DPR Fokus Bentuk Forum Parlemen Asia-Afrika
A
A
A
JAKARTA - Konferensi Parlemen Asia-Afrika dalam rangka memperingati 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika akan digelar di Jakarta. Inisiator acara sekaligus penyelenggara yakni Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI memfokuskan diri untuk membentuk Forum Parlemen Asia-Afrika.
"Fokus yang pertama adalah pembentukan forum parlemen dunia, khususnya negara-negara di kawasan selatan itu (Asia-Afrika)," kata Ketua DPR Setya Novanto kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Fokus kedua yakni agenda yang berkaitan dengan parlemen dunia. Menurut Novanto, kedua hal ini akan melahirkan momen yang sakral bagi pimpinan-pimpinan parlemen Asia-Afrika yang hadir nantinya.
"Memberikan arti dalam kemajuan bangsa dan negara. Ini sangat penting karena ini juga mendukung KAA (Konferensi Asia-Afrika). Makanya kami minta doa wartawan," jelas politikus Partai Golkar itu.
Adapun agenda pada Kamis nanti, lanjut Novanto, acara akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan juga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai keynote speaker. Dari 28 negara Asia-Afrika ini, akan ada 12 kepala parlemen yang hadir.
"Juga ada beberapa yang akan hadir dalam list, ada diplomat, dan semua dubes nanti juga akan hadir. Total tamu semuanya ada 143," terang Novanto.
Dirinya mengharapkan acara Konferensi Parlemen Asia-Afrika nanti akan memberikan kontribusi besar bagi negara Asia-Afrika, khususnya menghasilkan forum komunikasi antar parlemen Asia-Afrika. Sehingga, Asia-Afrika dan forum parlemen dunia bisa dibentuk dalam pertemuan ini.
"Persiapan semua sudah dilakukan, dari Gedung Nusantara I, Gedung Nusantara sudah kita siapkan semua. Tamu juga sudah mulai berdatangan," tandasnya.
Sementara itu, Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, setelah rangkaian acara konferensi, akan ada resolusi konferensi yang akan dituangkan dalam Declaration of the Asian-African Parliaments yang nantinya akan diadopsi oleh para peserta delegasi.
Menurutnya, dalam deklarasi tersebut DPR RI akan menawarkan beberapa poin untuk diadopsi, di antaranya penguatan kerja sama antar parlemen Asia-Afrika perlu dilakukan dengan langkah progresif, salah satunya KAA kali ini dapat menjadi batu loncatan mewujudkan Uni Parlemen Asia-Afrika.
"Fokus yang pertama adalah pembentukan forum parlemen dunia, khususnya negara-negara di kawasan selatan itu (Asia-Afrika)," kata Ketua DPR Setya Novanto kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Fokus kedua yakni agenda yang berkaitan dengan parlemen dunia. Menurut Novanto, kedua hal ini akan melahirkan momen yang sakral bagi pimpinan-pimpinan parlemen Asia-Afrika yang hadir nantinya.
"Memberikan arti dalam kemajuan bangsa dan negara. Ini sangat penting karena ini juga mendukung KAA (Konferensi Asia-Afrika). Makanya kami minta doa wartawan," jelas politikus Partai Golkar itu.
Adapun agenda pada Kamis nanti, lanjut Novanto, acara akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan juga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai keynote speaker. Dari 28 negara Asia-Afrika ini, akan ada 12 kepala parlemen yang hadir.
"Juga ada beberapa yang akan hadir dalam list, ada diplomat, dan semua dubes nanti juga akan hadir. Total tamu semuanya ada 143," terang Novanto.
Dirinya mengharapkan acara Konferensi Parlemen Asia-Afrika nanti akan memberikan kontribusi besar bagi negara Asia-Afrika, khususnya menghasilkan forum komunikasi antar parlemen Asia-Afrika. Sehingga, Asia-Afrika dan forum parlemen dunia bisa dibentuk dalam pertemuan ini.
"Persiapan semua sudah dilakukan, dari Gedung Nusantara I, Gedung Nusantara sudah kita siapkan semua. Tamu juga sudah mulai berdatangan," tandasnya.
Sementara itu, Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, setelah rangkaian acara konferensi, akan ada resolusi konferensi yang akan dituangkan dalam Declaration of the Asian-African Parliaments yang nantinya akan diadopsi oleh para peserta delegasi.
Menurutnya, dalam deklarasi tersebut DPR RI akan menawarkan beberapa poin untuk diadopsi, di antaranya penguatan kerja sama antar parlemen Asia-Afrika perlu dilakukan dengan langkah progresif, salah satunya KAA kali ini dapat menjadi batu loncatan mewujudkan Uni Parlemen Asia-Afrika.
(zik)