Myanmar Siap Gencatan Senjata dengan Pemberontak

Sabtu, 18 April 2015 - 11:14 WIB
Myanmar Siap Gencatan Senjata dengan Pemberontak
Myanmar Siap Gencatan Senjata dengan Pemberontak
A A A
TOKYO - Menteri Urusan Kepresidenan Myanmar U Aung Min berjanji akan melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok pemberontak etnik. Kesepakatan itu ditandatangani Maret lalu dan belum diimplementasikan.

“Myanmar akan menempuh jalur yang tepat dan berharap mendapatkan dukungan Jepang,” kata Aung Min, dikutip Channel News Asia. Dia berharap Jepang akan memberikan bantuan dan menjadi mediator dalam perundingan dengan kelompok pemberontak. Aung Min berkunjung ke Tokyo untuk bertemu langsung dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Aung Min menyerahkan surat kepada PM Abe dari Presiden Myanmar yang menjanjikan perdamaian dan mewujudkan demokrasi yang adil dan bebas menjelang pemilu mendatang. Di depan PM Abe, Aung Min mengungkapkan hal terpenting bagi Myanmar adalah dialog politik untuk mewujudkan demokratisasi. “Kita juga ingin menciptakan Myanmar seperti yang diinginkan rakyat,” ujarnya.

Jepang merupakan salah satu negara donor terbesar bagi Myanmar. Meskipun Tokyo merupakan aliansi Amerika Serikat (AS), Jepang tidak menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Myanmar. Jepang juga membantu proses negosiasi antara pemerintahan Myanmar dan kubu pemberontak. “Saya menjelaskan proses gencatan senjata kepada utusan khusus Jepang, Yohei Sasakawa, Kepala Yayasan Perdamaian Sasakawa,” ujar Aung Min.

Sebelumnya, 16 tentara Myanmar tewas dalam serangan yang dilakukan pemberontak di wilayah perbatasan dengan China pada Kamis (16/4) lalu. Konflik antara Pemerintah Myanmar dan pemberontak etnik Kokang semakin memanas sejak 9 Februari lalu di Negara Bagian Shan. Puluhan ribu rakyat melarikan diri ke wilayah perbatasan China. Myanmar menerjunkan pesawat tempur untuk menyerbu posisi pertahanan pemberontak yang kerap bersembunyi di teritorial China.

Serangan itu kerap mengakibatkan beberapa korban warga sipil. Konflik itu memperkeruh situasi Myanmar menjelang pemilu mendatang. Pada bulan lalu, Presiden Myanmar Thein Sein menyambut kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak. Itu mengakhiri perang sipil selama beberapa dekade.

Namun, kesepakatan gencatan senjata itu belum diaplikasikan sepenuhnya. Kelompok pemberontak Kokang yang tidak ikut dalam perundingan damai itu justru mengutuk koalisi lain, Tentara Pembebasan Nasional Taang (TNLA) yang ikut bernegosiasi. Selama ini TNLA ikut mendukung gerakan pemberontakan yang dilakukan Kokang.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7081 seconds (0.1#10.140)