Ratusan Rumah di Mojokerto Terendam Air hingga 1 Meter
A
A
A
MOJOKERTO - Banjir masih membayangi sejumlah desa di Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kemarin ratusan rumah warga di Desa Gebang malang terendam air hingga ketinggian mencapai hampir 1 meter.
Hujan yang mengguyur beberapa jam sejak malam hari membuat debit air di Kali Sadar terus meninggi. Dini hari kemarinluapanairjugameluberkeperkampungan warga. Banjir terparah terjadi di Dusun Grogolgede dan Ngembatsari. Hampir seluruh rumah warga didua dusun ini terendam air meski siang kemarin debit air terus menyusut. Banjir sempat melumpuhkan aktivitas warga pada pagi hari.
Tak sedikit warga yang urung berangkat kerja atau pergi sekolah lantaran mereka tak bisa menembus ketinggian air di jalan utama desa. Tak hanya menggenangi ratusan rumah, banjir juga menggenangi puluhan hektare sawah petani. Banjir seperti ini dirasakan warga berulangkali pada musim hujan ini, menyusul belum ada langkah normalisasi sungai.
Mursito, warga Dusun Grogolgede, mengungkapkan, ada sekitar 450 rumah di dusunnya yang tergenang air. Musim hujan ini tak terhitung berapa kali banjir terjadi di kampungnya. ”Kalau hujan agak lama, kampung kami pasti banjir. Sebenarnya sudah biasa, tapi ini membuat kami tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah saat banjir datang,” kata Mursito siang kemarin.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi mengaku, normalisasi memang belum optimal. Alhasil, saat hujanderasberlangsung beberapa jam, Kali Sadar akan meluap dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah.” Belumdilakukan, tapikami masih koordinasi dengan Perum Jasa Tirta dan Dinas Pengairan untuk langkah normalisasi,” ucap Tanto kemarin.
Selain normalisasi, langkah yang perlu dilakukan adalah perbaikan tanggul. Menurut Tanto, ada beberapa titik tanggul yang jebol dan mengakibatkan luapan air Kali Sadar menggenangi perkampungan warga. ”Kalau sudah normalisasi, perbaikan tanggul perlu dilakukan. Penanggulangan (banjir) selama ini memang belum optimal,” ungkapnya. Langganan banjir tak hanya terjadi di wilayah Kecamatan Mojoanyar.
Beberapa desa di Kecamatan Dawarblandong juga mengalami nasib sama. Salah satunya Desa Banyulegi. Di kampung ini tak terhitung juga berapa kali banjir terjadi. Sejauh ini juga belum ada tindakan konkret dari Pemkab Mojokerto untuk upaya penanggulangan. Praktis, warga selalu dihantui banjir jika hujan deras turun.
Tritus julan
Hujan yang mengguyur beberapa jam sejak malam hari membuat debit air di Kali Sadar terus meninggi. Dini hari kemarinluapanairjugameluberkeperkampungan warga. Banjir terparah terjadi di Dusun Grogolgede dan Ngembatsari. Hampir seluruh rumah warga didua dusun ini terendam air meski siang kemarin debit air terus menyusut. Banjir sempat melumpuhkan aktivitas warga pada pagi hari.
Tak sedikit warga yang urung berangkat kerja atau pergi sekolah lantaran mereka tak bisa menembus ketinggian air di jalan utama desa. Tak hanya menggenangi ratusan rumah, banjir juga menggenangi puluhan hektare sawah petani. Banjir seperti ini dirasakan warga berulangkali pada musim hujan ini, menyusul belum ada langkah normalisasi sungai.
Mursito, warga Dusun Grogolgede, mengungkapkan, ada sekitar 450 rumah di dusunnya yang tergenang air. Musim hujan ini tak terhitung berapa kali banjir terjadi di kampungnya. ”Kalau hujan agak lama, kampung kami pasti banjir. Sebenarnya sudah biasa, tapi ini membuat kami tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah saat banjir datang,” kata Mursito siang kemarin.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi mengaku, normalisasi memang belum optimal. Alhasil, saat hujanderasberlangsung beberapa jam, Kali Sadar akan meluap dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah.” Belumdilakukan, tapikami masih koordinasi dengan Perum Jasa Tirta dan Dinas Pengairan untuk langkah normalisasi,” ucap Tanto kemarin.
Selain normalisasi, langkah yang perlu dilakukan adalah perbaikan tanggul. Menurut Tanto, ada beberapa titik tanggul yang jebol dan mengakibatkan luapan air Kali Sadar menggenangi perkampungan warga. ”Kalau sudah normalisasi, perbaikan tanggul perlu dilakukan. Penanggulangan (banjir) selama ini memang belum optimal,” ungkapnya. Langganan banjir tak hanya terjadi di wilayah Kecamatan Mojoanyar.
Beberapa desa di Kecamatan Dawarblandong juga mengalami nasib sama. Salah satunya Desa Banyulegi. Di kampung ini tak terhitung juga berapa kali banjir terjadi. Sejauh ini juga belum ada tindakan konkret dari Pemkab Mojokerto untuk upaya penanggulangan. Praktis, warga selalu dihantui banjir jika hujan deras turun.
Tritus julan
(bbg)