DPR Bentuk Forum Parlemen Asia-Afrika
A
A
A
JAKARTA - Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) menjadi inisiator pembentukan forum parlemen Asia-Afrika di sela-sela peringatan Konferensi ke-60 Asia-Afrika.
Forum tersebut diharapkan bisa memperkuat kerja sama antarnegara Asia-Afrika. ”Fokus yang pertama adalah pembentukan forum parlemen negara-negara di kawasan selatan itu (Asia-Afrika),” kata Ketua DPR Setya Novanto kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin. Lebih lanjut, Setya mengatakan fokus kedua yakni agenda yang berkaitan dengan parlemen dunia.
Menurutnya, kedua hal ini akan melahirkan momen yang sakral bagi pimpinanpimpinan parlemen Asia- Afrika yang hadir nantinya. ”Memberikan arti dalam kemajuan bangsa dan negara. Ini sangat penting karena ini juga mendukung KAA (Konferensi Asia-Afrika). Makanya kami minta doa wartawan,” jelas anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Melalui konferensi ini, menurut Setya, DPR percaya bahwa keterlibatan Asia dan Afrika secara komprehensif perlu dilakukan dengan membuka jalan bagi keterlibatan antarparlemen, khususnya untuk mempertajam kerangka kerja sama selatan-selatan dalam kerja sama global. ”Dan untuk mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia dapat terwujud,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, tujuan dari konferensi ini yakni sebagai forum parlemen Asia dan Afrika dalam menyamakan perspektif dan solusi bagi tantangan Asia dan Afrika di masa depan, juga untuk konsolidasi dan penguatan peran parlemen membangun kerja sama dalam konteks New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP).
”Menyalurkan perspektif parlemen negara-negara Asia- Afrika dalam penajaman agenda pembangunan global pasca- 2015,” jelasnya. Selain itu, sambungnya, isu Palestina juga akan dibahas karena hingga kini Palestina masih memperjuangkan citacita untuk merdeka.
Masalah Palestina adalah amanat Pembukaan UUD 1945 yang boleh jadi menjadi satu-satunya masalah klasik terkait hak menentukan nasib sendiri (self-determination) yang belum terselesaikan hingga kini. ”Outcome dari resolusi konferensi akan dituangkan dalam Asian African Parliamentary Declaration yang nantinya akan diadopsi para peserta delegasi. Deklarasi tersebut akan memasukkan dukungan pada pengakuan Palestina sebagai negara merdeka,” terang dia.
Adapun agenda pada hari ini, lanjut dia, acara akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan juga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai keynote speaker. Hingga saat ini tercatat 33 negara yang terdiri atas 30 parlemen dan 3 perwakilan telah menyatakan akan hadir. ”Juga ada beberapa yang akan hadir dalam list, ada diplomat, dan semua dubes nanti juga akan hadir.
Total tamu semuanya ada 143,” tambahnya. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan acara Konferensi Parlemen Asia-Afrika nanti akan memberikan kontribusi besar di antara negara Asia- Afrika, khususnya menghasilkan forum komunikasi antarparlemen Asia-Afrika, sehingga Asia-Afrika dan forum parlemen dunia bisa dibentuk dalam pertemuan ini.
”Persiapan semua sudah dilakukan, dari Gedung Nusantara I, Gedung Nusantara sudah kita siapkan semua. Tamu juga sudah mulai berdatangan,” tandasnya. Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, agenda bersejarah ini perlu dijadikan sebagai fondasi hubungan lebih baik bagi kedua kawasan, yakni Asia dan Afrika, dan juga dalam kerangka yang lebih luas yakni Selatan-Selatan.
”Kami percaya bahwa keterlibatan Asia dan Afrika secara komprehensif perlu dilakukan dengan membuka jalan bagi keterlibatan antar parlemen,” jelas Nurhayati. Menurut dia, nantinya akan ada deklarasi bersama anggota parlemen Asia-Afrika. Indonesia akan menawarkan beberapa poin untuk diadopsi, yakni pertama , penguatan kerja sama antarparlemen Asia-Afrika perlu dilakukan dengan langkah progresif, salah satunya KAA kali ini dapat menjadi batu loncatan mewujudkan uni Parlemen Asia-Afrika.
Ketiga, akan dibahas dukungan pada pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat di tanahnya sendiri sebagai bentuk dukungan dan solidaritas negara- negara Asia-Afrika. Ketiga, lanjutnya, deklarasi akan mempertegas pembahasan mengenai reformasi tata kelola PBB. Keempat, mendukung terwujudnya agenda pembangunan global yang baru, yakni Sustainable Development Goals (SDGs).
Kiswondari
Forum tersebut diharapkan bisa memperkuat kerja sama antarnegara Asia-Afrika. ”Fokus yang pertama adalah pembentukan forum parlemen negara-negara di kawasan selatan itu (Asia-Afrika),” kata Ketua DPR Setya Novanto kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin. Lebih lanjut, Setya mengatakan fokus kedua yakni agenda yang berkaitan dengan parlemen dunia.
Menurutnya, kedua hal ini akan melahirkan momen yang sakral bagi pimpinanpimpinan parlemen Asia- Afrika yang hadir nantinya. ”Memberikan arti dalam kemajuan bangsa dan negara. Ini sangat penting karena ini juga mendukung KAA (Konferensi Asia-Afrika). Makanya kami minta doa wartawan,” jelas anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Melalui konferensi ini, menurut Setya, DPR percaya bahwa keterlibatan Asia dan Afrika secara komprehensif perlu dilakukan dengan membuka jalan bagi keterlibatan antarparlemen, khususnya untuk mempertajam kerangka kerja sama selatan-selatan dalam kerja sama global. ”Dan untuk mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia dapat terwujud,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, tujuan dari konferensi ini yakni sebagai forum parlemen Asia dan Afrika dalam menyamakan perspektif dan solusi bagi tantangan Asia dan Afrika di masa depan, juga untuk konsolidasi dan penguatan peran parlemen membangun kerja sama dalam konteks New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP).
”Menyalurkan perspektif parlemen negara-negara Asia- Afrika dalam penajaman agenda pembangunan global pasca- 2015,” jelasnya. Selain itu, sambungnya, isu Palestina juga akan dibahas karena hingga kini Palestina masih memperjuangkan citacita untuk merdeka.
Masalah Palestina adalah amanat Pembukaan UUD 1945 yang boleh jadi menjadi satu-satunya masalah klasik terkait hak menentukan nasib sendiri (self-determination) yang belum terselesaikan hingga kini. ”Outcome dari resolusi konferensi akan dituangkan dalam Asian African Parliamentary Declaration yang nantinya akan diadopsi para peserta delegasi. Deklarasi tersebut akan memasukkan dukungan pada pengakuan Palestina sebagai negara merdeka,” terang dia.
Adapun agenda pada hari ini, lanjut dia, acara akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan juga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai keynote speaker. Hingga saat ini tercatat 33 negara yang terdiri atas 30 parlemen dan 3 perwakilan telah menyatakan akan hadir. ”Juga ada beberapa yang akan hadir dalam list, ada diplomat, dan semua dubes nanti juga akan hadir.
Total tamu semuanya ada 143,” tambahnya. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan acara Konferensi Parlemen Asia-Afrika nanti akan memberikan kontribusi besar di antara negara Asia- Afrika, khususnya menghasilkan forum komunikasi antarparlemen Asia-Afrika, sehingga Asia-Afrika dan forum parlemen dunia bisa dibentuk dalam pertemuan ini.
”Persiapan semua sudah dilakukan, dari Gedung Nusantara I, Gedung Nusantara sudah kita siapkan semua. Tamu juga sudah mulai berdatangan,” tandasnya. Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, agenda bersejarah ini perlu dijadikan sebagai fondasi hubungan lebih baik bagi kedua kawasan, yakni Asia dan Afrika, dan juga dalam kerangka yang lebih luas yakni Selatan-Selatan.
”Kami percaya bahwa keterlibatan Asia dan Afrika secara komprehensif perlu dilakukan dengan membuka jalan bagi keterlibatan antar parlemen,” jelas Nurhayati. Menurut dia, nantinya akan ada deklarasi bersama anggota parlemen Asia-Afrika. Indonesia akan menawarkan beberapa poin untuk diadopsi, yakni pertama , penguatan kerja sama antarparlemen Asia-Afrika perlu dilakukan dengan langkah progresif, salah satunya KAA kali ini dapat menjadi batu loncatan mewujudkan uni Parlemen Asia-Afrika.
Ketiga, akan dibahas dukungan pada pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat di tanahnya sendiri sebagai bentuk dukungan dan solidaritas negara- negara Asia-Afrika. Ketiga, lanjutnya, deklarasi akan mempertegas pembahasan mengenai reformasi tata kelola PBB. Keempat, mendukung terwujudnya agenda pembangunan global yang baru, yakni Sustainable Development Goals (SDGs).
Kiswondari
(bbg)