Momentum Tepat Perkuat Brand Lokal

Senin, 20 April 2015 - 09:40 WIB
Momentum Tepat Perkuat...
Momentum Tepat Perkuat Brand Lokal
A A A
JAKARTA - Hari konsumen nasional seharusnya menjadi momentum secara nasional untuk memperkuat brand atau merek-merek produk Indonesia yang mampu bersaing dengan merek lain dari luar.

Apalagi, dengan jumlah konsumen besar, Indonesia menjadi target pasar berbagai produk luar. Pengamat marketing, Yuswohady, mengatakan, sudah saatnya Indonesia harus mampu melahirkan merek-merek lokal yang diminati di negeri sendiri, mengingat pasar Indonesia yang besar dengan jumlah kelas menengah mencapai sedikitnya 140 juta dan 250 juta konsumen Indonesia.

”Sudah saatnya, brand lokal Indonesia harus kuat di mata konsumennya sendiri. Ini menjadi momentum, dan harus terus disosialisasikan perlunya mencintai merek atau brand lokal. Kita bisa mencontoh bagaimana Jepang, Taiwan, Korea, Singapura maupun Malaysia, melindungi brand mereka tidak dalam waktu singkat,” ujar dia kepada KORAN SINDO di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, belajar dari negaranegara tersebut, setidaknya ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan. Pertama, produsen yang mampu menghasilkan produk-produk berkualitas di mata konsumen. Kedua, pemerintah yang mampu melindungi merek dari produsen lokal. Dan ketiga, ialah konsumen yang pada akhirnya bangga dengan produk dalam negeri.

”Tiga elemen ini penting menjadi motor melahirkan merek-merek di dalam negeri yang kuat. Jika tiga elemen penting ini berperan, pada akhirnya konsumen juga punya rasa nasionalisme yang kuat, sebagaimana halnya yang terjadi di negara-negara seperti Jepang, Korea, Singapura maupun Malaysia,” ucap dia.

Belajar dari kesuksesan Jepang, Yuswohady mencontohkan bagaimana Jepang di masa 1950-an, yang terpuruk ketika bom atom dijatuhkan, perlahan mampu bangkit dengan semangat nasionalisme.

”Ada masa kebangkitan ketika Jepang pada masa bom atom dijatuhkan, produk mereka dilecehkan, namun karena pemerintahnya juga konsen mengatur mekanisme memperkuat brand lokal, lahirlah produk teknologi seperti Sony, Toyota serta produk berteknologi tinggi lainnya. Hal itu juga didukung momen konsumen yang tak lain masyarakat Jepang sendiri yang begitu mencintai produk dalam negerinya,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, bahwa suatu produk yang diminati konsumen di dalam negeri suatu negara, jelas merupakan produk yang berkualitas. Belajar dari negeri China, produk-produk yang dihasilkan tidak semua produk rendahan. Misalnya, produk smartphone China yang merupakan produk yang terusmenerus berproses sehingga mampu diminati oleh konsumen China.

”Produk China yang oleh kita di Indonesia pada masa-masa awal maraknya ponsel China kita sebut kualitas rendahan, tak lain merupakan tak lain merupakan sebuah proses yang terus menerus dihasilkan, hingga mampu menghasilkan suatu produk yang luar biasa. Dan patut diingat peran negara juga cukup besar disitu dengan memperketat masuknya produk asing,” ujar dia.

Sementara di Indonesia, kata dia, juga punya peluang namun peluang tersebut, tak harus latah di sektor-sektor yang telah dirambah oleh banyak negara- negara maju di Asia. Di dalam negeri Indonesia, ada banyak peluang melahirkan brand-brand lokal, terutama untuk sektor industri kreatif.

”Saya melihat untuk di dalam negeri kita, peluangnya ada pada sektor kreatif. Sektor kreatif ini juga didukung oleh sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang melimpah. Makanan misalnya untuk makanan khas, atau sektor kerajinan kreatif seperti batik,” ungkapnya.

Namun, kata dia, yang dibutuhkan tinggal keseriusan. Pemerintah, terutama punya peran besar, mengingat Indonesia kaya akan industri kreatif dengan dukungan sumberdaya alam yang melimpah. Sementara momen, bisa dimanfaatkan pada masa menjelang dibukanya pasar bebas asia.

”Kita punya banyak potensi di industri kreatif. Bagamana menggalakkan industri ini tentu ada banyak strategi. Momennya bisa kita mulai dari sekarang menjelang dibukanya pasar bebas asia,” pungkasnya. Di dalam negeri sendiri, sebenarnya ada banyak penghargaan untuk brand atau merek-merek lokal yang telah mendapatkan apresiasi dari konsumen.

Namun, menurut Pakar Marketing dari Frontier Consulting Group, Handi D Irawan, sebuah brand atau merek tidak berdiri sendiri. ”Atau katakanlah, sebuah produk dengan merek tertentu yang dilepas di masyarakat kemudian diminati, lantas produk atau merek tersebut tidak melakukan apa-apa jelas, suatu saat akan ditinggalkan konsumennya,” ucapnya.

Handi mengatakan, merek melalui produk akan terus melakukan inovasiinovasi tiada henti demi mendapatkan tempat di mata konsumennya. ”Kalau perlu bukan tempat di mata konsumen saja. Tapi tempat di hati para konsumennya. Dan itu tergantung dari usahausaha kreatif yang dilakukan brand atau merek-merek tertentu untuk bertahan dan terus dikenal. Merek atau brand Indonesia, jika mau kuat harus melakukan langkah kreatif terhadap konsumennya.”

Ichsan amin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0775 seconds (0.1#10.140)