Agun Gunanjar Berkelit Wacana Keluarga Cendana Ambil Alih Golkar
A
A
A
JAKARTA - Keluarga Cendana diminta mengambil alih kepengurusan Partai Golkar untuk mengakhiri konflik dualisme kepengurusan partai berlambang pohon beringin tersebut. Namun Ketua DPP Partai Golkar versi Musyawarah Nasional (Munas) Ancol, Agun Gunandjar, memiliki penilaian yang berbeda.
Agun menilai keluarga Cendana malah akan memperkeruh keadaan. Namun Agun tak mau memperpanjang pernyataannya.
"Kayaknya saya enggak pada posisi komentari dia-dia orang. Kalau menurut saya enggak perlu dikomentari yang ecek-ecek," pungkas Agun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Agun membantah takut dengan Tommy. Dia mengaku keberadaannya di Golkar tidak mendukung kubu manapun baik kubu Aburizal Bakrie (Ical) ataupun kubu Agung Laksono.
"Tidak (takut). Enggak ada yang saya takutin. Saya bukan orangnya Akbar, saya bukan orangnya Ical, saya bukan orangnya Agung. Tapi saya orangnya Agun. Kalau cara kepemimpinan di Golkar oligarki, siapapun dia akan saya babat habis," tegasnya.
Dia berharap polemik di Golkar segera berakhir. Semua pihak menunjukkan sikap kenergarawanannya. Apalagi, Pilkada sebentar lagi akan berlangsung.
"Enggak perlu berpolemik. Siapa yang mau ikut Pilkada kalau kenegarawanannya tidak jujur," tandasnya.
Agun menilai keluarga Cendana malah akan memperkeruh keadaan. Namun Agun tak mau memperpanjang pernyataannya.
"Kayaknya saya enggak pada posisi komentari dia-dia orang. Kalau menurut saya enggak perlu dikomentari yang ecek-ecek," pungkas Agun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Agun membantah takut dengan Tommy. Dia mengaku keberadaannya di Golkar tidak mendukung kubu manapun baik kubu Aburizal Bakrie (Ical) ataupun kubu Agung Laksono.
"Tidak (takut). Enggak ada yang saya takutin. Saya bukan orangnya Akbar, saya bukan orangnya Ical, saya bukan orangnya Agung. Tapi saya orangnya Agun. Kalau cara kepemimpinan di Golkar oligarki, siapapun dia akan saya babat habis," tegasnya.
Dia berharap polemik di Golkar segera berakhir. Semua pihak menunjukkan sikap kenergarawanannya. Apalagi, Pilkada sebentar lagi akan berlangsung.
"Enggak perlu berpolemik. Siapa yang mau ikut Pilkada kalau kenegarawanannya tidak jujur," tandasnya.
(hyk)