Kereta Peluru Maglev Kembali Pecahkan Rekor Dunia
A
A
A
TOKYO - Jepang kembali memamerkan keunggulan mereka dalam menciptakan kereta peluru. Dalam uji coba di Tsuru, Perfektur Yamanashi, kemarin, kereta peluru yang bernama Maglev memecahkan rekor kereta tercepat di dunia dengan menempuh 600 km/jam.
Maglev, yang merupakan kependekan dari magnetic levitation, mampu meluncur hingga 603 km/jam. Saat diuji coba di kawasan dekat Gunung Fuji kemarin pagi, Maglev terdiri atas tujuh gerbong. Dalam uji coba tersebut, turut serta 49 karyawan perusahaan rel Japang, Central Japan Railway.
Mereka menyebutkan perjalanan sepanjang 1,8 km yang ditempuh dalam waktu kurang dari 11 detik itu sangat nyaman. ”Perjalanan nyaman dan stabil,” ujar Kepala Uji Coba Maglev Yasukazu Endo kepada Asahi Shimbun. ”Kini kami akan menganalisis data dan menggunakan informasitersebutuntukmendesainmobildanperalatanlainnya.” Catatan yang ditorehkan Maglev sangat luar biasa.
Sepekan lalu, kereta yang mengambang sekitar 10 sentimeter di atas rel dengan memanfaatkan daya magnet itu sudah memecahkan rekor dunia. Saat itu Maglev menempuh 590 km/jam. Torehan itu mengalahkan rekor sebelumnya yakni 581km/jam pada 2003. Namun, masyarakat harus bersabar untuk bisa merasakan sensasi Maglev.
Rencananya, kereta peluru ini baru akan siap menjadi kendaraan massal pada 2027. Itu pun baru melayani rute Tokyo dan Nagoya yang berjarak 286 km. Endo menjelaskan, infrastruktur dan tingginya biaya dalam membangun Maglev menjadi faktor utama lamanya pengoperasian kereta ini. Endo menyebut nantinya Maglev ”hanya” akan beroperasi dengan kecepatan maksimal 500 km/jam. Dengan begitu, jarak Tokyo–Nagoya bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 40 menit.
Pada 2045, Maglev diharapkan bisa meladeni rute Tokyo– Osaka yang berjarak 410 km dalam waktu 67 menit. Saat ini masyarakat Negeri Sakura banyak bergantung pada kereta Shinkansen yang menghubungkan sejumlah kota-kota penting di Jepang. Kecepatan Shinkansen mencapai 320 km/jam.
Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam mengembangkan Maglev sekitar USD100 miliar untuk jarak Tokyo–Nagoya. Pembangunan jalur kereta harus dilakukan dengan membuat terowongan menembus pegunungan. Salah satu cara mendapat dana untuk membangun jalur adalah dengan menjual teknologi Maglev ke negara lain.
Pada kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat (AS) akhir bulan ini, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe direncanakan akan mempromosikan teknologi kereta peluru untuk diterapkan pada kereta supercepat antara New York–Washington DC yang berjarak 363,7 km.
Ananda nararya
Maglev, yang merupakan kependekan dari magnetic levitation, mampu meluncur hingga 603 km/jam. Saat diuji coba di kawasan dekat Gunung Fuji kemarin pagi, Maglev terdiri atas tujuh gerbong. Dalam uji coba tersebut, turut serta 49 karyawan perusahaan rel Japang, Central Japan Railway.
Mereka menyebutkan perjalanan sepanjang 1,8 km yang ditempuh dalam waktu kurang dari 11 detik itu sangat nyaman. ”Perjalanan nyaman dan stabil,” ujar Kepala Uji Coba Maglev Yasukazu Endo kepada Asahi Shimbun. ”Kini kami akan menganalisis data dan menggunakan informasitersebutuntukmendesainmobildanperalatanlainnya.” Catatan yang ditorehkan Maglev sangat luar biasa.
Sepekan lalu, kereta yang mengambang sekitar 10 sentimeter di atas rel dengan memanfaatkan daya magnet itu sudah memecahkan rekor dunia. Saat itu Maglev menempuh 590 km/jam. Torehan itu mengalahkan rekor sebelumnya yakni 581km/jam pada 2003. Namun, masyarakat harus bersabar untuk bisa merasakan sensasi Maglev.
Rencananya, kereta peluru ini baru akan siap menjadi kendaraan massal pada 2027. Itu pun baru melayani rute Tokyo dan Nagoya yang berjarak 286 km. Endo menjelaskan, infrastruktur dan tingginya biaya dalam membangun Maglev menjadi faktor utama lamanya pengoperasian kereta ini. Endo menyebut nantinya Maglev ”hanya” akan beroperasi dengan kecepatan maksimal 500 km/jam. Dengan begitu, jarak Tokyo–Nagoya bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 40 menit.
Pada 2045, Maglev diharapkan bisa meladeni rute Tokyo– Osaka yang berjarak 410 km dalam waktu 67 menit. Saat ini masyarakat Negeri Sakura banyak bergantung pada kereta Shinkansen yang menghubungkan sejumlah kota-kota penting di Jepang. Kecepatan Shinkansen mencapai 320 km/jam.
Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam mengembangkan Maglev sekitar USD100 miliar untuk jarak Tokyo–Nagoya. Pembangunan jalur kereta harus dilakukan dengan membuat terowongan menembus pegunungan. Salah satu cara mendapat dana untuk membangun jalur adalah dengan menjual teknologi Maglev ke negara lain.
Pada kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat (AS) akhir bulan ini, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe direncanakan akan mempromosikan teknologi kereta peluru untuk diterapkan pada kereta supercepat antara New York–Washington DC yang berjarak 363,7 km.
Ananda nararya
(bbg)