Dikira Bawa Uang Banyak, Karyawan SPBU Ditembak

Jum'at, 10 April 2015 - 10:22 WIB
Dikira Bawa Uang Banyak,...
Dikira Bawa Uang Banyak, Karyawan SPBU Ditembak
A A A
DEPOK - Seorang karyawan SPBU ditembak dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor di Jalan Ciherang, Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok, pukul 14.50 WIB, Rabu(8/4).

Joko Santoso, 31, yang saat itu mengendarai vespa, dipepet para pelaku, kemudian salah satu pelaku merebut tas yang dibawanya. Karena tasnya dirampas, korban melakukan perlawanan. Lalu, pelaku lainnya mengeluarkan senjata api dan menembak korban hingga mengenai pundak, bawah ketiak, serta paha kanan.

Ketika korban tidak berkutik, pelaku melarikan diri dengan membawa tas. Korban dibawa ke RS Sentra Medika, kemudian dirujuk ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. ”Dari informasi bos SPBU saat itu Joko sedang tidak bawa uang dan tidak akan setor uang SPBU ke bank. Biasanya memang selalu Joko yang setor ke bank, tapi tadi kebetulan bukan dia. Uang sudah dibawa bosnya untuk disetor ke bank,” kata Ari, 42, sepupu Joko, kemarin.

Namun, sepertinya para pelaku telah mengincar Joko yang diduga membawa uang dalam jumlah banyak. Kepala Urusan Humas Polresta Depok Ipda Bagus Suwardi mengatakan, pelaku diduga sudah mengintai korban sejak lama. Saat korban melintas sendirian, mereka melancarkan aksinya. ”Korban melawan sehingga pelaku menembaknya,” ucapnya.

Kasus ini masih didalami oleh polisi dengan memeriksa beberapa saksi. Dia mengimbau seluruh masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap ancaman kejahatan terutama kejahatan jalanan. Jika membawa uang dalam jumlah besar, sebaiknya dilakukan pengawalan demi keamanan.

Di tempat terpisah, komplotan pencurian modus pecah kaca ditangkap aparat Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Pelaku yang berjumlah 11 orang yang menamakan kelompok ”api-api” itu kerap menyasar mobil di jalanan atau parkiran umum.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan, kelompok ini sudah dibuntuti sejak satu bulan lalu. ”Modusnya seolah- olah memberi tahu ban mobil kempes,” ujarnya.

Dari 11 tersangka ini terdiri atas tiga kelompok yang dipimpin oleh tiga kapten yakni Tongseng, Chandra, dan Agung. Sementara enam tersangka lainnya berperan sebagai eksekutor atau dikenal dengan istilah ”bebek- bebekan” dan dua penadah. ”Mereka dibekuk di Pramuka, Jakarta Timur,” katanya.

Kelompok ”api-api” yang menyasar mobil di jalan menggunakan modusnya dengan berpura-pura memberitahukan korban bahwa bannya kempes. Jika korban tidak menepikan mobilnya, pelaku lain yang berada di belakang pelaku sebelumnya akan memberi tahu kepada korban dengan hal yang sama. ”Untuk lebih meyakinkan lagi, pelaku lain untuk ketiga kalinya akan mem-beri tahu korban hal yang sama,” ucapnya.

Hingga akhirnya korban terperdaya dan menepikan mobilnya. Ketika korban membuka pintu mobil untuk mengecek ban, saat itulah pelaku akan mengambil barang-barang berharga milik korban. ”Mereka mengambil tas karena biasanya orang menyimpan barangbarangnya di tas,” ungkapnya.

Selain menggunakan modus ban kempes, para pelaku juga mengincar barang di mobil yang diparkir di parkiran umum. Mereka merusak kaca jendela mobil dengan pecahan busi. Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti sejumlah tas, laptop, handphone, dan sepeda motor yang digunakan tersangka saat beraksi.

Sebelum beraksi komplotan ini melakukan ritual. Para pelaku bahkan membawa jimat agar lolos dari tangkapan massa atau aparat kepolisian. ”Mereka memakai baju jimat,” kata Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Siswo Yuwono.

Selain baju jimat, mereka juga memiliki empat buah jimat bertuliskan Arab pada sebuah kain kecil. Selain memegang jimat, kelompok ”api-api” juga selalu berkonsultasi dengan dukun mereka sebelum melakukan aksinya. Dukun itu akan memberikan kode semacam petuah untuk lokasi sasaran aksi mereka.

”Kalau dukunnya kasih kode di timur ombaknya kecil, artinya dia boleh main di timur, tetapi kemungkinan ketangkepnya kecil atau di selatan ombaknya besar, artinya risiko mereka main di selatan besar, tertangkap massa atau apa,” tuturnya.

R ratna purnama/ helmi syarif
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0818 seconds (0.1#10.140)