Kuliner Indonesia Kurang Promosi

Jum'at, 10 April 2015 - 10:02 WIB
Kuliner Indonesia Kurang Promosi
Kuliner Indonesia Kurang Promosi
A A A
JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI) percaya diri kuliner Indonesia bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) awal 2016 mendatang.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APJI Rahayu Setyowati atau akrab disapa Ayu Mulyadi mengatakan, makanan atau kuliner Indonesia sebetulnya tidak kalah dengan negara lain. Hanya, selama ini kurang terpromosikan dan terpublikasikan dengan baik.

”Kita lihat kenapa usaha kecil menengah (UKM) di Thailand maju dan restorannya tersebar di banyak negara? Itu dikarenakan pemerintahnya campur tangan dan publikasinya gencar juga,” ujarnya di selasela kunjungan ke Gedung SINDO di Jakarta kemarin.

Menurut Ayu, APJI melalui sejumlah programnya berusaha melejitkan kuliner Indonesia ke mancanegara. Upaya membangun jejaring antara lain dilakukan melalui komunikasi yang intens dengan para duta besar di luar negeri. Dari pengalaman mengikuti kegiatan pameran dan business matching di luar negeri, terbukti makanan Indonesia sangat diminati.

”Misalnya tahun lalu kami, 42 peserta, berangkat ke Brunai Darussalam. Ada kebanggaan karena begitu pameran dibuka, beberapa produk makanan dari APJI minta diekspor ke Brunei,” sebut pemilik usaha katering Topas Ayu itu. Setiappermintaanekspormemang tidak serta-merta bisa dipenuhi, terutama untuk produk UKM.

Pasalnya, kata Ayu, banyak produk UKM Indonesia yang belum bersertifikat, kemasannya kurang menarik, dan volume produksinya yangkecil. Dalamhal ini, kementerian terkait harus mendorong peningkatan kualitas produk UKM sehingga bisa berdaya saing dan layak ekspor. ”Kami di APJI juga menjalin kemitraan dengan perbankan yang bisa memberikan pinjaman modal untuk UKM binaan yang bergerak di bidang jasa boga,” tuturnya.

Kepala Bidang Kemitraan APJI Debby Utami Tjindarbumi menambahkan, misi APJI untuk go international tidak semata berdagang atau berjualan kuliner, tetapi juga produk budaya Indonesia lainnya. Selain negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, tahun ini APJI akan berpartisipasi dalam pameran di Hong Kong.

Sementara terkait MEA, APJI menyadari gempuran kuliner asing yang masuk melalui sistem waralaba kemungkinan akan lebih banyak. Hal itu tidak bisa dihindari mengingat saat ini sudah erapasarbebas. AgarkulinerIndonesia tetap jadi tuan rumah di negeri sendiri, kampanye cinta kuliner Indonesia harus digencarkan.

Di sisi lain, perlu ada upaya perlindungan dan promosi untuk mengangkat kuliner khas dari masing- masing daerah di Indonesia. ”Kami sudah roadshow ke daerah-daerah dan sowan ke para gubernur. Kita minta gubernur melindungi kuliner di daerahnya, terutama yang dihasilkan pelaku UKM supaya tidak hilang,” papar Ayu.

Dia menambahkan, koordinasi dengan pelaku boga di daerah lebih mudah, mengingat APJI sudah punya perwakilan cabang di 30 propinsi dan ditargetkan tahun ini sudah hadir di 34 provinsi.

Didirikan pada 1987, APJI terus berkembang dan sudah mencapai 30.000 anggota. Organisasi ini menjadi wadah bagi perusahaan dan pengusaha yang bergerak di bidang jasa penyediaan makanan dan minuman atau yang lebih akrab dengan istilah katering.

Tren kuliner di Indonesia ke depan diyakini akan mengalami kemajuan pesat. APJI dengan misinya ingin menjadikan kuliner Indonesia tuan rumah di negeri sendiri dan bisa memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia.

Inda susanti
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3573 seconds (0.1#10.140)