Pernah Gagal Berinvestasi

Senin, 20 April 2015 - 08:55 WIB
Pernah Gagal Berinvestasi
Pernah Gagal Berinvestasi
A A A
Setiap orang pernah merasakan kegagalan, bahkan dalam berinvestasi. Hal ini juga dialami pembawa acara televisi yang juga penyiar radio, Hilbram Dunar.

Kejadian yang dialami sekitar tahun lalu itu sangat memberikan pelajaran untuknya. Namun, Hilbram tidak ingin mengatakan investasi itu bodong. ”Menurut saya, investasi bodong itu memang sudah direncanakan dari awal untuk menipu. Beda dengan yang saya alami. Saya lebih setuju mengatakannya sebagai kegagalan berinvestasi,” katanya.

Bungsu dari tiga bersaudara itu menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, setelah sebelumnya mendapatkan saran dari perencana keuangan. Menurut dia, kesalahan terbesar investasi yang bergerak pada bidang agrobisnis itu adalah dari sisi pengelola yang ternyata tidak berhasil mewujudkan apa yang diharapkan.

”Pengelola bukanlah orang yang kompeten dan ahli di bidang itu. Namun, menurut saya, itu tidak bisa dikatakan bodong sebab memang ada usaha yang dilakukan pengelola dan ternyata usaha itu gagal,” ujar pria kelahiran Banda Aceh itu. Namun, Hilbram menyadari dari kegagalannya ada pelajaran yang dia petik. Diantaranya harus cermat memilih instrumen investasi.

”Ada kesalahan juga pada diri saya, kenapa saya tidak memikirkan baik-baik saat memilih investasi. Belum lagi saat itu memang saya tidak begitu paham bagaimana sistem bisnis berjalan. Saya hanya bermodalkan unsur percaya,” jelas dia. Hilbram sekarang memahami untuk melakukan investasi dalam bidang agrobisnis tidak hanya soal tanamannya, tetapi bagaimana pengelola dapat menjalankan bisnis dengan baik.

”Pengelola tidak kompeten, keuntungan tidak ada, lahan berantakan. Saya awalnya jugatidakbegitu tahu, saya pikir hanya menunggu ketika tanaman panen saja,” tuturnya. Hilbram mengaku trauma untuk berinvestasi di sektor agrobisnis lagi. Agar kejadian yang sama tidak terulang, Hilbram selalu turun langsung dalam perusahaan tempat dia menjalankan bisnis. Sebisa mungkin dapat menjadi bagian dari perusahaan itu, agar tahu bagaimana bisnis itu berjalan danapasaja kendala yang dilewati.

”Sehingga saya benar-benar melihat perkembangannya. Tahu bagaimana naik-turunnya bisnis itu. Jadi kalau mengalami kegagalan, saya tahu persis letak salahnya di mana,” ungkapnya.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9914 seconds (0.1#10.140)