Petualang Sejati, Dedikasikasikan Hidup untuk Peduli Lingkungan
A
A
A
Dan Fredinburg mendeskripsikan dirinya sebagai seorang petualang. Konsep diri itu pun melekat hingga akhir hayatnya.
Dia meninggal saat mendaki puncak Everest Sabtu lalu (25/4) setelah base camp pendakiannya terkena longsoran salju akibat gempa bumi 7,6 Skala Richter (SR) yang mengguncang Nepal. Google mengonfirmasi kematian Fredinburg saat mendaki puncak Everest bersama tiga karyawan Google lain. “Tiga kawan Fredinburg itu dalam kondisi selamat,” kata Lawrence You, Direktur Privasi Google.
Perusahaan raksasa teknologi itu tidak menjelaskan detail tragedi tersebut. Namun Jagged Globe, perusahaan yang mengorganisasi pendaki gunung, menyatakan Fredinburg tewas karena longsoran salju yang menimbun base camp mereka di puncak Everest. Saudara perempuan Frediburg, Megan, mengungkapkan kematian Fredinburg akibat cedera berat pada kepalanya.
“Kita mengapresiasi semua cinta yang telah dikirimkan sejauh ini (untuk Dan Fredinburg). Jiwa dan semangatnya akan selalu hidup pada kita semua,” tulis Megan Fredinburg dalam statusnya di media sosial Instagram. Menurut kekasih Fredinburg, Ashley Arenson, Fredinburg tewas bersama karyawan Google Michele Battelli dan Flo Nagl.
Mereka adalah tim yang telah memiliki sejarah pendakian bersamasama. “Mereka (Batteli dan Ngl) juga bersama Fredinburg pada detik-detik terakhir dia meninggal,” kata Arenson seperti dikutip Los Angeles Times. Fredinburg menyiapkan pendakian sejak lama. Bahkan tahun lalu dia sudah mencoba mendaki puncak Everest, tetapi dibatalkan karena terjadi longsor salju.
Fredinburg bukan pendaki amatir. Dia merupakan pendaki profesional yang kerap mendaki bersama Jagged Globe. Fredinburh memang mempunyai obsesi menaklukkan puncak Everest. Selain itu, kepada sejumlah temannya dia juga menyatakan memiliki mimpi berenang bersama hiu dan bermain layang-layang sambil berselancar di Antartika.
Karena kecintaan Frediburg dengan dunia petualangan itu pulalah dia kemudian mendirikan Google Adventure. Proyek itu bertujuan menerjemahkan konsep Google Street View ke bidang yang lebih ekstrem seperti lokasi eksotik di puncak Everest atau Great Barrier Reef, Australia. Kepedulian terhadap lingkungan juga ditunjukkan Fredinburg ketika ikut membantu mendirikan Save the Ice .
Organisasi itu fokus untuk membangkitkan kepedulian terhadap pemanasan global melalui berbagai program dan kampanye di seluruh dunia. Fredinburg bergabung dengan Google sejak 2007. Di perusahaan TI raksasa tersebut, dia menjabat sebagai manajer produk dan memimpin divisi privasi di Google X, sayap perusahaan Google yang memiliki berbagai proyek rahasia seperti mobil yang dapat berjalan sendiri.
Selepas gempa Nepal, Google meluncurkan aplikasi “penemu orang” untuk membantu warga menemukan orang yang dicintai. Aplikasi itu dapat bekerja dengan mengandalkan citra satelit yang dapat dijadikan rujukan untuk proses evakuasi. Google juga berkomitmen untuk membantu USD1 juta (Rp12,95 miliar) bagi warga Nepal.
Tiga Pendaki Indonesia Belum Diketahui
Tiga warga negara Indonesia yang tengah mendaki di Nepal hingga kemarin belum diketahui keberadaannya. Tim Crisis Center Taruna Hiking Club (THC) mengaku hingga kemarin belum bisa berkomunikasi dengan anggotanya tersebut. Ketiga anggota THC yang pergi ke Nepal untuk melakukan pendakian ke Yalateak dan Naya Kanga ialah Jeroen Hehuwat, Kadek Andana, dan Alma Parahita.
Mereka bertolak dari Indonesia menuju Nepal sejak 19 April 2015 dari Bandara Soekarno-Hatta. Saat kejadian, mereka sudah berada di Langtang Village untuk persiapan proses aklimatisasi sebelum meneruskan perjalanan ke Khyangin Gompa. “Kontak terakhir mereka ialah mereka belum sampai di Kuanyang, belum ke tempat pendakiannya, tapi kemudian ada gempa di sana,” ujar perwakilan THC Grahito Handaru kemarin.
Sementara itu, empat pendaki dari Mahasiswa Pencinta Alam Kedokteran (Mapadoks) Universitas Islam Sultan Agung Semarang di Nepal dikabarkan selamat dari gempa yang melanda negara itu. “Sempat ada komunikasi dengan mereka melalui grup dari aplikasi WhatsApp pada hari yang sama setelah kejadian gempa,” kata senior Mapadoks Unissula dr Nauval Marta Kusuma di Semarang kemarin.
Keempat pendaki Mapadoks Unissula itu adalah dr Ahmad Novel, dr Meinardi, dr Eko Prasetyo, dan dr Prabudi, serta ada satu wanita dari kelompok pencinta alam Wanadri Cecilia Vita yang ikut mendaki. Rencananya mereka akan menancapkan bendera Mapadoks di puncak Everest, Pegunungan Himalaya, sekaligus merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-31 Mapadoks Unissula.
Ant / Andika Hendra M/ Susilo Himawan
Dia meninggal saat mendaki puncak Everest Sabtu lalu (25/4) setelah base camp pendakiannya terkena longsoran salju akibat gempa bumi 7,6 Skala Richter (SR) yang mengguncang Nepal. Google mengonfirmasi kematian Fredinburg saat mendaki puncak Everest bersama tiga karyawan Google lain. “Tiga kawan Fredinburg itu dalam kondisi selamat,” kata Lawrence You, Direktur Privasi Google.
Perusahaan raksasa teknologi itu tidak menjelaskan detail tragedi tersebut. Namun Jagged Globe, perusahaan yang mengorganisasi pendaki gunung, menyatakan Fredinburg tewas karena longsoran salju yang menimbun base camp mereka di puncak Everest. Saudara perempuan Frediburg, Megan, mengungkapkan kematian Fredinburg akibat cedera berat pada kepalanya.
“Kita mengapresiasi semua cinta yang telah dikirimkan sejauh ini (untuk Dan Fredinburg). Jiwa dan semangatnya akan selalu hidup pada kita semua,” tulis Megan Fredinburg dalam statusnya di media sosial Instagram. Menurut kekasih Fredinburg, Ashley Arenson, Fredinburg tewas bersama karyawan Google Michele Battelli dan Flo Nagl.
Mereka adalah tim yang telah memiliki sejarah pendakian bersamasama. “Mereka (Batteli dan Ngl) juga bersama Fredinburg pada detik-detik terakhir dia meninggal,” kata Arenson seperti dikutip Los Angeles Times. Fredinburg menyiapkan pendakian sejak lama. Bahkan tahun lalu dia sudah mencoba mendaki puncak Everest, tetapi dibatalkan karena terjadi longsor salju.
Fredinburg bukan pendaki amatir. Dia merupakan pendaki profesional yang kerap mendaki bersama Jagged Globe. Fredinburh memang mempunyai obsesi menaklukkan puncak Everest. Selain itu, kepada sejumlah temannya dia juga menyatakan memiliki mimpi berenang bersama hiu dan bermain layang-layang sambil berselancar di Antartika.
Karena kecintaan Frediburg dengan dunia petualangan itu pulalah dia kemudian mendirikan Google Adventure. Proyek itu bertujuan menerjemahkan konsep Google Street View ke bidang yang lebih ekstrem seperti lokasi eksotik di puncak Everest atau Great Barrier Reef, Australia. Kepedulian terhadap lingkungan juga ditunjukkan Fredinburg ketika ikut membantu mendirikan Save the Ice .
Organisasi itu fokus untuk membangkitkan kepedulian terhadap pemanasan global melalui berbagai program dan kampanye di seluruh dunia. Fredinburg bergabung dengan Google sejak 2007. Di perusahaan TI raksasa tersebut, dia menjabat sebagai manajer produk dan memimpin divisi privasi di Google X, sayap perusahaan Google yang memiliki berbagai proyek rahasia seperti mobil yang dapat berjalan sendiri.
Selepas gempa Nepal, Google meluncurkan aplikasi “penemu orang” untuk membantu warga menemukan orang yang dicintai. Aplikasi itu dapat bekerja dengan mengandalkan citra satelit yang dapat dijadikan rujukan untuk proses evakuasi. Google juga berkomitmen untuk membantu USD1 juta (Rp12,95 miliar) bagi warga Nepal.
Tiga Pendaki Indonesia Belum Diketahui
Tiga warga negara Indonesia yang tengah mendaki di Nepal hingga kemarin belum diketahui keberadaannya. Tim Crisis Center Taruna Hiking Club (THC) mengaku hingga kemarin belum bisa berkomunikasi dengan anggotanya tersebut. Ketiga anggota THC yang pergi ke Nepal untuk melakukan pendakian ke Yalateak dan Naya Kanga ialah Jeroen Hehuwat, Kadek Andana, dan Alma Parahita.
Mereka bertolak dari Indonesia menuju Nepal sejak 19 April 2015 dari Bandara Soekarno-Hatta. Saat kejadian, mereka sudah berada di Langtang Village untuk persiapan proses aklimatisasi sebelum meneruskan perjalanan ke Khyangin Gompa. “Kontak terakhir mereka ialah mereka belum sampai di Kuanyang, belum ke tempat pendakiannya, tapi kemudian ada gempa di sana,” ujar perwakilan THC Grahito Handaru kemarin.
Sementara itu, empat pendaki dari Mahasiswa Pencinta Alam Kedokteran (Mapadoks) Universitas Islam Sultan Agung Semarang di Nepal dikabarkan selamat dari gempa yang melanda negara itu. “Sempat ada komunikasi dengan mereka melalui grup dari aplikasi WhatsApp pada hari yang sama setelah kejadian gempa,” kata senior Mapadoks Unissula dr Nauval Marta Kusuma di Semarang kemarin.
Keempat pendaki Mapadoks Unissula itu adalah dr Ahmad Novel, dr Meinardi, dr Eko Prasetyo, dan dr Prabudi, serta ada satu wanita dari kelompok pencinta alam Wanadri Cecilia Vita yang ikut mendaki. Rencananya mereka akan menancapkan bendera Mapadoks di puncak Everest, Pegunungan Himalaya, sekaligus merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-31 Mapadoks Unissula.
Ant / Andika Hendra M/ Susilo Himawan
(ftr)