Indonesia Tawarkan Ethiopia Buka Kedubes di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia menawarkan kepada Pemerintah Ethiopia untuk membuka kantor kedutaan besar (kedubes) di Jakarta. Hal ini dimaksudkan agar hubungan bilateral kedua negara bisa berjalan lebih mudah.
”Sebab kita sudah memiliki kedutaan besar di Ethiopia sejak 1964,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Abdurrahman Mohammad Fachir seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Wamenlu Ethiopia dalam rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) Ke-60 di Jakarta Convention Center kemarin. Saat ini, Kedubes Ethiopia untuk Indonesia masih merangkap di Tokyo, Jepang.
Menurut Fachir, potensi kerja sama ekonomi kedua negara cukup besar dan masih bisa terus digali lebih dalam. Sejauh ini total perdagangan antara Indonesia dan Ethiopia mencapai USD70 juta, meningkat USD1 juta dari nilai perdagangan pada 2007 silam. Bahkan Ethiopia menyebut jumlah perdagangan Indonesia-Ethiopia lebih besar empat kali lipat. ”Saat ini, menurut data, nilai perdagangan kita mencapai USD70 juta.
Namun, menurut Ethiopia, lebih besar dari itu karena banyak barang kita yang datang dari negara-negara ketiga. Kisarannya sekitar USD300 juta,” ujar Fachir. Hal itu dapat dimaklumi. Ethiopia mengajukan banyak permintaan pembelian barang dari Indonesia. Sebagian besar barang yang diekspor Indonesia merupakan barang elektronik, sabun, deterjen, kertas, buku, ban, tekstil, dan furnitur.
Indonesia, menurut Fachir, juga mempunyai dua perusahaan yang berinvestasi di Ethiopia. Kedua perusahaan itu merupakan perusahaan mi instan dan sabun. ”Ethiopia merupakan salah satu yang hadir pada waktu KAA 1955. Jadi, Ethiopia mempunyai setidaknya hubungan emosional dengan Indonesia terkait dengan KAA. Pada saat yang sama, Etiophia memiliki penduduk yang juga paling besar kedua di Afrika, yakni hampir 100 juta,” papar Fachir.
Wamenlu Ethiopia Berhane Gebre Christos menyambut positif usulan pembukaan kantor kedubes di Jakarta. ”Kami serius untuk mempertimbangkan tawaran ini agar keputusan akhir dapat segera tercapai. Kami berharap dapat segera memiliki kantor kedubes di Jakarta,” tutur Christos. Christos juga mengatakan Ethiopia berharap dapat membentuk kerja sama dengan Indonesia dalam berbagai isu global.
”Salah satunya perjanjian ekonomi seperti perdagangan dan investasi. Jadi tujuan kami merayu pemilik saham di Indonesia untuk membantu mengatasi isu ekonomi di negara kami,” kata Christos. Menurutnya, kerja sama Indonesia-Ethiopia terus meningkat dari waktu ke waktu. Kini Ethiopia berambisi memiliki peranan yang lebih baik dalam peta urusan global.
”Dan kami sangat percaya diri dengan upaya yang sedang kami lakukan. Kami akan memiliki tempat di dunia. Kami juga sepakat forum antara anggota dan non-anggota KAA perlu dilanjutkan,” tutup Christos. Menurutnya, berkat KAA pertama, negaranya berhasil memperoleh kemerdekaan.
Muh shamil
”Sebab kita sudah memiliki kedutaan besar di Ethiopia sejak 1964,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Abdurrahman Mohammad Fachir seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Wamenlu Ethiopia dalam rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) Ke-60 di Jakarta Convention Center kemarin. Saat ini, Kedubes Ethiopia untuk Indonesia masih merangkap di Tokyo, Jepang.
Menurut Fachir, potensi kerja sama ekonomi kedua negara cukup besar dan masih bisa terus digali lebih dalam. Sejauh ini total perdagangan antara Indonesia dan Ethiopia mencapai USD70 juta, meningkat USD1 juta dari nilai perdagangan pada 2007 silam. Bahkan Ethiopia menyebut jumlah perdagangan Indonesia-Ethiopia lebih besar empat kali lipat. ”Saat ini, menurut data, nilai perdagangan kita mencapai USD70 juta.
Namun, menurut Ethiopia, lebih besar dari itu karena banyak barang kita yang datang dari negara-negara ketiga. Kisarannya sekitar USD300 juta,” ujar Fachir. Hal itu dapat dimaklumi. Ethiopia mengajukan banyak permintaan pembelian barang dari Indonesia. Sebagian besar barang yang diekspor Indonesia merupakan barang elektronik, sabun, deterjen, kertas, buku, ban, tekstil, dan furnitur.
Indonesia, menurut Fachir, juga mempunyai dua perusahaan yang berinvestasi di Ethiopia. Kedua perusahaan itu merupakan perusahaan mi instan dan sabun. ”Ethiopia merupakan salah satu yang hadir pada waktu KAA 1955. Jadi, Ethiopia mempunyai setidaknya hubungan emosional dengan Indonesia terkait dengan KAA. Pada saat yang sama, Etiophia memiliki penduduk yang juga paling besar kedua di Afrika, yakni hampir 100 juta,” papar Fachir.
Wamenlu Ethiopia Berhane Gebre Christos menyambut positif usulan pembukaan kantor kedubes di Jakarta. ”Kami serius untuk mempertimbangkan tawaran ini agar keputusan akhir dapat segera tercapai. Kami berharap dapat segera memiliki kantor kedubes di Jakarta,” tutur Christos. Christos juga mengatakan Ethiopia berharap dapat membentuk kerja sama dengan Indonesia dalam berbagai isu global.
”Salah satunya perjanjian ekonomi seperti perdagangan dan investasi. Jadi tujuan kami merayu pemilik saham di Indonesia untuk membantu mengatasi isu ekonomi di negara kami,” kata Christos. Menurutnya, kerja sama Indonesia-Ethiopia terus meningkat dari waktu ke waktu. Kini Ethiopia berambisi memiliki peranan yang lebih baik dalam peta urusan global.
”Dan kami sangat percaya diri dengan upaya yang sedang kami lakukan. Kami akan memiliki tempat di dunia. Kami juga sepakat forum antara anggota dan non-anggota KAA perlu dilanjutkan,” tutup Christos. Menurutnya, berkat KAA pertama, negaranya berhasil memperoleh kemerdekaan.
Muh shamil
(bbg)