Kendala Teknis Ganggu UN
A
A
A
JAKARTA - Hari pertama ujian nasional (UN) SMA/SMK dengan sistem computer based test (CBT) menemui kendala. Hal ini terkait munculnya persoalan teknis yang mengganggu jalannya ujian. Namun secara umum, UN berjalan lancar. Belum ada laporan terjadinya kecurangan.
Beberapa kendala yang terpantau antara lain gagal login, gagal mengunduh soal, komputer tiba-tiba mati atau logout, gangguan server. Dari beberapa persoalan, gangguan karena pemadaman listrik paling banyak dilaporkan. Mendikbud Anies Baswedan mengakui adanya kendala UN, seperti sistem komputer dan pemadaman listrik yang membuat proses UN berhenti sesaat.
”Namun, dengan mati listrik ini dan siswa tetap bisa melanjutkan ujian tanpa menemui soal yang beda, membuktikan bahwa sistem yang dibuat Kemendikbud sudah bagus karena soal tetap tersimpan dengan baik,” katanya. Penggagas Indonesi aMengajar ini berpesan, jika terjadi masalah dalam pelaksanaan UN, sebisa mungkin panitia pelaksana di tingkat sekolah menyelesaikan persoalan tersebut di ruang kelas atau sekolah. ”Jadi, insya Allah, semuanya lancar,” tambahnya.
Secara umum, Mendikbud melihat persiapan UN yang cukup baik. Ia tidak melihat adanya temuan kecurangan selama proses persiapan ini. Untuk diketahui UN melibatkan sekitar 69.000 sekolah, lebih dari 700.000 pengawas, dan sekitar 2,7 juta siswa. Di SMKN 3, Kasihan, Bantul, gagal login ke laman naskah soal. Menurut Kepala SMKN 3 Rakhmat Supriyono, hal ini terjadi akibat kegagalan sinkronisasi antara server milik sekolah dan sistem penyimpan data soal di Kemendikbud. Padahal, kualitas semua komputer memadai karena biasa dipakai untuk praktik pelajaran animasi.
”Bandwidth juga sudah kami perbesar jadi 10 megabit. Sebenarnya pada pukul 01.00 Minggu dini hari sinkronisasi sudah selesai, tapi tidak tahu kenapa masih bermasalah,” katanya. Penundaan UN juga terpaksa dilakukan SMK Negeri 4 Bojonegoro, Jawa Timur. Hal ini terjadi karena para siswa gagal mengunduh soal materi Bahasa Indonesia dari server komputer.
Kepala SMKN 4 Bojonegoro Edy Yusuf Joko menjelaskan, tertundanya UN berbasis komputer terjadi pada sesi pertama. Saat itu, dari 30 siswa yang menempati laboratorium B, 25 orang di antaranya gagal mengunduh soal. Beberapa kali guru pengawas dan bagian teknisi berusaha mengunduh soal, tapi tidak berhasil. Edy menegaskan, pihaknya tidak bersalah karena semua instruksi pelaksanaan UN secara CBT sudah kami lakukan dengan benar.
”Karena gagal mengunduh soal maka pelaksanaan UN secara CBT di laboratorium B yang diikuti sekitar 30 siswa itu kami tunda pukul 16.00 WIB,” katanya. Penundaan juga terpaksa dilakukan SMKN 3 Kediri, Jawa Timur. UN sesi pertama ditunda karena adanya kendala teknis di jaringan komputer. Kepala SMKN 3 Kediri Bambang Eko mengungkapkan, ada satu berkas dari sembilan file yang tidak bisa dibuka dan berwarna merah. Hal itu membuat seluruh file tidak bisa terakses.
”Kami sudah download pada Sabtu (11/4) sampai pukul 03.00 WIB dini hari (Minggu, 12/4) dan semua sukses. Jadi, kami tenang, tapi ketika anakanak mulai ujian, ternyata tidak bisa login ,” katanya . Gangguan selama berlangsungnya UN CBT juga dilaporkan terjadi di Surabaya dan Kabupaten Bandung Barat. Di Surabaya, kendala dilaporkan terjadi di SMKN 4 dan SMKN 6 akibat server di sekolah tidak terhubung dengan pusat.
Dampaknya, 10 siswa SMKN 4 Surabaya yang terpaksa pindah ruangan ujian. Sedangkan di SMKN 6, para siswa terlambat dalam mengerjakan soal karena kesulitan koneksi dengan server pusat. Sedangkan di SMAN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, gangguan terjadi karena komputer sering mati atau logout kalau dibiarkan beberapa menit.
Sementara itu, mati listrik selama pelaksanaan UN dilaporkan terjadi di beberapa daerah, seperti di SMA Negeri 4 Kota Malang; SMK Erna, Kota Dumai, Provinsi Riau; SMK 2, SMK 3, dan SMK 5 Kota Jayapura. Di SMA Negeri 4 Kota Malang, listrik padam karena tidak mampu menahan beban. Beruntung kondisi ini hanya berlangsung beberapa menit.
Pantau UN
Pada hari pertama UN kemarin, Anies Baswedan melakukan sidak ke sejumlah sekolah di Jakarta, yakni SMKN 20 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) B 01 Jakarta. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga melakukan hal yang sama. Saat berkunjung ke SMKN 20 Jakarta, Anies meminta para guru untuk menjaga integritas pelaksanaan UN. untuk diketahui, SMKN 20 Jakarta merupakan tempat pengambilan naskah UN dan Lembar Jawaban UN (LJUN). Terdapat 78 sekolah yang mengambil naskah soal dan LJUN di sekolah tersebut.
”Saya sangat menghargai peran bapak/ibu. Saya titip UN agar berjalan lancar,” pesan dia. Jika ada masalah, lanjut dia, bisa diselesaikan di sekolah dengan jalan musyawarah mufakat., katanya. Di SMALB B 01 Jakarta, Anies menegaskan bahwa tidak ada anak Indonesia yang dinomorduakan dalam pelaksanaan UN. Anies menjelaskan, UN diikuti anak-anak yang berkebutuhan umum dan khusus, tanpa adanya pengecualian. Dalam sidak tersebut, Mendikbud berdialog langsung dengan peserta UN dengan kebutuhan khusus tunarungu.
”Saya mendoakan agar adikadik bisa mengerjakan soal dengan baik. Apakah sudah siap untuk UN?” tanya Anies yang kemudian dibantu seorang guru untuk mengomunikasikannya. Lukman Hakim Saifuddin memantau proses pelaksanaan UN di beberapa madrasah aliah negeri di Jakarta. ”Kami sengaja memantau pelaksanaan ujian di beberapa agar bisa melihat langsung prosesnya,” kata Lukman Hakim ketika membuka pelaksanaan apel di MAN 2 Ciracas, Jakarta, kemarin.
Saat ini 15% dari semua jumlah madrasah negeri di Indonesia ditargetkan dapat melaksanakan ujian nasional berbasis komputer tahun depan. Untuk itu, pihak kementerian ke depan mengupayakan penambahan jumlah komputer untuk sekolah MA yang kekurangan perangkat penunjang ujian tersebut.
Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, ada enam madrasah yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer, yaitu MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Insan Cendekia Gorontalo, MAN Insan Cendekia Jambi, MAN Bangil Pasuruan, MAN Model Palangkaraya, dan MTsN 2 Kota Kediri. Anggota Komisi X DPR, Elviana, meminta Kemendikbud melakukan penangguhan atau moratorium pelaksanaan UN karena evaluasi selama ini ujian itu menimbulkan memori buruk bagi para siswa.
”Tidak ada kesan positif UN karena menentukan kelulusan mereka. Belum lagi banyaknya kecurangan yang terjadi,” katanya. Elviana lantas mencontohkan bocoran-bocoran soal UN yang dengan mudah ditemukan di tempat bimbingan belajar. Politikus PPP ini menyarankan agar UN berganti nama untuk menghilangkan kesan buruk itu.
Neneng zubaidah/ alfian faisal/ant
Beberapa kendala yang terpantau antara lain gagal login, gagal mengunduh soal, komputer tiba-tiba mati atau logout, gangguan server. Dari beberapa persoalan, gangguan karena pemadaman listrik paling banyak dilaporkan. Mendikbud Anies Baswedan mengakui adanya kendala UN, seperti sistem komputer dan pemadaman listrik yang membuat proses UN berhenti sesaat.
”Namun, dengan mati listrik ini dan siswa tetap bisa melanjutkan ujian tanpa menemui soal yang beda, membuktikan bahwa sistem yang dibuat Kemendikbud sudah bagus karena soal tetap tersimpan dengan baik,” katanya. Penggagas Indonesi aMengajar ini berpesan, jika terjadi masalah dalam pelaksanaan UN, sebisa mungkin panitia pelaksana di tingkat sekolah menyelesaikan persoalan tersebut di ruang kelas atau sekolah. ”Jadi, insya Allah, semuanya lancar,” tambahnya.
Secara umum, Mendikbud melihat persiapan UN yang cukup baik. Ia tidak melihat adanya temuan kecurangan selama proses persiapan ini. Untuk diketahui UN melibatkan sekitar 69.000 sekolah, lebih dari 700.000 pengawas, dan sekitar 2,7 juta siswa. Di SMKN 3, Kasihan, Bantul, gagal login ke laman naskah soal. Menurut Kepala SMKN 3 Rakhmat Supriyono, hal ini terjadi akibat kegagalan sinkronisasi antara server milik sekolah dan sistem penyimpan data soal di Kemendikbud. Padahal, kualitas semua komputer memadai karena biasa dipakai untuk praktik pelajaran animasi.
”Bandwidth juga sudah kami perbesar jadi 10 megabit. Sebenarnya pada pukul 01.00 Minggu dini hari sinkronisasi sudah selesai, tapi tidak tahu kenapa masih bermasalah,” katanya. Penundaan UN juga terpaksa dilakukan SMK Negeri 4 Bojonegoro, Jawa Timur. Hal ini terjadi karena para siswa gagal mengunduh soal materi Bahasa Indonesia dari server komputer.
Kepala SMKN 4 Bojonegoro Edy Yusuf Joko menjelaskan, tertundanya UN berbasis komputer terjadi pada sesi pertama. Saat itu, dari 30 siswa yang menempati laboratorium B, 25 orang di antaranya gagal mengunduh soal. Beberapa kali guru pengawas dan bagian teknisi berusaha mengunduh soal, tapi tidak berhasil. Edy menegaskan, pihaknya tidak bersalah karena semua instruksi pelaksanaan UN secara CBT sudah kami lakukan dengan benar.
”Karena gagal mengunduh soal maka pelaksanaan UN secara CBT di laboratorium B yang diikuti sekitar 30 siswa itu kami tunda pukul 16.00 WIB,” katanya. Penundaan juga terpaksa dilakukan SMKN 3 Kediri, Jawa Timur. UN sesi pertama ditunda karena adanya kendala teknis di jaringan komputer. Kepala SMKN 3 Kediri Bambang Eko mengungkapkan, ada satu berkas dari sembilan file yang tidak bisa dibuka dan berwarna merah. Hal itu membuat seluruh file tidak bisa terakses.
”Kami sudah download pada Sabtu (11/4) sampai pukul 03.00 WIB dini hari (Minggu, 12/4) dan semua sukses. Jadi, kami tenang, tapi ketika anakanak mulai ujian, ternyata tidak bisa login ,” katanya . Gangguan selama berlangsungnya UN CBT juga dilaporkan terjadi di Surabaya dan Kabupaten Bandung Barat. Di Surabaya, kendala dilaporkan terjadi di SMKN 4 dan SMKN 6 akibat server di sekolah tidak terhubung dengan pusat.
Dampaknya, 10 siswa SMKN 4 Surabaya yang terpaksa pindah ruangan ujian. Sedangkan di SMKN 6, para siswa terlambat dalam mengerjakan soal karena kesulitan koneksi dengan server pusat. Sedangkan di SMAN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, gangguan terjadi karena komputer sering mati atau logout kalau dibiarkan beberapa menit.
Sementara itu, mati listrik selama pelaksanaan UN dilaporkan terjadi di beberapa daerah, seperti di SMA Negeri 4 Kota Malang; SMK Erna, Kota Dumai, Provinsi Riau; SMK 2, SMK 3, dan SMK 5 Kota Jayapura. Di SMA Negeri 4 Kota Malang, listrik padam karena tidak mampu menahan beban. Beruntung kondisi ini hanya berlangsung beberapa menit.
Pantau UN
Pada hari pertama UN kemarin, Anies Baswedan melakukan sidak ke sejumlah sekolah di Jakarta, yakni SMKN 20 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) B 01 Jakarta. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga melakukan hal yang sama. Saat berkunjung ke SMKN 20 Jakarta, Anies meminta para guru untuk menjaga integritas pelaksanaan UN. untuk diketahui, SMKN 20 Jakarta merupakan tempat pengambilan naskah UN dan Lembar Jawaban UN (LJUN). Terdapat 78 sekolah yang mengambil naskah soal dan LJUN di sekolah tersebut.
”Saya sangat menghargai peran bapak/ibu. Saya titip UN agar berjalan lancar,” pesan dia. Jika ada masalah, lanjut dia, bisa diselesaikan di sekolah dengan jalan musyawarah mufakat., katanya. Di SMALB B 01 Jakarta, Anies menegaskan bahwa tidak ada anak Indonesia yang dinomorduakan dalam pelaksanaan UN. Anies menjelaskan, UN diikuti anak-anak yang berkebutuhan umum dan khusus, tanpa adanya pengecualian. Dalam sidak tersebut, Mendikbud berdialog langsung dengan peserta UN dengan kebutuhan khusus tunarungu.
”Saya mendoakan agar adikadik bisa mengerjakan soal dengan baik. Apakah sudah siap untuk UN?” tanya Anies yang kemudian dibantu seorang guru untuk mengomunikasikannya. Lukman Hakim Saifuddin memantau proses pelaksanaan UN di beberapa madrasah aliah negeri di Jakarta. ”Kami sengaja memantau pelaksanaan ujian di beberapa agar bisa melihat langsung prosesnya,” kata Lukman Hakim ketika membuka pelaksanaan apel di MAN 2 Ciracas, Jakarta, kemarin.
Saat ini 15% dari semua jumlah madrasah negeri di Indonesia ditargetkan dapat melaksanakan ujian nasional berbasis komputer tahun depan. Untuk itu, pihak kementerian ke depan mengupayakan penambahan jumlah komputer untuk sekolah MA yang kekurangan perangkat penunjang ujian tersebut.
Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, ada enam madrasah yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer, yaitu MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Insan Cendekia Gorontalo, MAN Insan Cendekia Jambi, MAN Bangil Pasuruan, MAN Model Palangkaraya, dan MTsN 2 Kota Kediri. Anggota Komisi X DPR, Elviana, meminta Kemendikbud melakukan penangguhan atau moratorium pelaksanaan UN karena evaluasi selama ini ujian itu menimbulkan memori buruk bagi para siswa.
”Tidak ada kesan positif UN karena menentukan kelulusan mereka. Belum lagi banyaknya kecurangan yang terjadi,” katanya. Elviana lantas mencontohkan bocoran-bocoran soal UN yang dengan mudah ditemukan di tempat bimbingan belajar. Politikus PPP ini menyarankan agar UN berganti nama untuk menghilangkan kesan buruk itu.
Neneng zubaidah/ alfian faisal/ant
(ars)