Saudi Kembali Lancarkan Serangan Udara
A
A
A
SANAA - Arab Saudi terus melancarkan serangan udara ke Yaman setelah mengumumkan berakhirnya operasi militer Decisive Storm. Perubahan sikap Saudi itu menyusul pelanggaran kesepakatan pemberontak Syiah Houthi.
Serangan udara Saudi dilakukan setelah pasukan pemberontak Houthi melancarkan serangan ke brigade militer Pemerintah Yaman di Taiz. Menurut sumber keamanan di Taiz, Yaman, brigade militer itu jatuh ke tangan pemberontak kemarin. Seorang pejabat militer mengatakan puluhan orang tewas dan terluka dalam pertempuran di pangkalan militer itu.
”Saudi juga membombardir kerumunan pemberontak yang loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh di dekat pusat penjara Kota Taiz,” kata sumber keamanan Yaman kepada AFP . Pertempuran antara kelompok Houthi dan pasukan pemerintah yang loyal kepada Presiden Abdrabbo Mansour Hadi dilaporkan terjadi di Kota Aden, Kota Huta, dan Kota Daleh.
Pasukan pemerintah dan pemberontak kemarin juga bertempur di Sanaa. Meningkatnya eskalasi konflik menyulitkan proses dialog yang tengah dibangun. Dikutip BBC, sumber diplomatik Saudi di Jeddah, serangan udara itu dilaksanakan karena Houthi melanggar janjinya di Taiz. Saudi dan mitra koalisinya sebelumnya berjanji akan kembali menyerang basis pemberontak jika ada pelanggaran kesepakatan.
”Serangan udara itu dilakukan seperlunya dengan target pemberontak,” kata diplomat yang enggan disebutkan namanya. Sebelumnya Saudi kemarin mengumumkan penghentian operasi militer Decisive Storm . ”Mungkin frekuensi dan skala serangan akan berkurang, tetapi tetap ada serangan militer,” kata juru bicara militer Saudi Brigadir JenderalAhmedAsirikemarindi Riyadh.
”Operasi militer itu telah mencapai tujuannya dengan perencanaan sangat baik dan eksekusi sangat presisi yang dilakukan pilot, pelaut, dan tentara kita,” ucap Asiri. Selanjutnya Saudi akan melanjutkan operasi itu bernama Renewal of Hope dengan fokus pada penyelamatan warga sipil, pemberantasan terorisme, dan proses politik. Operasi lanjutan itu bertujuan untuk menjamin keamanan dan stabilitas melalui proses diplomasi dan politik.
”Pasukan darat akan tetap melindungi perbatasan dan siap melakukan serangan jika situasi tidak memungkinkan,” ucap Asiri. Sumber diplomatik Saudi mengungkapkan kesepakatan itu dalam proses tahap akhir dengan pemberontak Houthi. Kelompok Syiah itu menyepakati seluruh permintaan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa.
Niat baik Houthi itu ditunjukkan dengan pembebasan Menteri Pertahanan Mahmoud al-Subaih, saudara lelaki Presiden Hadi, yang diculik selama satu bulan. Pejabat senior Saudi mengungkapkan, mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan keluarganya akan meninggalkan Yaman. Saleh juga tidak akan menempati posisi politik apa pun. Dalam akun Twitter, Saleh menyambut baik pengumuman Saudi dan menyerukan dialog politik.
”Kita berharap semua pihak akan kembali berdialog untuk menyelesaikan segala isu,” kata Saleh. Kendati demikian, milisi pro-Presiden Mansour Hadi di Yaman selatan kemarin mendeklarasikan tetap melanjutkan pertempuran hingga para pemberontak keluar dari wilayah mereka. ”Berakhirnya operasi militer Decisive Storm tidak berarti perlawanan di selatan Yaman juga akan berakhir,” demikian keterangan milisi pro-Hadi.
Mereka mengklaim tidak akan berhenti bertempur hingga pasukan pro-Saleh dan pemberontak Houthi lenyap dari Yaman selatan. Hal berbeda justru ditunjukkan Presiden Yaman Mansour Hadi yang mengucapkan terima kasih atas serangan koalisi pimpinan Saudi. Hadi mengklaim dirinya sebagi presiden yang memiliki legitimasi. Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani meminta gencatan senjata segera dilaksanakan.
Dia juga menyerukan proses dialog antara semua pihak yang bertikai. ”Semua kelompok politik yang terlibat dalam perang di Yaman dan Suriah harus memilih jalan perundingan dan dialog untuk mencapai perdamaian,” kata dia saat memberikan sambutan Konferensi Tingkat Tinggi Asia- Afrika (KAA) di Jakarta Convention Center, kemarin.
Andika / shamil
Serangan udara Saudi dilakukan setelah pasukan pemberontak Houthi melancarkan serangan ke brigade militer Pemerintah Yaman di Taiz. Menurut sumber keamanan di Taiz, Yaman, brigade militer itu jatuh ke tangan pemberontak kemarin. Seorang pejabat militer mengatakan puluhan orang tewas dan terluka dalam pertempuran di pangkalan militer itu.
”Saudi juga membombardir kerumunan pemberontak yang loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh di dekat pusat penjara Kota Taiz,” kata sumber keamanan Yaman kepada AFP . Pertempuran antara kelompok Houthi dan pasukan pemerintah yang loyal kepada Presiden Abdrabbo Mansour Hadi dilaporkan terjadi di Kota Aden, Kota Huta, dan Kota Daleh.
Pasukan pemerintah dan pemberontak kemarin juga bertempur di Sanaa. Meningkatnya eskalasi konflik menyulitkan proses dialog yang tengah dibangun. Dikutip BBC, sumber diplomatik Saudi di Jeddah, serangan udara itu dilaksanakan karena Houthi melanggar janjinya di Taiz. Saudi dan mitra koalisinya sebelumnya berjanji akan kembali menyerang basis pemberontak jika ada pelanggaran kesepakatan.
”Serangan udara itu dilakukan seperlunya dengan target pemberontak,” kata diplomat yang enggan disebutkan namanya. Sebelumnya Saudi kemarin mengumumkan penghentian operasi militer Decisive Storm . ”Mungkin frekuensi dan skala serangan akan berkurang, tetapi tetap ada serangan militer,” kata juru bicara militer Saudi Brigadir JenderalAhmedAsirikemarindi Riyadh.
”Operasi militer itu telah mencapai tujuannya dengan perencanaan sangat baik dan eksekusi sangat presisi yang dilakukan pilot, pelaut, dan tentara kita,” ucap Asiri. Selanjutnya Saudi akan melanjutkan operasi itu bernama Renewal of Hope dengan fokus pada penyelamatan warga sipil, pemberantasan terorisme, dan proses politik. Operasi lanjutan itu bertujuan untuk menjamin keamanan dan stabilitas melalui proses diplomasi dan politik.
”Pasukan darat akan tetap melindungi perbatasan dan siap melakukan serangan jika situasi tidak memungkinkan,” ucap Asiri. Sumber diplomatik Saudi mengungkapkan kesepakatan itu dalam proses tahap akhir dengan pemberontak Houthi. Kelompok Syiah itu menyepakati seluruh permintaan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa.
Niat baik Houthi itu ditunjukkan dengan pembebasan Menteri Pertahanan Mahmoud al-Subaih, saudara lelaki Presiden Hadi, yang diculik selama satu bulan. Pejabat senior Saudi mengungkapkan, mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan keluarganya akan meninggalkan Yaman. Saleh juga tidak akan menempati posisi politik apa pun. Dalam akun Twitter, Saleh menyambut baik pengumuman Saudi dan menyerukan dialog politik.
”Kita berharap semua pihak akan kembali berdialog untuk menyelesaikan segala isu,” kata Saleh. Kendati demikian, milisi pro-Presiden Mansour Hadi di Yaman selatan kemarin mendeklarasikan tetap melanjutkan pertempuran hingga para pemberontak keluar dari wilayah mereka. ”Berakhirnya operasi militer Decisive Storm tidak berarti perlawanan di selatan Yaman juga akan berakhir,” demikian keterangan milisi pro-Hadi.
Mereka mengklaim tidak akan berhenti bertempur hingga pasukan pro-Saleh dan pemberontak Houthi lenyap dari Yaman selatan. Hal berbeda justru ditunjukkan Presiden Yaman Mansour Hadi yang mengucapkan terima kasih atas serangan koalisi pimpinan Saudi. Hadi mengklaim dirinya sebagi presiden yang memiliki legitimasi. Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani meminta gencatan senjata segera dilaksanakan.
Dia juga menyerukan proses dialog antara semua pihak yang bertikai. ”Semua kelompok politik yang terlibat dalam perang di Yaman dan Suriah harus memilih jalan perundingan dan dialog untuk mencapai perdamaian,” kata dia saat memberikan sambutan Konferensi Tingkat Tinggi Asia- Afrika (KAA) di Jakarta Convention Center, kemarin.
Andika / shamil
(bbg)