PKB Gandeng Kemensos dan Kemendes Berdayakan Perempuan
A
A
A
JAKARTA - DPP Perempuan Bangsa PKB menggandeng Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) serta Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memberdayakan perempuan Indonesia yang masih tertinggal dan termarjinalkan.
”Perempuan di Indonesia merupakan warga mayoritas, tapi realitasnya ada persoalan kemiskinan, ketimpangan dalam pendidikan dan capaian ekonomi. Bicara persentase, untuk buta huruf misalnya, lebih dari 50% adalah perempuan,” ujar Sekjen Perempuan Bangsa Lulu Hamidah saat talk show Perempuan Desa Membangun Bangsa dengan tema ”Spirit Kartini Melawan Pemiskinan Perempuan” di DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta, kemarin.
Karena itu, peringatan Hari Kartini merupakan refleksi sekaligus memberikan inspirasi bagi perempuan masa kini, sebab faktanya sampai saat ini persoalan tersebut masih ditemukan. ”Ini jadi pengingat sekaligus menyadarkan bahwa pemerintah punya agenda serius untuk menyejahterakan perempuan terutama di daerahdaerah,” katanya.
Ketertinggalan perempuan Indonesia, sambung Lulu, karena tidak sedikit dari mereka yang masih tinggal di desa. Menurut Lulu, pendekatan pembangunan tidak bisa menafikan dan meninggalkan peran perempuan sebagai aktor pengambil keputusan. Apalagi, sumber daya terbesar ada di desa.
”Sayangnya perempuan tidak memiliki akses dan kontrol, karenanya penting perempuan dilibatkan dalam pengambilan keputusan harus dilibatkan di level paling bawah seperti di tingkat desa,” paparnya. Senada, Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa Siti Masrifah mengatakan ketertinggalan perempuan di pedesaan disebabkan sulitnya mendapatkan akses.
”Karena sulit mendapatkan akses maka gerak mereka menjadi sulit dibandingkan mereka yang tinggal di perkotaan,” katanya. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada kedua kementerian tersebut untuk melakukan pemberdayaan terhadap perempuan-perempuan yang ada di desa. Menurut Masrifah, UU Desa telah memberikan kesempatan yang besar terhadap perempuan untuk berkiprah, namun semuanya kembali kepada perempuannya apakah bisa memanfaatkan secara maksimal program yang ada untuk pemberdayaan.
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang hadir untuk membuka acara tersebut mengapresiasi peringatan Hari Kartini. Pasalnya, masih banyak perempuan Indonesia yang masih berjuang untuk diri dan keluarganya. ”Termasuk berjuang dari himpitan ekonomi dan status sosialnya, berjuang karena tidak mendapatkan hak yang sama dan layak di depan hukum, berjuang untuk bersama-sama sejajar memperjuangkan cita-cita bangsa dan negara,” katanya.
Mantan menakertrans ini mengatakan banyak perempuan menjadi korban trafficking karena keterbatasan akses dan tidak mendapatkan ruang untuk mengekspresikan potensi dirinya. Kesadaran gender, pengakuan hak perempuan di publik merupakan sesuatu yang tidak boleh dinafikan.
Muhaimin menyadari, banyak perempuan yang tertinggal dan yang lebih memprihatinkan adalah mereka yang tinggal di pedesaan. ”Semoga Kementerian Desa dan Kementerian Sosial bisa membuka cakrawala yang lebih luas,” katanya. Sementara itu, Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian PDTT Suprayoga mengatakan ketertinggalan perempuan disebabkan sikap inferior yang dimiliki.
”Jadi, sikap itu diciptakan sendiri oleh perempuan itu sendiri. Padahal, perempuan mempunyai potensi yang besar,” katanya. Dia mencontohkan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yangberbasispada masyarakat terbukti mampu bertahan.
Dari hasil penelitian ternyata, program simpan pinjam yang dilakukan oleh kelompok perempuan ini yang berhasil berkembang. ”Potensi produktif perempuan memang kelihatan, karena perempuan memiliki social capital yang baik seperti arisan. Potensi inilah yang akan dikembangkan dengan menggunakan dana desa,” katanya.
Sucipto
”Perempuan di Indonesia merupakan warga mayoritas, tapi realitasnya ada persoalan kemiskinan, ketimpangan dalam pendidikan dan capaian ekonomi. Bicara persentase, untuk buta huruf misalnya, lebih dari 50% adalah perempuan,” ujar Sekjen Perempuan Bangsa Lulu Hamidah saat talk show Perempuan Desa Membangun Bangsa dengan tema ”Spirit Kartini Melawan Pemiskinan Perempuan” di DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta, kemarin.
Karena itu, peringatan Hari Kartini merupakan refleksi sekaligus memberikan inspirasi bagi perempuan masa kini, sebab faktanya sampai saat ini persoalan tersebut masih ditemukan. ”Ini jadi pengingat sekaligus menyadarkan bahwa pemerintah punya agenda serius untuk menyejahterakan perempuan terutama di daerahdaerah,” katanya.
Ketertinggalan perempuan Indonesia, sambung Lulu, karena tidak sedikit dari mereka yang masih tinggal di desa. Menurut Lulu, pendekatan pembangunan tidak bisa menafikan dan meninggalkan peran perempuan sebagai aktor pengambil keputusan. Apalagi, sumber daya terbesar ada di desa.
”Sayangnya perempuan tidak memiliki akses dan kontrol, karenanya penting perempuan dilibatkan dalam pengambilan keputusan harus dilibatkan di level paling bawah seperti di tingkat desa,” paparnya. Senada, Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa Siti Masrifah mengatakan ketertinggalan perempuan di pedesaan disebabkan sulitnya mendapatkan akses.
”Karena sulit mendapatkan akses maka gerak mereka menjadi sulit dibandingkan mereka yang tinggal di perkotaan,” katanya. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada kedua kementerian tersebut untuk melakukan pemberdayaan terhadap perempuan-perempuan yang ada di desa. Menurut Masrifah, UU Desa telah memberikan kesempatan yang besar terhadap perempuan untuk berkiprah, namun semuanya kembali kepada perempuannya apakah bisa memanfaatkan secara maksimal program yang ada untuk pemberdayaan.
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang hadir untuk membuka acara tersebut mengapresiasi peringatan Hari Kartini. Pasalnya, masih banyak perempuan Indonesia yang masih berjuang untuk diri dan keluarganya. ”Termasuk berjuang dari himpitan ekonomi dan status sosialnya, berjuang karena tidak mendapatkan hak yang sama dan layak di depan hukum, berjuang untuk bersama-sama sejajar memperjuangkan cita-cita bangsa dan negara,” katanya.
Mantan menakertrans ini mengatakan banyak perempuan menjadi korban trafficking karena keterbatasan akses dan tidak mendapatkan ruang untuk mengekspresikan potensi dirinya. Kesadaran gender, pengakuan hak perempuan di publik merupakan sesuatu yang tidak boleh dinafikan.
Muhaimin menyadari, banyak perempuan yang tertinggal dan yang lebih memprihatinkan adalah mereka yang tinggal di pedesaan. ”Semoga Kementerian Desa dan Kementerian Sosial bisa membuka cakrawala yang lebih luas,” katanya. Sementara itu, Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian PDTT Suprayoga mengatakan ketertinggalan perempuan disebabkan sikap inferior yang dimiliki.
”Jadi, sikap itu diciptakan sendiri oleh perempuan itu sendiri. Padahal, perempuan mempunyai potensi yang besar,” katanya. Dia mencontohkan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yangberbasispada masyarakat terbukti mampu bertahan.
Dari hasil penelitian ternyata, program simpan pinjam yang dilakukan oleh kelompok perempuan ini yang berhasil berkembang. ”Potensi produktif perempuan memang kelihatan, karena perempuan memiliki social capital yang baik seperti arisan. Potensi inilah yang akan dikembangkan dengan menggunakan dana desa,” katanya.
Sucipto
(bbg)