Tiket KA untuk H-7 Lebaran Bisa Dipesan
A
A
A
JAKARTA - Sekalipun waktu Lebaran, Minggu (17/7/2015), masih sekitar tiga bulan lagi, masyarakat yang ingin mudik menggunakan jasa transportasi kereta api bisa memesan tiket mulai hari ini, Sabtu (11/4), sejak pukul 00.01 WIB.
Tiket yang dipesan untuk jarak menengah-jauh, baik eksekutif maupun ekonomi. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Pusat Agus Komarudin menjelaskan, pemesanan bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari datang langsung ke konter penjualan tiket se-Indonesia, kantor pos, pegadaian, minimarket yang telah bekerja sama, online pada laman internet KAI (tiket. kereta-api.co.id ), hingga hotline centre KAI 121.
Pemesanan tiket juga bisa lewat laman internet swasta pendukung, aplikasi android, dan yang terbaru, mesin e-Kiosk. ”Kita menyediakan berbagai pilihan kepada masyarakat. Penjualan tiket KA pada H-90 Lebaran ini bertujuan untuk melayani masyarakat agar bisa merencanakan perjalanan. Jadi, mereka bisa mengatur jauhjauh hari,” ujar Agus, saat dihubungi, kemarin.
Mantan kepala Humas, Daerah Operasional (Daop) I PT KAI itu menjelaskan, pemesan tiket hanya bisa dilakukan untuk tiket pemberangkatan H-7 Lebaran, yakni Sabtu (11/7). Sementara khusus untuk tiket balik atau pada Senin (20/7), tiket tersebut dapat dipesan mulai dari Senin (20/4) pekan depan.
”PT KAI menyediakan 88.676 kursi penumpang untuk KA reguler yang biasa digunakan untuk angkutan Lebaran. Angka ini belum termasuk KA Lebaran tambahan dan KA Lokal,” katanya.
Dari Yogyakarta, meskipun saat ini PT KAI sudah membuka reservasi tiket untuk H-10 Lebaran, pemesanan tiket kereta api untuk perjalanan arus mudik Lebaran diperkirakan mulai ramai pekan depan, terutama untuk pembelian tiket H-2 Lebaran bisa dipesan oleh calon penumpang pada 16 April. Namun, untuk Daerah Operasi VI, tiket pemesanan tiket paling ramai untuk arus balik.
Manajer Komunikasi Korporat PT KAI Daop VI Yogyakarta Gatot Sutiyatmoko menjelaskan, untuk pemesanan tiket, nama penumpang yang tertera di tiket harus sama dengan nama calon penumpang yang berangkat, dibuktikan dengan kartu identitas resmi. ”Bila petugas menemukan ketidaksesuaian nama saat boarding, penumpang tidak diperbolehkan masuk ke peron stasiun atau penumpang bisa diturunkan di stasiun berikutnya,” katanya.
Dia lantas menuturkan, PT KAI akan melakukan pemantauan angkutan Lebaran selama 22 hari, yaitu mulai H-10 hingga H+10 Lebaran. Namun, untuk rencana operasi Angkutan Lebaran 2015 belum ditetapkan, biasanya ditetapkan satu bulan sebelum Lebaran. untuk diketahui. saat ini PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta menjalankan 20 rangkaian kereta api ke berbagai tujuan, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang ,dan Banyuwangi.
Selain itu, terdapat 12 rangkaian kereta yang melintas dan singgah di sejumlah stasiun di Daerah Operasi VI. Wakil Ketua Komisi V Muhidin M Said mengapresiasi langkah KAI menerapkan sistem online dalam membeli tiket. Menurut dia, selain memudahkan calon penumpang untuk membeli tiket, sistem online bisa menghindari praktik calo.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan, sistem manual berpotensi memunculkan kesalahan, terutama terjadinya double-seat . Dengan kata lain, kata dia, sistem online akan mencegah terjadinya hal ini. ”Jadi semua bisa dipertanggungjawabkan seperti naik pesawat, penumpang dan nomor kursi sama,” imbuh dia.
Kendati demikian, dia meminta kepada KAI untuk memperbaiki infrastruktur online untuk menunjang sistem tersebut. Infrastruktur online ini, kata dia, termasuk server, jaringan data antarstasiun, dan pintu akses.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Jakarta Yayat Supriatna mengatakan, untuk pemesanan tiket kereta seharusnya bisa dilakukan pembatasan, seperti penegasan untuk masyarakat yang memesan melalui online maupun yang pesan langsung ke konter tiket stasiun. Bagaimanapun, tiket yang digunakan online pasti lebih cepat dibandingkan dengan masyarakat yang datang langsung.
Intinya, transparansi harus dilakukan PT KAI biar masyarakat tidak merasa sia-sia, jangan sampai karena kemudahan, banyakyangdirugikan,” ujarYayat. Sementara itu, salah satu masyarakat asal luar kota, Adi Putu Harto, 27, mengaku belum berpikir untuk memesan tiket mudik Lebaran nanti.
Ia beralasan, belum adanya pemberitahuan untuk hari cuti bersama membuat pria yang bekerja di salah satu perusahaan reklame di Kelapa Gading, Jakarta Utara itu harus menunda memesan tiketnya. ”Ntar kalau sudah ada pemberitahuan cuti bersama, baru saya pesan,” ungkap pria asal Cirebon, Jawa Barat ini.
Yan yusuf/ rahmat fiansyah/ant
Tiket yang dipesan untuk jarak menengah-jauh, baik eksekutif maupun ekonomi. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Pusat Agus Komarudin menjelaskan, pemesanan bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari datang langsung ke konter penjualan tiket se-Indonesia, kantor pos, pegadaian, minimarket yang telah bekerja sama, online pada laman internet KAI (tiket. kereta-api.co.id ), hingga hotline centre KAI 121.
Pemesanan tiket juga bisa lewat laman internet swasta pendukung, aplikasi android, dan yang terbaru, mesin e-Kiosk. ”Kita menyediakan berbagai pilihan kepada masyarakat. Penjualan tiket KA pada H-90 Lebaran ini bertujuan untuk melayani masyarakat agar bisa merencanakan perjalanan. Jadi, mereka bisa mengatur jauhjauh hari,” ujar Agus, saat dihubungi, kemarin.
Mantan kepala Humas, Daerah Operasional (Daop) I PT KAI itu menjelaskan, pemesan tiket hanya bisa dilakukan untuk tiket pemberangkatan H-7 Lebaran, yakni Sabtu (11/7). Sementara khusus untuk tiket balik atau pada Senin (20/7), tiket tersebut dapat dipesan mulai dari Senin (20/4) pekan depan.
”PT KAI menyediakan 88.676 kursi penumpang untuk KA reguler yang biasa digunakan untuk angkutan Lebaran. Angka ini belum termasuk KA Lebaran tambahan dan KA Lokal,” katanya.
Dari Yogyakarta, meskipun saat ini PT KAI sudah membuka reservasi tiket untuk H-10 Lebaran, pemesanan tiket kereta api untuk perjalanan arus mudik Lebaran diperkirakan mulai ramai pekan depan, terutama untuk pembelian tiket H-2 Lebaran bisa dipesan oleh calon penumpang pada 16 April. Namun, untuk Daerah Operasi VI, tiket pemesanan tiket paling ramai untuk arus balik.
Manajer Komunikasi Korporat PT KAI Daop VI Yogyakarta Gatot Sutiyatmoko menjelaskan, untuk pemesanan tiket, nama penumpang yang tertera di tiket harus sama dengan nama calon penumpang yang berangkat, dibuktikan dengan kartu identitas resmi. ”Bila petugas menemukan ketidaksesuaian nama saat boarding, penumpang tidak diperbolehkan masuk ke peron stasiun atau penumpang bisa diturunkan di stasiun berikutnya,” katanya.
Dia lantas menuturkan, PT KAI akan melakukan pemantauan angkutan Lebaran selama 22 hari, yaitu mulai H-10 hingga H+10 Lebaran. Namun, untuk rencana operasi Angkutan Lebaran 2015 belum ditetapkan, biasanya ditetapkan satu bulan sebelum Lebaran. untuk diketahui. saat ini PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta menjalankan 20 rangkaian kereta api ke berbagai tujuan, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang ,dan Banyuwangi.
Selain itu, terdapat 12 rangkaian kereta yang melintas dan singgah di sejumlah stasiun di Daerah Operasi VI. Wakil Ketua Komisi V Muhidin M Said mengapresiasi langkah KAI menerapkan sistem online dalam membeli tiket. Menurut dia, selain memudahkan calon penumpang untuk membeli tiket, sistem online bisa menghindari praktik calo.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan, sistem manual berpotensi memunculkan kesalahan, terutama terjadinya double-seat . Dengan kata lain, kata dia, sistem online akan mencegah terjadinya hal ini. ”Jadi semua bisa dipertanggungjawabkan seperti naik pesawat, penumpang dan nomor kursi sama,” imbuh dia.
Kendati demikian, dia meminta kepada KAI untuk memperbaiki infrastruktur online untuk menunjang sistem tersebut. Infrastruktur online ini, kata dia, termasuk server, jaringan data antarstasiun, dan pintu akses.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Jakarta Yayat Supriatna mengatakan, untuk pemesanan tiket kereta seharusnya bisa dilakukan pembatasan, seperti penegasan untuk masyarakat yang memesan melalui online maupun yang pesan langsung ke konter tiket stasiun. Bagaimanapun, tiket yang digunakan online pasti lebih cepat dibandingkan dengan masyarakat yang datang langsung.
Intinya, transparansi harus dilakukan PT KAI biar masyarakat tidak merasa sia-sia, jangan sampai karena kemudahan, banyakyangdirugikan,” ujarYayat. Sementara itu, salah satu masyarakat asal luar kota, Adi Putu Harto, 27, mengaku belum berpikir untuk memesan tiket mudik Lebaran nanti.
Ia beralasan, belum adanya pemberitahuan untuk hari cuti bersama membuat pria yang bekerja di salah satu perusahaan reklame di Kelapa Gading, Jakarta Utara itu harus menunda memesan tiketnya. ”Ntar kalau sudah ada pemberitahuan cuti bersama, baru saya pesan,” ungkap pria asal Cirebon, Jawa Barat ini.
Yan yusuf/ rahmat fiansyah/ant
(ftr)