Filipina Keluhkan Reklamasi Laut China Selatan

Selasa, 14 April 2015 - 09:53 WIB
Filipina Keluhkan Reklamasi Laut China Selatan
Filipina Keluhkan Reklamasi Laut China Selatan
A A A
MANILA - Pemerintah Filipina mulai memperhatikan lebih serius wilayah perbatasan China, terutama di wilayah perairan.

Kementerian Pertahanan Nasional (DND) Filipina merasa terganggu dengan reklamasi terbaru yang dilakukan China di Laut China Selatan mengingat wilayah tersebut masih sensitif. Saat ini China sedang mengerjakan proyek konstruksi di terumbu karang Mischief atau terkenal dengan sebutan Panganiban di Filipina dan enam wilayah sengketa lain yang ada di Laut Barat Filipina. Namun China mengklaim proyek reklamasi laut yang dilakukan masih berada di area mereka.

”Kami terus melakukan protes melawan reklamasi besar-besaran yang dilakukan China. Kalian semua tahu kami mengikuti aturan hukum,” kata Sekretaris Pertahanan Voltaire Gazmin di Camp Aguinaldo, kemarin, seperti dikutip Philstar . Gazmin menambahkan, reklamasi itu akan mengancam keamanan negara. ”Wilayah yang dekat dengan reklamasi akan terpengaruh di bidang keamanan, kebebasan bernavigasi, dan kebebasan mengudara. Kami khawatir. Kami akan terus komitmen dengan reaksi awal kami yang menjungjung tinggi aturan hukum,” tutur Gazmin.

Filipina mengatakan akan terus memantau perkembangan di wilayah yang disengketakan. Maklum, aktivitas konstruksi yang dilakukan China telah menodai declaration of conduct yang disepakati para pengklaim di Laut China Selatan. Aktivitas seperti itu berpotensi meningkatkan ketegangan dan mengubah status quo Laut China Selatan. Menurut Gazmin, Filipina telah mendapatkan dukungan dari negara internasional, termasuk Amerika Serikat (AS) dalam mempertahankan hak mereka di Laut China Selatan.

Sebelumnya, militer Filipina mengungkapkan China sedang mengimplementasikan proyek mereka setidaknya di tujuh terumbu karang di wilayah sengketa Kepulauan Spratlys. Reklamasi itu dinilai merusak terumbu karang dan biota laut. Pada pekan lalu, Presiden AS Barack Obama menyatakan keprihatinannya mengenai proyek kontroversial China tersebut di Laut China Selatan. ”Kami pikir ini bisa diselesaikan secara diplomatis. Bukan hanya karena Filipina atau Vietnam tidak sebesar China, tidak berarti mereka hanya bisa menyikut,” tutur Obama.

Terpisah, dua petugas polisi dari pasukan anti-narkotik Myanmar tewas terbunuh dan tiga lainnya luka-luka akibat ledakan bom di Timur Laut Myanmar, dekat perbatasan China, kemarin. Namun, sampai saat ini, otoritas terkait Myanmar belum mengetahui pelaku dan motif di balik pemasangan bom itu. Mereka masih melakukan pendalaman.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4959 seconds (0.1#10.140)