Imbas Proyek MRT, Bus Transjakarta lewat Jalur Reguler

Senin, 27 April 2015 - 10:04 WIB
Imbas Proyek MRT, Bus...
Imbas Proyek MRT, Bus Transjakarta lewat Jalur Reguler
A A A
JAKARTA - Arus lalu lintas di kawasan proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta dipastikan bertambah padat.

Ini karena bus Transjakarta terpaksa harus berbaur dengan kendaraan lainnya akibat busway terkena proyek MRT. Staf Komunikasi PT MRT Jakarta Bayu Anindito mengatakan, setelah selesai melakukan pekerjaan dinding di sisi timur (koridor mechanical dan electrical ) serta pengerjaan road decking sisi timur area konstruksi MRT di Bundaran HI, pihaknya tengah mengerjakan tahapan selanjutnya.

Sabtu (25/4) malam pihaknya melakukan pergeseran area kerja di sisi timur ke median untuk pekerjaan pembuatan king post . Kemudian hari ini PT MRT juga melakukan secant pile di Dukuh Atas dan grouting (injeksi tanah) untuk membenahi konstruksi listrik.

“PT MRT meminta maaf atas ketidaknyamanan masyarakat selama proses pekerjaan ini berlangsung. Diharapkan, para pengguna jalan dan angkutan umum agar mematuhi ramburambu serta mengikuti petunjuk petugas di lapangan,” kata Bayu Anindito melalui pesan tertulisnya kemarin.

Bayu menjelaskan, proyek king post adalah pengerjaan sementara yang diperlukan untuk menopang lapisan permukaan tanah saat dilakukan penggalian ruang stasiun bawah tanah dengan metode top-down excavation . King post berfungsi memikul beban vertikal sementara selama pengerjaan struktur kolom permanen.

Pergeseran area kerja di titik Bundaran HI dilakukan lantaran area kerja yang terbatas di Jalan MH Thamrin. Ini berbeda dengan area kerja di sepanjang Jalan Sudirman yang cukup luas sehingga tidak perlu dilakukan perpindahan area kerja. Untuk titik konstruksi di Dukuh Atas, Bayu menyebutkan PT MRT akan memulai pekerjaan secant pile di sisi barat Stasiun Dukuh Atas.

Secant pile berfungsi sebagai dinding sisi barat stasiun bawah tanah. Untuk mendukung pekerjaan tersebut, PT MRT melakukan pergeseran lajur di depan Hotel All Seasons ke sisi barat mulai hari ini. Pergeseran lajur ini akan menggunakan bahu jalan di depan Hotel All Seasons.

Dampaknya akan terjadi sedikit pergeseran jalur pedestrian di depan Hotel All Seasons. “Untuk king post tidak sampai mengubah jalur pedestrian. Sementara pekerjaan secant pile akan mengambil jalan pedestrian dan diperkirakan akan berlangsung selama tiga bulan,” ungkapnya.

Pekerjaan yang terpaksa memakan satu jalur di Jalan Sudirman-MH Thamrin terjadi di sisi timur Istora hingga Blok M. Untuk mengerjakan proteksi kabel PLN tegangan tinggi 150 KV di Istora, PT MRT harus melakukan pekerjaan grouting lantaran kedalaman kabel PLN HV 150 kV eksisting yang melintang dari barat ke timur itu mencapai 4 meter. “Pekerjaan proteksi tersebut menimbulkan gap dinding stasiun sementara sehingga diperlukan grouting dengan menggunakan bahan kimia khusus yang tidak menyebabkan pencemaran tanah,” ungkapnya.

Grouting juga akan berdampak pada pengurangan lajur di sisi timur titik Istora lantaran pekerjaan dilakukan di luar proyek MRT. Pekerjaan ini membutuhkan area kerja ekstra di lajur bus Transjakarta arah Blok M. “Sisi timur depan Polda arah Blok M yang semula 1 lajur Transjakarta, 3 lajur cepat, dan 2 lajur lambat menjadi 1 lajur mixed , 2 lajur cepat, dan 2 lajur lambat. Pekerjaan ini ditargetkan rampung pada 25 Mei mendatang,” ungkapnya.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Enrico mengaku belum mendapatkan informasi ada pengerjaan lanjutan proyek MRT hingga memakan busway . Pihaknya akan berusaha agar arus lalu lintas di kawasan Sudirman tetap seperti biasa.

“Saya sudah cek semua tidak ada laporan pengerjaan proyek MRT yang mengganggu lalu lintas baru. Jadi, tidak ada rekayasa lalu lintas di kawasan Sudirman dan MH Thamrin itu,” terangnya.

Pengamat Transportasi Universitas Tarumanagara Leksmono Suryo Putranto menyayangkan ketidaktahuan Dishub terkait pembangunan yang mengganggu lalu lintas. Menurutnya, sebenarnya Dishub tahu, namun tidak detail.

“Biasanya kalau tidak mau melakukan rekayasa itu disebabkan tidak ada alternatif lain. Tetapi, bagaimanapun seharusnya mereka memiliki alternatif pemasangan rambu atau sebagainya,” jelasnya.

Bima setiyadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1162 seconds (0.1#10.140)