Menurut dia, selain meningkatkan daya resapan air, keberadaan biopori juga bisa mendorong pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (Co2 dan metana).
”Biopori dapat meningkatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, serta dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air,” katanya.
Arief ardliyanto
(ftr)