China Balik Serang Filipina dan Vietnam

Kamis, 30 April 2015 - 10:00 WIB
China Balik Serang Filipina...
China Balik Serang Filipina dan Vietnam
A A A
BEIJING - Tak mau terus-menerus menjadi sasaran serangan terkait proyek reklamasi laut di Pulau Spratly yang masih menjadi sengketa antara China dan sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, termasuk Taiwan, China balik menyerang.

Kemarin pemerintah China justru menuduh Vietnam, Filipina, dan sejumlah negara lain yang bersengketa di Laut China Selatan, lebih dulu melakukan reklamasi laut dengan mencaplok wilayah China. China mengklaim menguasai 90% wilayah Laut China Selatan yang diyakini kaya minyak dan gas. Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa proyek reklamasi laut yang dilakukan China menunjukkan kemajuan pesat.

Rencananya, di area tersebut akan dibangun landasan pacu pesawat militer dan memungkinkan pembangunan lain. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei menyebut adanya reklamasi laut ilegal yang dilakukan sejumlah negara bersengketa di Kepulauan Nansha.

”Sudah sejak lama Filipina, Vietnam, dan negara-negara lain (yang bersengketa di Laut China Selatan) melakukan reklamasi di pulau milik China. Mereka secara ilegal menduduki Kepulauan Nansha, membangun bandara, dan infrastruktur tetap lainnya, bahkan menyebarkan rudal dan peralatan militer lain,” ujar Hong Lei, dikutip Reuters, kemarin.

Hong menambahkan, di Pulau Thitu, Filipina membangun bandara dan memperluas dermaga, sementara di Pulau Nansha dan pulau datar lain, Filipina juga disebut membuat fasilitas pariwisata. Bukan hanya Filipina yang dia tuduh melakukan pembangunan ilegal. Vietnam juga disebut membangun dermaga, landasan pacu, tempat rudal, gedung perkantoran, barak, hotel, mercusuar, dan landasan helikopter di lebih dari 20 pulau, termasuk Bank Prince Consort dan Orleana Shoal.

”China secara tegas menentang ini karena termasuk kegiatan ilegal dan menuntut negaranegara tersebut segera menghentikan pelanggaran atas kedaulatan dan hak China. Konstruksi China di Kepulauan Nansha benar-benar dalam lingkup kedaulatan kita,” ujar Hong.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menuduh China memicu ketegangan dengan negara-negara di ASEAN, termasuk sengketa dengan Jepang dalam kasus pulau kecil yang tidak berpenghuni di Laut China Timur.

Terkait pernyataan Obama, Hong meminta AS mematuhi janjinya untuk tidak berpihak dalam sengketa teritorial. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Nasional (DND) Filipina merasa terganggu dengan reklamasi terbaru yang dilakukan China di Laut China Selatan mengingat wilayah tersebut masih sensitif.

Ananda nararya
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0603 seconds (0.1#10.140)